PEMILIHAN BUPATI

First topic message reminder :

*disalin dari http://sumpenoputro.com


Tahapan Pilkada Gunungkidul 2010



Tahapan Pemilihan Bupati Gunungkidul (GK) 2010-2015. Berdasarkan informasi KPUD Gunungkidul yang kami peroleh dari web PemKab GK. Tahapan dalam proses Pilkada Gunungkidul secara umum yaitu :

* 22 Februari – 1 Maret 2010 masa pendaftaran pasangan
calon Bupati.

* 2 – 22 Maret 2010 KPUD memeriksa berkas-berkas
persyaratan yang diserahkan empat pasangan yang
mendaftar. Verifikasi faktual dilakukan pada semua parpol
yang dokumennya sudah ada di KPUD saat mengambil
formulir pendaftaran pasangan bacabup-bacawabup.

* 23-24 Maret 2010 Penetapan dan penentuan nomor urut
calon Pasangan calon Bupati-wakil Bupati.

* 06 - 19 Mei Masa Kampanye

* 23 Mei 2010 Pencoblosan Pilkada langsung.

KPUD melakukan verifikasi bersama tim yang terdiri dari perwakilan pihak terkait, beberpa Instasi yang terlibat dalam
Proses Pilkada 2010 ini antara lain :

* Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
* Kesbangpolinmas
* Kepolisian (polres Gunungkidul)
* Departemen Agama
* Pengadilan Negeri Wonosari
* RSUD Wonosari
* Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bagi pasangan yang sudah didaftarkan ke KPUD tidak ada
lagi kesempatan mengubah pasangan untuk maju. Adapun pasangan calon yang mendaftar antara lain : Suharto – Arif Gunadi No. Urut 1, Sutrisno – Slamet No. urut 2. Sumpeno – Badingah No. Urut 3, dan Yanto – Ngadiyono No. Urut 4, Disampaikan oleh ketua KPUD Gunungkidul Sukimin yang dirangkum dari web Pemkab GK.

Lha iki sing tukang update sopo?

Monggo dishare teng mriki...

kang gyar tidak bikin info lagi gmn tu..........ktnya ada peluang dari independen tapi ttd yang di kumpulkan -/+ 22 rb pdd berapa hari ya minta ttd itu.........dang sik arep maju gek di keluarkan biar ada penilaian dari masyarakat.......... tapi kena apa yang di kejar2 partai PAN partai yang lain kemana yaaaaaaaaaaaaaa PDIP kan juga suaranya cukup jg dan partai lain bisa di gabung2 kan...........atau barang kali masih ada budaya nenek moyang yang JER BASUKI MOWO BEO..........artinya ada pungli2 lagi bagi calon di lembaga2 tsb........ya muga2 sudah insyaf dan td ada lagi yang menghalalkan segala cara........tuk apa kaya raya di dunia mati jg td di bawa.........cukup ada bersyukurlah wahai teman..............pejabat semua

Gimana kabar calon Bupati Idolaku...

SURYA ONLINE, 5 Nov. 09


Pilkada Gunung Kidul Habiskan Dana Rp 13,4 M
Kamis, 5 Nopember 2009 | 10:40 WIB | Posts by: jps | Kategori: Berita Terkini, Jateng & Jogja | ShareThis

Gunungkidul - SURYA- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menganggarkan dana sebesar Rp13,4 miliar untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2010.

“Kami telah memulai tahapan pelaksanaan pilkada Gunungkidul 2010. Untuk tahapan awal membentuk panitia pengawas dan melakukan sosialisasi. Kami memperkirakan dana yang dihabiskan untuk pembiayaan seluruh tahapan pelaksanaan pilkada mencapai Rp13,4 miliar,” kata Ketua KPU Gunungkidul Sukimin di Wonosari, Kamis.

Ia mengatakan, dana penyelenggaraan pilkada digunakan untuk membiayai seluruh tahapan dan pemilihan bupati dan wakil bupati Gunungkidul hingga pelaksanaan pilkada dua putaran.
“Kami akan mengadakan rapat koordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk membahas kebutuhan anggaran pelaksanaan pilkada, hal itu dilakukan untuk menyatukan pemahaman antara KPU dan pemerintah daerah,” katanya.

Menurut dia, biaya penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, sebagian besar tersedot untuk membayar honorarium panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS). Kemungkinan besar honor PPK dan PPS ini disamakan dengan honor saat pelaksanaan pemilu.

“Saat ini KPU Gunungkidul sedang mempersiapkan akta hibah untuk memperoleh dana penyelenggaraan pilkada dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul,” katanya.
Ia menjelaskan KPU Gunungkidul telah memulai tahapan pelaksanaan pilkada, yakni diawali dengan pembentukan panitia pengawas pemilihan umum (panwaslu) pilkada Gunungkidul 2010.

“Pembukaan pendaftaran panwaslu dilaksanakan pada pekan ini, yakni dimulai Senin (2/11) hingga Sabtu (7/11). Setelah melakukan seleksi, maka enam pendaftar yang lolos akan diserahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), selanjutnya Bawaslu akan menetapkan tiga anggota panwaslu pilkada Gunungkidul 2010,” katanya.

Menurut dia, daftar pemilih sementara (DPS) yang akan digunakan pada pilkada Gunungkidul berasal dari daftar pemilih tetap (DPT) pemilu presiden. Hal itu sesuai dengan perintah undang-undang bahwa DPS pilkada diambil dari DPT pemilu.

“Pelaksanaan pemungutan suara tahap I akan dilaksanakan pada 23 Mei 2010, apabila pilkada harus diselesaikan hingga tahap II maka pelaksanaanya akan berlangsung pada 25 Juli 2010,” katanya. ant

sungguh ironis, dengan kondisi masyarakat yg membutuhkan air bersih saat kemarau

Tidak usah pemilu aja po...........mending bopati dipilih aja Sultan HB-10 calon nya di ajukan saja kita kan daerah istimewa dari pada dana besar utk pemilu tapi harus diawasi pengeluarannya biar tidak di selewengkan pak sukimin..............

namanya juga cari proyek kang...


kalaupun kgk ada proyek.. ya diada-adain..

maklum daerah kita kan minus..........apaan jd pejabat kalau tidak ada hasil..........kali gitu pikirnya yaaaaaaaaaaaaaaaaaa ini cuma kira2

Saya setuju pemikiran Raden Mas Yoyo bahkan, seluruh kabupaten di DIY, termasuk Gunung Kidul tidak usah mengikuti Pilkada (Pilbup/Wabup) ternyata menghabiskan dana rakyat yg cukup banyak, sementara yang memimpin hasil Pilkada juga tidak sesuai harapan rakyat...
Selain dana yang terhamburkan, persatuan warga terkoyak... seperti yg terjadi saat ini infonya sudah ada calon Bupati yang sudah diancam dari kelompok pendukung Cabup lain untuk mundur....
Yang satu calon sudah 80 % menyatakan Mundur.. yang satu calon diancam jika tidak mundur... ini yang menjadikan pesta demokrasi pembodohan... bukan memilih pemimpin GK yang kita dambakan...

smakin gak jelas saja ....

BERITA LANJUT MANAAAAAAAAAAAAAAA

Ada info menarik Pilkada Gunung Kidul....
Ada calon yg mundur karena adanya intervensi/ancaman dari calon lain...
Wah... Pesta yg tercela disaat belum waktunya nih...

Initial sopo sik mundur bok sik jelas.............

Monday, 07 December 2009




GUNUNGKIDUL (SI) – Setelah dilakukan voting untuk menentukan dua nama
yang akan diusulkan ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), DPD PAN
Gunungkidul memilih memasrahkan penentuan kepada DPW.




Hal ini dilakukan mengingat
hasil voting juga tidak menunjukkan selisih suara yang besar.”Pasti
beda cerita jika hasil perolehan suara njomplang.Untuk itu yakita
pasrahkan ke DPW,” kata Sekretaris DPD PAN Gunungkidul Arief Setiadi
kemarin. Hasil voting menunjukkan, Sumpeno Putro lebih unggul tipis
atas Suharto. Menurut dia, sesuai dengan mekanisme, maka tugas DPD
sudah selesai dengan bisa mengerucutkan dua nama tersebut. Namun
demikian, pihaknya menyatakan siap jika DPW meminta masukan berkenaan
dengan pengambilan keputusan yang akan dilakukan.

”Jika
diminta memberikan masukan, maka hasil voting akan kita sampaikan,”
tandas Arief yang juga tercatat menjadi anggota DPRD Gunungkidul ini.
Wakil Ketua DPD PAN Gunungkidul Sukrino berpendapat, seharusnya DPW
sudah bisa melihat apa yang akan diputuskan dengan hasil voting.Untuk
itu dia meminta DPW bisa menjaga amanat dari DPD PAN sehingga tidak
melukai proses yang sudah dilakukan.” Hasil voting jika diranking kan
jelas, Sumpeno lebih unggul dari Suharto,”kata dia. Mantan anggota DPRD
Gunungkidul ini juga heran ketika di atas kertas seharusnya posisi
incumbent itu menang. ”Jika melihat posisi.

Kan seharusnya
Suharto yang menang. Dia sudah lima tahun bekerja dengan PAN. Tetapi
kan realitas politiknya tidak demikian,”sindirnya. DPW PAN DIY
menegaskan Sumpeno Putro tidak otomatis akan menjadi cabup yang diusung
oleh PAN. Menurut Ketua Tim Penjaringan Cabup-Cawabup DPW PAN DIY
Nazaruddin, ada beberapa variabel yang akan digunakan dalam menentukan
siapa yang akan diusung.”Voting itu hanya bagian dari variabel
pertimbangan,”kata dia. DPW PAN juga akan mempertimbangkan poling yang
telah dilakukan oleh DPP PAN. Selain itu ada beberapa variabel yang
sampai saat ini masih terus dibahas di internal DPW.

Cabup
incumbent PAN, Suharto menyatakan tidak mempermasalahkan dengan hasil
voting yang menyatakan dirinya kalah. Bupati Gunungkidul ini mengaku
menyerahkan mekanisme di internal partai dan tidak akan intervensi.
”Ini kanpolitik jadi seperti air mengalir saja. Saya juga tetap baik
dengan Pak Sumpeno,” ungkapnya. (suharjono)

Wah-wah.........semakin panas nih GK gemana kabar berikut lanjutkan....................berita ditunggu.............berita sumber dari mana mas Bowo tlg di tulis

maaf pak saya bantu doa saja dr jauuuhhh ...
maju terussssssss ....

kompas, selasa 8 desember 2009


Wabup Badingah Tak Berkomentar
Artikel Terkait:

* Suharto Tak Masalah Nomor Dua dalam Voting

Selasa, 8 Desember 2009 | 20:30 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Pendapat dari Wakil Bupati Gunung Kidul Badingah akan menjadi salah satu pertimbangan bagi Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Gunung Kidul dalam menentukan siapa calon wakil bupati yang namanya diusung ke DPW PAN DIY. Nama yang mencuat kuat saat ini adalah Sumpeno Putro, yang dalam voting mengungguli Suharto, bupati sekarang.

Badingah sendiri adalah nama yang diusung sebagai calon wakil bupatinya nanti dalam Pilkada 2010. Namun Badingah, tidak bersedia memberi komentar saat menghadapi pertanyaan yang dilontarkan wartawan, Selasa (8/12/09) di Wonosari.

Ditanya lebih lanjut apakah ia akan tunduk pada aturan PAN, Badingah hanya memberi isyarat mengiyakan.

Secara terpisah, Sumpeno tak mau berkomentar seberapa optimististis dirinya untuk bisa lolos terpilih dan menyingkirkan Suharto. “Kita lihat saja hasilnya nanti. Nanti DPW PAN kan hanya akan mengusung satu nama,” ujar Sumpeno, mantan dirjen peningkatan kualitas kelembagaan dan pemasaran Departemen Kelautan dan Perikanan ini.

Sumpeno sekarang adalah dosen di Fakultas Pertanian UGM, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, dan dosen Bioteknologi di Swiss German University (Serpong, Banten).

kompas, senin 7 desember 2009

Suharto Tak Masalah Nomor Dua dalam Voting
Senin, 7 Desember 2009 | 21:36 WIB

WONOSARI, KOMPAS.com - Bupati Gunung Kidul Suharto tak mempermasalahkan voting oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Gunung Kidul yang menempatkannya di urutan kedua, dibawah Sumpeno Putro. Voting tersebut, dianggapnya proses demokrasi yang wajar sehingga Suharto tak merasa dicurangi.

"Biarkan semua seperti air mengalir saja. Voting itu kan proses biasa. Berbeda pendapat itu kan juga hal biasa, tidak usah dipermasalahkan, ya. Sebagai pelamar, saya kan juga mesti tunduk pada kebijakan partai. PAN Gunung Kidul nanti kan menyerahkan dua nama ke DPW PAN DIY. Saya sendiri nggak masalah ada di nomor satu atau nomor dua untuk diajukan," ucap Suharto, Senin (7/12) di Wonosari.

Dalam voting yang digelar dalam rapat pleno DPD PAN Gunung Kidul Minggu lalu, sebanyak 75 persen suara mendukung Sumpeno smeentara Suharto hanya meraih 56 suara. Adapun 52 suara lain, dinyatakan hilang karena mereka yang berhak memberi suara, tak hadir dalam pleno DPD PAN itu. Sumpeno, yang adalah pensiunan pejabat di Departemen Kelautan, sekarang bekerja sebagai dosen tamu di beberapa perguruan tinggi, dan juga pakar pangan.

Jika dalam voting Suharto kalah, namun dalam polling calon bupati yang sebelumnya diadakan PAN, Suharto justru mengungguli Sumpeno dengan 41,99 persen. Sumpeno hanya mengantongi 8,23 persen.

Dikonfirmasi terpisah, Sutata, Ketua DPD PAN Gunung Kidul mengatakan polling dan voting, juga pendapat dari Badingah (Wakil Bupati Gunung Kidul) nantinya, adalah tiga dari beberapa parameter yang dijadikan acuan bagi PAN Gunung Kidul untuk mengajukan nama. Namun Sutata tak menyebut mana parameter yang paling menentukan, dan apakah calon "nomor dua" usulan PAN Gunung Kidul akan lebih kencang didesakkan ke DPW PAN DIY. Sutata juga menolak anggapan bahwa adanya voting adalah salah satu upaya menjegal Suharto. Suharto sendiri tak merasa dicurangi PAN, dan hubungannya dengan Sumpeno baik-baik saja.

Dalam pleno, sempat muncul perdebatan sehubungan mundurnya satu kandidat Dalil Suhadi, dan keberatan sebagian pengurus PAN terhadap adanya voting. Dalil mundur karena merasa tak cocok lagi dengan mekanisme yang dilakukan PAN. Sutata mengaku, PAN baru akan berembuk untuk menjatuhkan sanksi bagi Dalil. "Yang jelas, dia sudah menandatangani perjanjian untuk tidak mundur dan akan menjalani semua proses seleksi. Dia tak bisa seenaknya mundur," ucapnya.

Sumpeno, saat dikonrfirmasi malam ini, belum bisa memberi komentar. "Nanti malam saja, saya saat ini sedang rapat," ujarnya.

wah - wah semakin sulit atau solid yoooooooooo dukung do'a wae sopo sik dadi sik penting ora dho cakar-cakaran dan santun..............

Mana berita dari calon atau partai lain...........emang GK cuma ada PAN.........

Satu-Satu Buang Handuk
(JAWA POS RADAR JOGJA)
Kandidat Balonbup Cawabup Keberatan Dana Pemenangan
GUNUNGKIDUL – Sejumlah tokoh yang diproyeksikan maju dalam Pilkada, mulai ‘buang handuk”. Biaya yang ditanggung untuk memenangkan Pilkada dirasa terlalu besar, sehingga mereka memilih mengundurkan diri.

Salah seorang kandidat bakal calon wakil bupati dari Partai Keadilan Sejahtera Gunungkidul Imam Taufik, sudah menyatakan pengunduran diri. Dia sangat realistis, eman-eman dengan uangnya. “Saya harus realistis. Tidak mungkin mengeluarkan uang bermiliar-miliar,” ujarnya.

Imam sebelumnya masuk dalam bursa calon wakil bupati PKS bersama Arif Wibowo, Barid Hamroni dan Maemun. Dengan mendurnya Imam, tiga nama itulah yang direkomendasikan ke Dewan Pengurus Wilayah.

Pramana, pengusaha yang sebelumnya telah menyatakan diri untuk maju Pilkada dengan jalur independen mengaku sedang mempertimbangkan untuk tidak jadi mencalonkan diri, baik sebagai calon bupati maupun wakil bupati. Ia mengakui, amunisi logistik yang ia punya sangat terbatas. “Saya akan tunda niat untuk maju Pilkada hingga 2015 mendatang,” ungkapnya.

Sebagai seorang pengusaha yang tidak mempunyai latar belakang birokrat maupun parpol, Pramana mengaku harus berpikir berulang kali jika berhadapan dengan kandidat-kandidat lain yang mempunyai variabel-variabel tersebut. “Lagipula, saya juga bukan asli putra Gunungkidul. Ini juga harus saya pikirkan,” sambung dia.

Jika niatan untuk maju dalam Pilkada 2010 benar-benar batal, ia akan berkonsentrasi penuh dengan beberapa jenis usahanya. Selain mempunyai sebuah SPBU di daerah Gading Playen, Pramana juga merupakan owner dari Bank Perkreditan Rakyat Bumi Karya Pala. “Uang yang seharsunya saya siapkan untuk nyalon, akan saya gunakan untuk mengembangkan usaha saya. Itu akan lebih baik,” sambung Pramana.

Dalil Suhadi, tokoh yang merapat ke PDIP, juga dikabarkan tengah mempertimbangkan diri untuk mengundurkan diri dari bursa calon bupati karena alasan dana. Dalil sebelumnya sudah mengundurkan diri dari proses penjaringan calon bupati PAN karena merasa proses di partai itu terlalu berbelit-belit.

Sayang, ketika wartawan tidak berhasil mengkonfirmasikan hal itu kepada Dalil. Ponselnya hanya menyambung nada tunggu ketika dihubungi. Namun kabar tentang Dalil itu sudah terdengar santer di tubuh PDIP Gunungkidul. Anggota Fraksi PDIP Warta mengaku sudah mendengar kabar itu. “Saya dengar demikian,” ujarnya.

Ia mengaku tidak khawatir akan terjadi krisis calon di tubuh partainya jika Dalil benar-benar mengundurkan diri dari penjaringan di PDIP. Warta, yang telah mengambil formulir calon bupati PDIP itu menyatakan kesiapannya jika PDIP menunjuk dirinya sebagai calon bupati di Pilkada nanti. “Saya siap,” ujar politisi yang bermukim di Semin itu.

Sementara itu, DPD PAN Gunungkidul menyatakan menyerahkan sepenuhnya keputusan pengusungan calon bupati kepada pengurus tingkat DPW. Salah satu alasnnya, hasil voting yang dilakukan dalam pleno tidak menunjukkan selisih suara yang besar. “Kami ikut petunjuk DPW,” kata Ketua DPD PAN Gunungkidul Sutata. Sesuai dengan mekanisme partai, tugas DPD sudah selesai dengan adanya dua nama teratas dalam voting itu. (hsa)

Minta Biografi masing2 Bakal Calon Bupati Gunung Kidul.....

yo mana biografinya tak kenal maka tak sayang......omong2 teman2 masih punya hak utk milih ora kiiiii

makin panassss ....

*radar jogja*
16 Desember 2009


Hibah APBD RentanKepentingan Politis
Bisa Pengaruhi Psikologis Masyarakat Sebagai Pemilih

GUNUNGKIDUL - Tahun ini dan tahun depan, banyak dana hibah yang dianggarkan Pemkab Gunungkidul melalui APBD untuk kepentingan umum. Berdasarkan draft KUA PPAS, besaran bantuan hibah yang ada dalam APBD Gunungkidul 2010 mencapai Rp 13,9 miliar. Karena penganggaran ini berdekatan dengan pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati 2010, maka penganggaran ini sangat sarat dengan kepentingan politik.

Aktivis Jogja Corruption Watch (ICW) Syarifuddin M Kasim mengatakan, peningkatan bantuan hibah dan bantuan sosial menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini, perlu diwaspadai karena berpotensi menjadi anggaran politik.

"Pemerintah daerah bisa saja mengalokasikan dana itu melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Namun, kenapa harus lewat bantuan hibah dan sosial," kata Syarifuddin kepada wartawan.

Modus itu dilakukan agar pemerintah daerah seolah-olah bisa menjadi sosok yang murah hati dengan menggelontorkan bantuan tersebut. "Hal ini dapat memengaruhi psikologis warga Kabupaten Gunungkidul yang juga merupakan pemilih nantinya," ujarnya.

Mengutip penelitian yang dilakukan Indonesian Corruption Watch, di sejumlah daerah di Indonesia, ditemukan adanya peningkatan jumlah bantuan hibah dan sosial dalam APBD. Besarnya dana bantuan hibah kemudian diikuti dengan kemenangan calon incumbent pada Pilkada 2008. Daerah yang kedapatan terjadi kondisi itu adalah Tabanan Bali, Kabupaten Bandung Jawa Barat, dan Bau-Bau Sulawesi Tenggara.

Nah pada pilbup Mei 2010 nanti, Bupati Gunungkidul Suharto juga disebut-sebut menjadi calon kuat bupati 2010--2015. Kembali pada penganggaran bantuan hibah dan bantuan sosial Gunungkidul, menurut Syarifuddin, kebijakan yang diambil pemkab tersebut, sangat berpotensi mengandung kepentingan politik. "Yang juga harus diawasi adalah proses pencairannya," tandasnya.

Menurutnya, agar dana hibah dan bantuan sosial itu sampai pada sasarannya, diperlukan kesadaran politik dari warga dan pengawasan yang ketat dari lembaga yang berkompeten. "Tujuannya untuk menjamin dana itu biar sesuai dengan tujuannya, karena dana itu memang sudah dianggarkan," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Slamet mengutip pandangan umum Fraksi Golkar menjelaskan, kelemahan utama Gunungkidul dalam mengelola belanja daerah adalah alokasi yang belum menjawab kepentingan publik.

Dia mencontohkan sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) di setiap tahun anggaran yang selalu terjadi dengan angka yang cukup tinggi. "Hal ini menunjukkan perencanaan yang lemah, tidak akurat dan rendahnya kinerja aparatur pemerintahan daerah dalam penyediaan pelayanan public," ungkapnya.

Tren silpa yang besar juga rawan untuk disalahgunakan pemanfaatannya. "Oleh karena itu, ada masa yang akan datang perlu dicegah agar hal tersebut tidak terulang kembali," tandasnya. (hsa)

*Jawa Pos*
2 Desember 2009


Fenomena Menarik, Kandidat Cabup Gunungkidul Didominasi Orang Ponjong

Ada fenomena menarik diatmosfer politik jelang Pilkada Gunungkidul 2010. Dari banyaknya tokoh yang mengklaim akan maju sebagai calon bupati, ternyata hampir kesemuanya merupakan tokoh kelahiran kecamatan Ponjong.

HENRI SAPUTRO, Gunungkidul

---

Entah mengapa, Ponjong mampu melahirkan pemimpin dan tokoh politik yang mumpuni. Tak ada yang istimewa dari kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah ini, selain konsep pengairan pertaniannya. Tidak heran, karena penduduk kecamatan Ponjong kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani. Data yang dimiliki Pemkab menyebutkan, sebanyak 25.875 warga Ponjong bertani. Jumlah penduduk kecamatan itu pada taun 2007 ada sebanyak 55.443 jiwa.

Tokoh kelahiran Ponjong pertama yang perlu disebutkan tentu saja Bupati Suharto. Suharto merupakan bupati Gunungkidul yang ke-25.

Bupati pertama Gunungkidul adalah Mas Tumenggung Poncodirjo, yang menjabat sebagai Bupati pada 1950. Ia terhitung sebagai bupati pertama karena pada tahun itu lahir Undang Undang nomor 15 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta. Sejatinya, sebelum Poncodirjo sudah ada 13 bupati yang menjabat. Poncodirjo sendiri tidak lama menjabat karena karena adanya penentuan batas daerah Gunungkidul antara Kesultanan dan Mangkunegaran II pada 13 Mei 1831. Menurut Buku Papretahan Projo Kejawen yang ditulis oleh Mr Raden Mas Suryadiningrat, berdirinya kabuoaten Gunungkidul lengkap dengan sistem pemerintahannya, ternyata bersamaan dengan kabupaten lain di DIJ, yakni setahun pasca perang Diponegoro. Pada waktu itu, kepala daerah Gunungkidul tidak disebut dengan Bupati, melainkan Riyo.

Kembali ke Bupati Suharto, selain putra daerah Ponjong, Suharto juga merupakan alumnus Fakultas Hukum sebuah perguruan tinggi di Jogja. Pada 2005 ia mampu memenangkan Pilkada setelah berpasangan dengan Badingah dan diusung oleh Partai Amanat Nasional. Saat ini, mantan Kepala Bawasda DIJ itu tengah berupaya untuk memenangkan proses penjaringan di partai berlambang matahari biru tersebut untuk kembali maju pada tahun 2010 nanti.

Kandidat calon bupati yang juga kelahiran kecamatan Ponjong adalah legislator PDIP, Budi Utama. Berlatar belakang pengusaha dan akademisi, Budi disebut-sebut akan menduduki tampuk calon bupati dari PDIP jika nanti Ketua DPC PDIP Gunungkidul Ratno Pintoyo tidak jadi maju. Kepada wartawa ia mengaku tidak akan mencalonkan diri jika tidak diusung PDIP. "Saya hanya akan maju bila diamanatkan partai. Selain (alasan) itu tidak," tegasnya.

Bakal calon bupati dari PAN yang lain, Sumpeno Putro, juga putra asli kecamatan Ponjong. Sumpeno dilahirkan di desa Sanggrahan Kelurahan Umbulrejo, Ponjong. Sumpeno merupakan pensiunan pejabat di Departemen Kelautan dan Perikanan dengan jabatan terakhir Direktur Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran. Sumpeno juga pernah tercatat sebagai pengajar dan pembimbing skripsi di sejumlah Universitas antara lain di STP Jakarta, IPB, UGM, ITM, ITB, UI, Unibraw, Univ. Pancasila Jakarta, Unsri, Univ. Pattimura dan Swiss Germany University Serpong. Kembali ke Pilkada, Sumpeno merupakan pesaing Bupati incumbent Suharto untuk menduduki tampuk calon GK 1 dari PAN.

Kandidat terakhir yang berasal dari Ponjong adalah Dalil Suhadi. Penerima tanda kehormatan Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya itu merupakan tokoh yang sempat mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati di PAN namun mengundurkan diri. Saat ini, ia mengalihkan perhatiannya ke PDIP dan akan mengikuti proses penjaringan di partai berlambang banteng gemuk itu. "Saya tetap membidik GK-1," tegasnya kepada wartawan.

Diluar kelima tokoh itu, dimungkinkan masih ada tokoh yang bukan kelahiran kecamatan Ponjong yang akan maju sebagai cabup. Konstelasi politik jelang Pilkada memang makin memanas. Semoga issu putra daerah dan non daerah nanti tidak dijadikan komoditas untuk saling menjegal lawan politik. Toh, putra daerah ataupun bukan, tidak menjamin mampu berkinerja secara baik jika terpilih sebagai Bupati nanti.

baiknya putra derah kan banyak orang GK sik pinter2 tapi jangan hanya utk minterin dan pamer aja buktikan bahwa putra GK pinter ddan kuat baik secara mental utamanya mental, sekalipun kita makan Gaplek gan tempe jangan bermental singkong, kalau diberi mandat rakyat harus bener2 jln kan jangan cuma umbar janji spt kekenyangan singkok....

Saya dukung Calon Bupati yg :
1. Putra daerah Asli Gunung Kidul dan Berasal dari 'Wong Cilik';
2. Berpendidikan Tinggi atau Pernah menjabat di level Tinggi;
3. Memiliki wawasan dan akses di pusat dan Luar Negeri yg banyak karena Gunung Kidul jika pingin maju JANGAN hanya mengandalkan APBD saja.... TETAPI yang bisa Menghadirkan Investor melirik Potensi yang ada di Gunung Kidul...
4. Taat menjalankan Perintah agama...

Setuju mas BOWO, mendukung Bupati kalau pejabat ya pernah di pusat bukan cuma pejabat lokal bahkan kalu ada ada LN, mari kita tinggalkan calon pengalaman LOKAL biar tidak jalan di tempat, tapi apa rakyat GK se aliran dg kita bersama, kebanyakan mereka kemaruk duit siapa yag kasih duit itu yg dipilih..............POLEMIK...........warga yang miskin dan pendidikan rendah........padahal warga GK sudah bebas buta aksara, tapi buta mental tetap mewarnai disetiap pemilihan pemimpin..........jer basuki mowo beo..........itu prinsip mereka kena apa?.............jwb karena pemimpin yang di pilih setelah jadi akan meninggalkan mereka dan hanya prosentase kecil yg memikirkan rakyat kecil........banyakan hanya memikirkan diri sendiri sehingga menghalalkan beberapa cara biar jadi pejabat.............adakah Calon Pemimpin yang iklas untuk memikirkan rakyat ya plg td 70% memikirkan rakyat dan 30% keluargalah atau setidaknya 50=50..............coba kita cari dari calon yang ada mana yg memikirkan rakyat kecil secara iklas bila mereka nanti jadi...............

Golkar Gunungkidul Jaring Bakal Calon Bupati lewat Survei

Media Indonesia, Senin, 21 Desember 2009 17:10 WIB 0 Komentar 0 0



GUNUNGKIDUL--MI: Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akan melakukan survei dan jajak pendapat untuk menjaring bakal calon (balon) bupati atau wakil bupati yang akan diajukan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2010.

"DPD Partai Golkar Gunungkidul terlebih dahulu akan melakukan survei dukungan dan jajak pendapat kepada warga daerah ini sebelum menetukan kandidat yang diajukan dalam pilkada, sehingga kami mampu mengetahui tingkat dukungan warga kepada salah satu balon yang akan diajukan Golkar," kata ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman di Wonosari, Senin (21/12).

Ia mengatakan, selain langkah intern dengan melakukan konvensi Partai Golkar, survei dan jajak pendapat menjadi salah satu syarat dalam memutuskan balon bupati atau wakil bupati yang dijagokan Partai Golkar.

"Berkaca dari hasil pemilu legislatif (pileg) secara realitistis, maka Partai Golkar kemungkinan hanya akan mencalonkan kandidat wakil bupati pada pilkada mendatang," katanya.

Gandung mengatakan dalam pilkada secara langsung diperlukan dukungan langsung rakyat, sehingga untuk mengukur dukungan masyarakat terhadap seorang kandidat perlu dilakukan melalui survei.

"Tim survei independen yang diutus oleh DPP Partai Golkar tersebut akan menjaring sejumlah nama kandidat wakil bupati yang akan tampil pada pilkada 2010," katanya.

Ia berharap dengan adanya jajak pendapat dan survei tersebut akan menggambarkan situasi di lapangan, Gandung optimistis total suara sekitar 30 ribu yang diperoleh Partai Golkar saat pelaksanaan Pilleg 2009 akan kembali diperoleh saat pelaksanaan pilkada.

Menurut dia, secara internal Partai Golkar memprioritaskan kader-kadernya untuk diusung sebagai balon wakil bupati saat Pilkada 2010, tetapi partai ini juga tetap terbuka bagi warga masyarakat yang hendak maju sebagai bakal calon bupati terlebih dahulu melalui uji kelayakan dan kepatutan, serta melewati tahapan survei.

"Partai Golkar saat ini sedang berkonsentrasi menyelesaikan musyawarah daerah (musda) tingkat kabupaten yang akan memilih Ketua DPD Partai Golkar Gunungkidul untuk periode lima tahun mendatang, selain itu musda juga akan merumuskan langkah dan strategi pemenangan pilkada," katanya.

Gandung berharap Partai Golkar akan berkoalisi dengan partai politik yang memiliki pemahaman dan karakteristik sama, sehingga akan memperkuat koalisi yang akan dijalin pada saat maju dalam pilkada.

"Partai Golkar, baik tingkat Provinsi DIY maupun Kabupaten Gunungkidul saat ini belum menjalin koalisi dengan parpol manapun. Namun, langkah-langkah untuk memperkuat koalisi dan melakukan pencermatan terhadap peta kekuatan beberapa kandidat balon bupati dan parpol pengusung mulai dilakukan," katanya. (Ant/OL-02)

Tapi keputusan akhir tetap ditangan partai... wakakakakk sami mawon lik...

*harian jogja


Sumpeno balik kanan...

Sabtu, 10 Oktober 2009


WONOSARI: Lobi politik antara PDIP dengan salah satu calon kandidat Bupati Gunungkidul Sumpeno Putro kandas. Pasalnya, Sumpeno Putro menolak rencana PDIP untuk memasangkan dengan calon dari internal PDIP Budi Utama.

Sumpeno menilai pasangan dari satu wilayah kecamatan secara politik tidak akan menguntungkan dalam Pilkada Gunungkidul Mei 2010 mendatang. Kepastian tidak merapatnya Sumpeno ke PDIP diungkapkan langsung Ketua DPC PDIP Gunungkidul Ratno Pintoyo, usai bertemu dengan Sumpeno.

“Kami menghormati keputusan itu. Itu keputusan yang sangat membantu langkah kami selanjutnya dalam melakukan penjajakan politik dengan calon kandidat Pilkada yang lain,” kata Ratno Pintoyo usai pertemuan, kemarin.

Pertemuan empat mata Ratno dengan Sumpeno Putro ini berlangsung Kamis (8/10) malam di Wonosari dan berlangsung cukup singkat. Pertemuan itu membahas persiapan Pilkada 2010. Inti pertemuan, menawarkan kader internal Budi Utama untuk berpasangan dengan Sumpeno Putro nantinya.

Namun, atas tawaran PDIP, Dirjen di Departemen Kelautan ini menyatakan lebih meyakini secara perhitungan politik tidak menguntungkan untuk pemenangan Pilkada di mana pasangan berasal dari kecamatan yang sama yaitu Ponjong.

Ratno Pintoyo memandang keputusan Sumpeno Putro itu sebagai hal yang biasa. Berbagai keputusan politik patut dihargai PDIP meskipun tidak menutup kemungkinan mundurnya Sumpeno Putro harus disiapkan strategi baru termasuk melakukan penjajakan dengan tokoh lain.

Pasalnya, sudah menjadi komitmen PDIP Gunungkidul untuk bisa menampilkan kader dari internal partai agar bisa berpasangan dengan calon kandidat Bupati nanti. PDIP sendiri secara resmi baru akan membuka pendaftaran calon kandidat Bupati secara resmi sekitar awal Desember mendatang.

Saat ini PDIP tengah mempersiapkan di internal partai untuk membuat skoring kandidat-kandidat yang berminat maju melalui partai tersebut. (Endro Guntoro)

yo yo..............memang calon pengalaman lokal indentik jalan di tempat kalau cari calon cari yg punya pengalaman di luar DIY, bagus itu trobosan PAN

hwuuuuh....
politik....males men urip nek kelingan P O L I T I K..
ngopo mbiyem ndadak merdiko nek gur jebule podho wae..
malah enak melu londho wae je ketone...

For :Raden Mas Yoyo....
Maka terobosan PAN tepat untuk 2010-2015 memilih Calon lain... berdasar pengalaman jago yg kemarin ternyata Jalan di tempat....

WE.............jadi jago kandang juga yg di pilih PAN.....................yo kang gmn kabar nya...........kalau cuma gitu gak usah jaring Calon dong........tp kenaapa calon lain tidak mengambil dari INDEPENDEN saja Yaaaaaa, siapa tahu lebih baik dari pada pakai kendaraan Partai malah KKN tidak jelas ( Mundur ) atau sebaiknya Anggota dewan harusnya mengundang Mario Teguh .........Biar masing2 punya hak suara independen..........yg jelas dewan harus masih banyak belajar merubah/mereformasi diri biar peninggalan Budaya Orba disempurnakan ..........ya yang jelas aku sangat kecewa sebagai warga GK yg memiliki wakil tidak terwakili.......benersih Demokrasi tapi asal bukan seperti Kelompok Paduan suara saja........ya apapun omong kita td berguna mending Dewan lb berguna karena sekian persen telah memikirkan rakyat, sedangkan kita cuma bisa bicara...........lantas mau mikirin GK tidak cukup biaya utk jd pejabat sih..........apalagi kalau cara .....JER BASUKI MOWO BEO.......sungguh sangat Haram dunia Akhirat.............ya hanya mengelus dada sabar........sabar.........moga2 cepat di sadarkan dan GK maju cepat bisa mengejar daerah lain..........lantas apa yg bisa kita lakukan teman...........niat dan cara sih banyak kapan kesempatan utk kita .........COBA KITA PIKIRKAN DULU APA YG BISA KITA LAKUKAN .........kasihan kamu GK..........

*Nambahi yang sudah diposkan saja*

Rasanya tepat sekali jika Bupati Gunungkidul mendatang, mempunyai kriteria :
1. Taat Beragama
2. Asli Putra Daerah
3. Berpendidikan Tinggi
4. Birokrat Sejati ( Bukan Pengusaha, Sehingga Bila Jadi Nanti Tidak Mencari Keuntungan )
5. Jago Lobi Yang Dapat Mendatangkan Investor Ke Gunungkidul Sehingga Sumberdaya Alam
Yang Ada Dapat Dimnafaatkan Secara Optimal Dengan Kearifan Lokalnya )
6. Berwawasan Luas ( Pengalaman Dalam Organisasi internasional dan Birokrasi Pusat
Sampai Daerah )
7. Tidak Mengandalkan Harta Sebagai Tameng Diri
8. Membuktikan Dengan Janjinya

Kabar yang beredar, sudah ada titik terang siapa Cabup dan Cawabupnya ...
Peta politik mulai terlihat ...