WONOSARI : Padi Gogo, produk pertanian Gunungkidul dinilai tidak kalah dengan produk daerah lain di Indonesia. Saat ini Padi Gogo menempati urutan pertama dalam hal produksi yang diharapkan bisa mendongkrak stok pangan nasional. Kenyataan tersebut diakui Suwi Purwanto, selaku Direktur Budidaya Serelaria Departemen Pertanian disela menyerahkan bantuan sektor pertanian untuk berbagai kelompok tani di Gunungkidul di Bangsal Sewokoprojo Pemkab Gunungkidul, kemarin.
Menurut Suwi, dirinya sempat heran dengan Kabupaten Gunungkidul di mana produksi padi gogo di lahan kering rata-rata 42 kuintal setiap hektare. “Jelas angka ini angka tertinggi di Indonesia dibanding daerah lain. Prestasi ini patut diberikan dorongan berupa bantuan,” kata Suwi di sambut tepuk tangan ratusan petani yang hadir.
Menyambut hal itu, Bupati Gunungkidul Suharto berharap bantuan yang diterima bisa mendorong kemandirian dan pemberdayaan petani di Gunungkidul. “Tentunya dengan bantuan yang diterima itu prestasi dan hasil bisa dipertahankan, bukan malah membuat produk jadi merosot. Tahun 2009 nanti surplus pangan harusnya mencapai 100.000 ton,” kata Suharto.
Dalam kesempatan itu Suwi menyerahkan bantuan senilai Rp15,4 miliar untuk petani. Nampak hadir Nanang Suwandi selaku Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Swinggo Nirwanto.
Sementara itu, Joko Sasono selaku Asisten Sekda Bidang Pembangunan dan Investasi Gunungkidul secara rinci menjelaskan bantuan yang diberikan ke petani Gunungkidul diantaranya benih padi untuk 800 kelompok tani senilai Rp3,6 miliar, bantuana benih jagung untuk 300 kelompok senilai Rp1,9 miliar.
Tak hanya itu 240 kelompok diberikan bantuan benih kedelai senilai Rp1,5 miliar, benih padi hibrida senilai 2.250 kg, benih padi non hibrida 37.500 kg, benih jagung hibrida 2.250 kg. Untuk jenis pupuk organik 566.250 kg, pupuk NPK 187.500 kg dan kegiatan untuk program konservasi lahan seluas 125 hektar diberikan untuk 5 kelompok tani senilai Rp112,5 juta. Sedangkan bantuan optimalisasi lahan seluas 30 hektar diberikan ke 3 kelompok tani senilai Rp135 juta.
Joko menambahkan untuk bantuan pengembangan ternak kambing 15 kelompok juga diberikan bantuan senilai Rp1,7 miliar, pengembangan sapi potong untuk 10 petani senilai Rp894 juta, pengembangan HPT dan jalan produksi 2 kelompok tani senilai Rp344 juta.
Sementara untuk penyuluh teladan dan petani berprestasi diberikan bantuan usaha agrobisnis. “Sedangkan pengembangan agroindustri perkebunan 20 kelompok tani diberikan Rp147 juta serta bantuan untuk hutan rakyat seluas 400 hektar untuk 24 kelompok,” terang Joko.