Desa Kemejing, Kecamatan Semin merupakan satu-satunya desa di Gunungkidul yang mampu melakukan swasembada pangan dengan gerakan menanam di pekarangan rumah yang dilakukan sejak dua tahun terakhir. Gerakan ini dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dikenal dengan ‘Sedyo Mulyo’ di desa tersebut.
Penasehat Gapoktan KWT ‘Sedyo Mulyo’ Desa Kemejing, Suwarni menjelaskan, gerakan menanam yang dilakukan di setiap pekarangan rumah warga secara signifikan mampu menekan kebutuhan pangan yang kebanyakan berasal dari luar daerah. Ia mencontohkan sebagian besar anggota kelompok tani bisa memanfaatkan segala kebutuhan rumah tangga seperti sayuran hasil dari gerakan menanam itu.
“
Semua itu dilakukan dengan swadaya tanpa bantuan dari pemerintah. Kami ada program pertemuan rutin triwulan, program hortikultura, olahan pangan, tanaman pangan dan perkebunan,” ujar Suwarni kepada Harian Jogja, Kamis (26/1).
Berbeda dengan desa lainnya di Gunungkidul, sejumlah gerakanan menanam hanya dilakukan satu atau dua dusun saja. Menurut Suwarni, semua dusun di Kemejing tergabung dalam anggota KWT dan semua menanam. Setiap anggota terdiri kelompok terdiri 25 orang atau keluarga yang tersebar di 11 dusun dengan 11 kelompok tani.
Kasubid Ketenagaan, Bidang Ketenagaan dan Kelembagaan, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Gunungkidul, Wibowo Purno Katoto menyatakan, Desa Kemejing menjadi sebagai satu-satunya desa yang mampu berswasembada pangan karena peran aktif KWT Desa Kemeijing.
Menurutnya swasembada pangan tidak harus selalu berkaitan dengan beras, akan tetapi penanaman dan pemanfaatan secara inovatif bahan makanan lokal seperti yang dilakukan kelompok tani wanita termasuk swasembada pangan. (HARIAN JOGJA/Sunartono/mc)