Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
Memasuki ramadan kasus gantung diri di Gunungkidul masih terus terjadi. Dua warga Semin justru nekad mengkahiri hidup dengan cara gantung diri. Tiga orang sudah tercatat gantung di masa Ramadan hingga menambah daftar panjang korban gantung diri di Gunungkidul.
Peristiwa di Semin sangat menghebohkan warga Selasa (24/7/2012) malam, sebab selang tiga jam dua kejadian gantung diri terus berturut-turut terjadi. Peristiwa pertama dialami oleh Panikem (70), warga Sempu Lor RT 04 RW 11, Desa Rejosari, Kecamatan Semin yang diketemukan gantung diri pada pukul 15.30.
Panikem nekad gantung diri dengan menggunakan selendang warna hitam berukuran sepanjang 250 sentimeter di pohon jambu mete sekitar 500 meter dari rumahnya. Diduga korban mengalami depresi akibat penyakit asam urat yang dideritanya.
Sementara itu, Sonto alias Waliman (80) warga Dusun Dilem RT 04/RW 13, Desa Semin, Kecamatan Semin juga nekad menggantung diri. Petani yang sudah tua ini, menggantung diri dengan memakai tali yang terbuat dari bambu di dapur rumah. Diduga kakek ini juga mengalami depresi karena penyakit menahun yang dideritanya.
Kanit Reskrim Polsek Semin, Aiptu Sumiran menjelaskan bahwa dua orang yang menggantung tersebut, hanya berselang tiga jam. Keduanya, menurut Sumiran nekad melakukan gantung diri karena dipicu oleh depresi akibat penyakit yang mereka derita.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan dan tidak didapati adanya penganiayaan,” jelasnya.
Sebelumnya seorang laki-laki juga ditemukan mati tergantung di kebun jati di daerah Jalakan, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Minggu (22/7/2012). Hingga Juli 2012 ini telah terdapat 25 orang yang nekad melakukan gantung diri. (TRIBUNJOGJA.COM)
Sumber