Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) dianggap berfungsi penting di Gunungkidul yang terdapat 25 desa rawan bencana. Keberadaan relawan ini bahkan dinilai mampu mengalahkan aparat pemerintahan ketika terjun langsung ke lapangan dalam memberikan bantuan.
Kepala Desa Hargomulyo, Gedangsari, Suparjo menyatakan, saat ini di desanya terdapat 21 relawan bentukan PMI Gunungkidul. Sebagian besar selalu siap siaga memberikan pertolongan saat bencana seperti angin puting beliung yang merusakkan belasan rumah warga, Rabu (1/2) kemarin.
Di Hargomulyo, kata Suparjo, relawan Sibat memiliki sejumlah keahlian teknis tanggap darurat mulai dari pertukangan atau recovery fisik bangunan serta memberikan bantuan medis ringan bagi korban. Pihaknya berharap pemerintah daerah memberikan bekal dan fasilitas tambahan kepada para relawan Sibat mengingat sejumlah kawasan Gedangsari terutama Desa Hargomulyo termasuk wilayah rawan bencana.
“Baru sekitar dua bulan di desa kami sudah ada dua bencana angin puting beliung yang sudah merobohkan belasan rumah. Belum lagi tanah longsor yang setiap saat mengintai, karena itu keberadaan Sibat ini memang sangat dibutuhkan,” terangnya Kepada Harian Jogja, Kamis (2/2).
Berdasarkan data PMI Gunungkidul relawan Sibat ada sekitar 210 personel yang tersebar di tujuh desa dari lima kecamatan. Kecamatan Tepus relawan Sibat ada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Ngawen di Desa Tancep, Gedangsari di Desa Hargomulyo dan Watugajah, Patuk di Desa Nglegi dan Kecamatan Nglipar berada di Desa Pilangrejo.
Soal keberadaan relawan Sibat, Ketua PMI DIY, Herry Zudianto menyatakan keberadaan Sibat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Proses pembentukannya disesuaikan dengan tingkat kerawanan bencana di tiap desa.
“Itu menjadi program daerah, kami harapkan bisa terus bertambah jumlahnya karena memang ternyata bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Herry di Gunungkidul beberapa waktu lalu.(HARIAN JOGJA/Sunartono)
Sumber