Sekurangnya 35 warga di empat RT Padukuhan Ngijorejo, Desa Gari, Kecamatan Wonosari Gunungkidul menderita penyakit yang diduga sebagai penyakit chikungunya. Gejala penyakit yang menyerang warga diawali panas dingin, kaki bengkak dan persendian sakit. Untuk menapak dan berjalan alas kaki sangat sakit.
Warga Ngijorejo mengaku baru kali ini merasakan sendiri penyakit yang cukup aneh ini. Kejadian yang berlangsung sepekan ini, sudah dilaporkan ke sejumlah pihak termasuk Puskesmas Pembantu Wonosari, maupun pemkab, sampai kini tidak ada tindakan.
Warga hanya bisa pasrah dan berobat ke tempat mantri, bidan dan dokter praktek swasta.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke banyak pihak termasuk Puskesmas pembantu, namun katanya harus pakai laporan tertulis untuk bisa ditindaklanjuti pemerintah,” kata Jumiran, Ketua RT 02 Ngijorejo kepada Harian Jogja, kemarin.
Karena tidak sempat membuat laporan tertulis, Jumiran dan Kepala Dusun Djumari hanya bisa melakukan pendataan beberapa warganya yang terkena chikungunya. Dari lima RT di Padukuhan Ngijorejo, penyakit yang orang tua menyebut dingkulen ini sudah menyerang puluhan warga di RT 01, 02, 03, dan RT 04. “Paling banyak ada di RT saya (RT 02) dari 27 kepala keluarga ada 35 orang yang kena, RT lain tidak separah di RT kami,” jelas Jumiran.
Menurut Jumiran tiga pekan lalu awalnya hanya satu, dua orang saja yang kena penyakit yang diduga chikungunya. Namun akhir-akhir ini penyakit disertai panas tinggi ini menyerang warga lain termasuk anak-anak. Bahkan beberapa warganya sempat tidak bisa berjalan. “’Saya sendiri juga kena, kemarin berjalan saja harus kesot atau pakai tongkat. Saat ini sudah lumayan setelah dibawa ke dokter meski masih seringkali kambuh lagi,” katanya.
Purwokohadi, Ketua Karangtaruna mengaku anaknya juga terkena penyakit ini. Bahkan Purwokohadi sempat melapor secara lisan ke puskesmas pembantu setempat. “Kami langsung SMS saja Kantor Inkom agar Bupati mendengar kejadian ini. Namun yang datang malah wartawan ,” kata Purwokohadi yang sempat libur mengajar dua hari di SMKN Nglipar karena sakit.
Saat ini, menurutnya, puluhan warganya masih menjalani rawat jalan. Partini salah satu warga yang sempat di rawat dua hari di Balai Husada di bawah penanganan Budi Santoso, di Jeruksari Wonosari mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya adalah chikungunnya. “Kata dokter Budi chikungunnya dan sudah terlambat, namun setelah diberi obat, dua hari saya nginap di sana, langsung pulang,” kata Partini.
Hal senada juga diungkapkan warga yang berstatus rawat jalan. Restyani berharap kejadian ini segera direspon pemerintah untuk. “Kami masih ingin Pemerintah Gunungkidul ke sini agar kami lebih tenang. Syukur-syukur ada tindakan karena beberapa warga masih sering kambuh,” tegas Restyani.
Secara rinsi masih ada beberaap warga yang sata ini masih ngesot dan harus menggunkaan tongkat untuk bias berjalan karena terkena penyakit. Parahnya sejak kabar penyakit chikungunnya ini menyerang RT 02 dan sebagian RT lain banyak warag dari RT maupun padukuhan lain untuk datang menjenguk. “Mereka takut tertular,” tambah Purokohadi.