Melancong ke Bukit Nglangreng

Nglangreng Kamis pekan lalu terlihat cerah. Beberapa awan putih menggantung, kontras di tengah birunya warna langit yang cerah. Bukit yang merupakan puncaknya Gunungkidul Jogja yang terletak di Desa Nglangreng itu diangap senagai tempat wisata murah, sehat, dan sakral.

Di sini, kita bisa menikmati segarnya udara tanpa polusi, ketenangan, dan pemandangan kota serta desa di bawah bukit seperti melihat daratan dari pesat. Lokasinya memang cukup terpencil, kurang lebih 20 kilometer dari Kota Jogja.

[Bukit Nglangreng]

Bukit Nglangreng
Melewati jalan yang berkelak-kelaok di perbukitan Gunungkidul, pengunjung harus menelusuri jalan ke arah timur menuju Desa Nglangreng kurang lebih 9 kilometer dari Kantor Kecamatan Piyungan, Gunungkidul. Sampai di sebuah pertigaan jalan raya Jogja-wonosari di depan pos polisi dekat Kantor Kecamatan Piyungan, ada jalan ketimur selebar 5 meter yang akan menuju Bukit Nglangreng.

Sepanjang jalan itu terasa teduh karena ditumbuhi berbagai macam pohon. Dipinggir jalan mata kita disuguhi pemandangan pedesaan yang masih asri. Ada beberapa penduduk desa yang sedang memangul rumput, mengandeng ternak, dan terlihat letak antar rumah penduduk dibatasi kebun yang ditumbuhi berbagai pohon.

Jalan yang harus dilewatipun naik dan turun. Bahkan dibeberapa tanjakan kita harus mengunakan gigi satu dan jika turun rem harus tertekan kuat karena kemiringan yang amat sangat itu. Setelah menempuh jarak sekitar 4 kilometer dari pertigaan Piyungan, sampailah pada tower-tower yang menjulang.

Tower-tower itu ternyata milik berbagai media. Disana terdapat lebih dari 10 tower televisi. Tower yang tingginya mencapai 30 meter itu seolah tiang-tiang pencakar langit yang tidak beratap. Maju sedikit dikanan kiri terlihat hamparan sawah yang sedang menghijau.

Petak-petak sawahnya terlihat jelas karena dibuat terasereng. Terlihat dua orang laki-laki dan perempuan mengenakan caping berjalan membawa peralatan bercocok tanam berjalan diantara petak sawah.Segerombol burung pipit yang terbang dan kadang jatuh ke hamparan padi sawah.

Selain itu di beberapa belokan yang berlereng kita dapat berhenti. Menegok kota Jogja dari pingir jalan itu bagaikan melihat mangkuk yang di isi balok putih kecil-kecil dan ada jalur yang dilewati kutu. Dari atas sini merek mobil apapun memang hanya terlihat seperti kutu yang merayap.

Sepanjang jalan menuju Ngangreng kita juga harus hati-hati. Beberapa truk dan mobil terkadang membuat kita kaget saat berpapasan di kelokan. Lebar jalan yang terbatas yaitu 5 meter itu terkadang memaksa mobil yang berpapasan berjalan bergantian atau setidaknya pelan.

Setelah menelusuri jalan aspal sejauh kurang lebih 3 kilo dari tower tadi, mulai terlihat sebuah bukit yang tinggi. Bukit itu terlihat sebagai sebuah batu besar yang licin pada dindingnya. Di kanan dan kiri bawah bukit itu juga terlihat bongkahan-bongkahan batu besar.

Bahkan, disawah-sawah dan pingir jalan menuju bukit itu juga ada batu-batu besar yang nampak berserakan disana-sini seperti dijatuhkan dari langit scara acak. Sesampainya dibawah bukit itu, terdapat beberapa bebarapa batu yang besarnya segede rumah atau lima kali besar gajah.

Disela-selanya terdapat sebuah bangunan seperti pendopo yang menurut Gino salah seorang petani sawah bagunan itu untuk kenduri dan upacara-upacara adat desa Nglangreng. Berdasarkan petujuk Gino, kamipun pergi ke desa di sebelah bukit, di mana lokasi itu ada tempat parkir dan jalan setapak menuju ke puncak bukit.

Jangan heran, tempat parkir di objek ini berada dihalaman rumah seorang warga dan tidak tampil spesifik. Di tempat parkir itu kita hanya perlu mengeluarkan Rp2000 untuk motor sehari penuh. “Jika menginap tarifnya bisa sampai Rp5000,” kata Udin salah seorang juru parkir. Sedangkan untuk mobil biaya parkir Rp5.000-Rp10.000.

Udin mengatakan, bukit Nglangreng ini banyak dikunjungi wisatawan setiap sabtu dan minggu. Biasanya mereka melakukan pendakian dan kemah. Mendaki ke puncak bukit itu memang terasa melelahkan, namun bagi sebagian orang terutama bagi pendaki tidak lah seberapa. Jarak pendakian yang kurang lebih 2,5 kilo meter dari tempat parkir menuju puncak itu biasanya dapat ditempuh dengan waktu 1,5 jam.

Di sepanjang jalan setapak menuju puncak itu pengunjung melewati pepohonan dan cadas serta batu di sisi kiri-kanan. Pohon-pohon itu menjadikan jalan terasa sejuk. Pemandangan alam desa menjadi dambaan pengunjung yang ingin akrab dengan alam.

Terpaan angin yang berembus kuat semakin menggetarkan pepohonan yang hijau di sekitar lereng yang dilewati.Walaupun harus bersusah payah menempuh perjalanan mendaki begitu lama dan penuh jalan berlubang, suasana sejuk alam sekitar dan kicaun burung seakan meleburkan kekesalan itu.

"Sungguh sayang, kawasan wisata yang begitu bagus dan indah belum dikenal dan dikelola dengan baik,” kata Rudi seorang pecinta alam dari sebuah universitas swasta yang sedang survei.

Lega. Itulah yang terpancar dan terucap sesampainya diatas bukit. Dari atas bukit itu kita merasakan itulah puncak tertinggi Gunung Kidul. Dari atas kumpulan tower tadi terlihat seperti lidi-lidi yang ditancapkan. Jalan-jalan seperti ular yang sedang berjalan. Sawah-sawah seperti tangga hijau.

Menurut Atmo, seorang warga Nglangreng bukit ini merupakan anak dari Gunung Merapi yang berada di sebelah utara Jogja. Ia menjelaskan, menurut cerita beberapa ratus tahun yang lalu Gunung Merapi meletus hebat dan memuntahkan batu-batu besar yang jatuh di lokasi itu sehingga menjadi bukit Nglangreng.

Selain pemandangan alamnya dibukit itu tuga terasa skral. Disana terdapat tipak atau tapak Kuda Sembrani dan Batu Semar yang dikeramatkan warga

wah kayaknya patut i coba nih...

...seeeeeeeeeeeepppp iki

klo bisa fotona di tambah juga oke tuh....

wah dowono ceritane kie....

siipppppp...... gan.....mantep pokok e

:?: :?: ...opo iki kok gur sip...siip thookkkkk

wedew kokbanyak banget tuh cerita, ampe aku males baca

tambahim PIC nya dong bang TS biar tambah seru

ho oh

dari baca di atas bisa kebayang betapa asyik, indah dan ... hmmm ....

terahir naik kira th 98 buat camping enak juga penduduk sekitar juga
ramah ramah
ini deket sama rumah mas handoko yang punya rental truk expedisi


wasalam,

Aku sekali ke Nglanggeran, th.96 waktu masih ngikut Saka Bayangkara...
Suruh jalan malem2 sendirian dari bawah sampe atas di sisi bebatuan nan gede, ngeri juga sich, takut nyungsep neng njurang bae..

Sekarang kayaknya lebih rame kayaknya...

^^^^ sekarang bukit langgeran semakin sepi pengunjung, terbukti setiap malam minggu jarang bangetz orang yang kesana, aku juga sudah pernah nanya2 ama masyarakat katanya sekarang langgeran semakin sepi.....

apa emang pemuda jaman sekarang gak seneng lagi ama yang namanya menikmati alam....????
atau kah pemuda jaman sekarang udah beralih hooby dari pecinta alam menjadi model ???


hikzzz

kalo aku sih malah bersyukur bukit itu jadi sepi, lha si alap-alap sapi dan elang bidonya bisa dengan tenang terbang melintasi bukit wayang (dari langgeran sampai Ngawen), malah karena sepi, sang alap-alap sapi udah buat sarang sementara.
tapi semoga saja penduduk tidak merasa kesulitan alias punya mata pencaharian yang lain, abis kasihan juga, kebutuhan tambah mahal dan biaya sekolah tuk anak2 juga gak mau kalah.
Namun yang membuat agak perihatin tu kalo temen2 kelanggeran akhir2 ni, akan melihat banyak batang pohon (terutama jati/Tectona grandis & mahoni/Switiena mahagoni) bertumpukkan di pinggir jalan. tapi kita bisa apa?

swepi....

ssk neng langgeran karoo nyonyahku ahhhh

pumpung swepi.......

kojom karooo ojobku nang kono...

wakakakkakakakakkakakakakaa


(just kidding broww)

^^^^^ wah mazpeyez seneng ane ngunu toooo layak bocah e gering ra due daging wkwkwkwkwkwkwkw

semoga lestari alam ini

Ati2 mas peyex..nek gak iso copot dadi masalah lho.
Tapi gak pa2 dink, kan terkenal karena masuk media massa.

sepi kie tread e........!!!!!!!!!!

wah bang TS nya ja gak pernah post jadi kurang asyik :*)0(: :*)0(:

...idem

Bang TS nya kie sopo mas...??? :?:

..mboenk
wkwkwkwkwkwkwk....... ..absennn iki..absennnn

Inpo yg sgt berguna om, kapan2 kesana.
Kalo tebing2 alam disekitrnya yang menjulang tinggi tu dah pernah dipanjat belum yak?

Info...
Beberapa jalur di tebing telah dibuat oleh FPTI Yogya dan beberapa kaum pecinta alam. Yang udah ada jalurnya itu yang dekat pendopo dan yang agak masuk lagi. tiga bulan yang lalu ada yang manjat di sana kq. Mau manjat? datang langsung aja, tingkat kesulitannya lumayan...

ngendi mas tebng sing dimaksud aku ra ngerti jew........???????????/

mbok sing jelas nek ngenehi inpo kie

Tebing ditepian bukit yang jadi topik (Langgeran) mbunk...

wah jadi pingin nyoba...

tapi kapan yo???








===========================================
www.ngajari.com

Sedikit Meralat kawan-kawan.....

Yang dimaksud mas Akhmad Subekti Mungkin Gunung Nglanggeran, Bukan Gunung Nglangreg. Lokasinya di daerah Nglanggeran, kecamatan Patuk, kabupaten Gunungkidul. Iya bukan mas???

Kalo diliat dari ceritanya sih seperti itu. Trs untuk rame/sepinya alhamdulillah Dinas pariwisata Gunungkidul bersama dinas-dinas terkait sudah mulai mengembangkan wisata tersebut bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Sudah dibangun jalan setapak yang merupakan rute pendakian baru dengan pemandangan yang indah dan menantang. Untuk kelestarian Lingkungan walaupun wisata alam ini makin rame tidak usah kawatir, karena masyarakat setempat sangat melindungi alam dan juga para pemuda yang tergabung dalam karang taruna ( Karang Taruna Bukit Putra Mandiri ) sangat aktif dalam kegiatan penyelamatan lingkungan. Dibuktikan dengan menjadi juara 1 lomba kalpataru mewakili DIY oleh karang taruna Bukit Putra Mandiri desa Nglanggeran ketingkat nasional.

Kalo mau foto-fotonya sama informasi Tentang Gunung Nglanggeran ( Gunung Berapi Purba ) bisa dilihat di http://kalisongku.wordpress.com

Suwun....

Sambung Info Tempat panjat Tebing.....

Bagi yang mau panjat tebing sudah ada beberapa Pecinta Alam sudah membuat Rute ( Paku-paku ) ditanam di Tebing dan siap digunakan. Dan sampai saat ini masih ditambah lagi di beberapa tempat. Lokasinya di Kawasan Wisata Alam Gunung Nglanggeran. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, GK. Jika nanti sampai didepan Gerbang ada sebuah bangunan Joglo namanya Pendopo Joglo Kalisong. nah lokasi panjat tebing kira-kira 30 meter disebelah timur pendopo Joglo kalisong. Sudah ada penunjuk arahnya juga kok. Kalo ga ya besok bisa langsung datang bersama Teamnya ntar ada Karang Taruna yang siap Memandu mendaki Gunung maupun hanya sebagai informan saja. Suwun.....


Info selengkapnya http://kalisongku.wordpress.com

Sabtu kemarin aku naik ke sana bareng anakku yang masih umur 5,5 tahun....emang kuereeennnn abis...kalah lah ma gunung-gunung lain yang pernah aku daki dulu...aku yang dulu sering naik gunung di jawa tengah ma jatim, mengakui bahwa Nglanggeran punya potensi tersendiri...berbeda....mo tracking, climbing kita bisa melakukannya...


sayang kemarin aku ga sampai ke puncaknya, maklum bawa anak kecil, tapi anakku sendiri sebenarnya pengen nyampai puncak, tapi ya kasihan lah...


Yang pasti Gunungkidul is beautifull....