Perokok Pasif Rawan Alami Gangguan Sinus
Tampak seorang wanita berusaha menghindari asap rokok dengan menutup hidung.
Satu lagi hasil studi yang mengungkap dampak buruk rokok, bahkan untuk perokok pasif. Paparan asap rokok secara signifikan meningkatkan risiko sinusitis kronis. Demikian diungkap peneliti dari Kanada.
Hal itu kemungkinan bisa menjelaskan kenaikan kasus sinusitis kronis hingga 40%, ujar peneliti asal Brock University, Dr C. Martin Tammemagi. "Angka itu sangat mengejutkan saya. Kesan saya secara umum, badan kesehatan publik mencoba mengurangi angka perokok dan mengontrol paparan asap terhadap perokok pasif," tuturnya.
Namun, tim peneliti yang dipimpinnya mengungkap, sekitar 90 persen dari para partisipan yang mengalami sinusitis kronis dan lebih dari 84 persen kelompok pembanding tanpa sinusitis, terpapar asap rokok di lokasi publik. "Melihat masih banyaknya perokok pasif yang terpapar asap rokok mengejutkan sekaligus memperingatkan saya," terangnya.
Efek buruk yang dapat diterima perokok pasif telah banyak didokumentasikan dan para ahli mengatakan, lebih dari 4.000 zat yang dikeluarkan rokok, termasuk 50 lebih zat berbahaya yang diduga menyebabkan kanker serta berbagai gangguan lain.
Namun, kaitan antara perokok pasif dan sinusitis masih sangat sedikit diteliti. Belum ada penelitian tingkat lanjutan yang telah menelaah dengan baik dan memperkirakan peran dari rokok terhadap gangguan sinus.
Dalam studi itu, para peneliti mengevaluasi laporan mengenai perokok pasif dari 360 partisipan yang tidak merokok yang mengalami rinosinusitis kronis, yang keluhannya antara lain radang pada hidung atau sinus yang berlangsung 12 minggu atau lebih. Sinus adalah rongga pada tulang pipi, di sekiar mata dan di belakang hidung yang kemudian menjadi lembab dan terisi air dari rongga hidung tersebut.
Para peneliti kemudian bertanya kepada partisipan mengenai kemungkinan paparan asap rokok yang mereka peroleh selama lima tahun terakhir kemudian dibandingkan dengan 306 orang dengan usia, jenis kelamin dan ras yang sejenis yang tidak mengalami masalah sinus.
Partisipan yang mengalami sinusitis cenderung lebih banyak terkena asap rokok tak hanya di lokasi publik, namun juga di rumah, tempat kerja dan beberapa kegiatan sosial lain seperti perkawinan, ungkap peneliti.
Misalnya, 13 persen dari partisipan dengan gangguan sinus terpapar asap rokok di rumah dibandingkan hanya 9% dari partisipan tanpa sinus. Bahkan, para peneliti sudah menyesuaikan faktor potensial terhadap polusi udara.
Sekitar 40% dari masalah sinus yang dialami para partisipan diduga berasal dari paparan asap rokok pasif. Tammemagi menambahkan, semakin banyak tempat yang membuat perokok pasif terpapar asap rokok, maka semakin tinggi risiko mereka terkena sinus.
Menurut Ahli Spesialis Sinus dari Lenox Hill Hospotal, Dr. Jordan S.Josephson, hl itu tidak mengejutkan. Perokok pasif kemungkinan besar terpapar asap rokok. "Secara klinis, saya melihat asap rokok pada perokok pasif dapat mengakibatkan gangguan paru-paru dan sinus hampir sama halnya dengan perokok aktif," tegasnya.
Intinya, dampak buruk rokok sudah sangat jelas namun seringkali diabaikan. "Pesan yang harus diingat, merokok tak hanya buruk untuk tubuh Anda sendiri tapi juga untuk orang di sekitar Anda, termasuk orang-orang yang Anda sayangi," pungkas Josephson.
sumber :republika.co.id