PERGUNAKAN INTERNET UNTUK SARANA MENCARI ILMU PENGETAHUAN
BUKAN SARANA PENYEBARAN KEMAKSIATAN DAN PORNOGRAFI
DAN BUKAN SARANA ISENG BELAKA
LONDON--Berhati-hatilah dengan wadah makanan dan minuman yang terbuat dari bahan prastik. Penelitian gabungan pakar kesehatan dari Amerika Serikat dan Inggris menemukan fakta, kontaminasi wadah plastik ini berkaitan dengan penyakit jantung. Simpulan ini diambil setelah meneliti sampel air seni mengandung Bishepol A, bahan plastik yang dinilai aman bagi makanan, dalam dosis tinggi dengan penderita jantung bukan bawaan.
Bisphenol A, atau dikenal sebagai BPA, adalah bahan yang direkomendasi aman oleh badan pengawasan obat-obatan dan makanan di sejumlah negara, seperti Inggris, AS, dan Kanada. Namun dari penelitian yang dipimpin oleh David Melzer, profesor bidang epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Peninsula Medical School Inggris ini menunjukkan hasil berbeda.
Selain memicu penyakit jantung, BPA juga erat kaitannya dengan diabetes dan penyakit hati. Penelitiannya melibatkan 1.493 responden dalam varian usia 18 hingga 74 tahun. "Dengan mengesampingkan penyimpangan statistik, hasilnya sungguh relevan antara tingginya kandungan BPA dengan penyakit tersebut," ujar Melzer.
BPA biasa digunakan dalam botol plastik minuman dan kemasan makanan siap saji. Sebelumnya, Juni lalu, Endocrine Society yang berpusat di AS juga pernah mempresentasikan efek BPA pada jantung perempuan dan kerusakan DNA pada tikus dalam skala laboratorium. "Risiko yang ditimbulkan BPA tak bisa diremehkan, karena menjangkau lebih banyak orang di belahan dunia manapun," ujar Tamara Galloway, sang peneliti.
Tahun 2008, National Institutes of Health yang berpusat di AS juga menyimpulkan BPA membahayakan prostat dan dapat mengakibatkan perubahan pada fetus/janin. Sedang lembaga peduli kanker Inggris pernah meneliti kaitan antara BPA dengan kanker payudara.
Sementara itu, aktivis Environmental Working Group, Dr Anila Jacob menyerukan perlunya pelarangan BPA. "Sudah banyak bukti tentang buruknya efek BPA bagi kesehatan dan lingkungan," ujarnya.
sumber :republika