23/04/2008 20:36:33
WONOSARI - Sebanyak 26 siswa peserta Ujian Nasional (Unas) SMA-SMK di Gunungkidul absen. Dari jumlah tersebut empat di antaranya karena kebelet menikah. Sedang lainnya, ada yang sudah lulus kejar paket C dan alasan lainnya. Secara umum pelaksanaan ujian hari pertama dan kedua, Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) berjalan lancar.
Di antara mata pelajaran, peserta ujian menilai paling berat mengerjakan soal matematika. Bahkan, ada siswa di sejumlah sekolah menangis usai mengerjakan soal. "Soal matematika sangat sulit," kata beberapa siswa yang ditemui KR, usai ujian.
Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Drs Kasiyo MM memantau ke beberapa sekolah di antaranya di SMK 1 Wonosari, SMA 1 Karangmojo, SMA Semin, SMA Gotong Royong dan sejumlah sekolah lainnya. Ketua DPRD Gunungkidul Slamet SPd MM dan Ketua Komisi D Nurasyid SH juga melihat pelaksanaan ujian di SMA 1 Wonosari dan beberapa sekolah menengah lainnya.
"Dinas Pendidikan menerjunkan sekitar 50 petugas untuk melakukan pemantauan. Antara lain Kabid SM Drs Kusmanto dan Kasi Kurikulum Drs H Ali Ridlo MM," kata Sekretaris Panitia Unas Dinas Pendidikan Gunungkidul Drs Eko Sumar Sri Wibowo.
Dari jumlah yang tidak mengikuti ujian terbanyak di Sub Rayon SMK 1 Wonosari sebanyak 17 siswa. Sedang untuk Sub Rayon SMK 2 Wonosari yang tidak mengikuti ujian ada 5 siswa. Kemudian untuk Sub Rayon SMA 1 Karangmojo hanya ada 1 siswa yang tidak hadir. Sedang Sub Rayon SMA 1 Wonosari ada 8 siswa yang tidak mengikuti ujian. Jumlah seluruhnya ada 26 siswa yang tidak ikut ujian. Sekitar 7 siswa sudah menempuh kejar paket C, 4 siswa keburu menikah, 2 pria dan dua wanita. Sedang lainnya berbagai alasan yang kurang jelas.
"Secara umum pelaksanaan berjalan lancar," kata Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Drs Kasiyo MM usai melakukan peninjauan. Kondisi ini harus terus dipelihara sampai ujian berakhir. Kepada semua siswa meski kemungkinan menghadapi soal berat pada hari pertama, jangan terlalu larut dalam kesedihan, tetapi harus segera bangkit untuk mengerjakan soal hari ini. "Masyarakat dan orangtua harus siap mendukung siswa," tambahnya.
Selama berlangsung Unas, ada beberapa insiden yang sedikit menegangkan di SMK swasta di Wonosari, karena sebelum ujian dimulai ada salah satu siswa yang pingsan. Setelah diberikan pengobatan akhirnya siswa tersebut dapat mengikuti ujian hingga semua mata pelajaran selesai. Setelah diteliti, ternyata siswa tersebut belum sarapan pagi. "Mungkin juga siswa tersebut terlalu tegang sehingga pingsan," terang Eko Sumar, Kabag TU Dinas Pendidikan Gunungkidul ini.
Kapolres Gunungkidul AKBP Drs Suswono Joko Lelono mengatakan, pelaksanaan Unas hari pertama maupun kedua lancar. Rumor adanya penjualan kunci jawaban, hingga hari kedua pelaksanaan Unas belum terbukti. Petugas kepolisian yang sebelum ujian dimulai menyisir seluruh ruang-ruang yang rawan kemungkinan terjadi transaksi kunci jawaban, ternyata kosong.
Kamar-kamar mandi, WC setelah disisir tak ada tanda-tanda kemungkinan ada kecurangan. "Semuanya berjalan aman," tambah Kasat Intelkam AKP Supardi yang ditemui secara terpisah.
Dalam pada itu Ketua Tim Pemantau Independen Saliman MPd didampingi anggotanya Drs Andang Suhartanto MSi dan Drs Suismanto MAg juga mencatat beberapa peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian. Di antaranya ditemukannya pengepakan mata pelajaran sosiologi yang kurang standar sehingga rawan terhadap kemungkinan kebocoran. Kemudian ada sekolah yang menerapkan tata tertib tidak standar Prosedur Operasional Standar (POS). Dalam POS disebutkan siswa hanya boleh keluar setelah seluruh jam yang tersedia habis, tetapi ada sekolah yang memperbolehkan keluar sebelum jam habis.
Termasuk adanya gangguan dari penyemprotan nyamuk demam berdarah di Kantor DPRD Gunungkidul sehingga asapnya memasuki ruang ujian di SMK 1 Wonosari. "Seharusnya tidak boleh terjadi hal yang demikian, karena asap fogging ini mengganggu konsentrasi peserta ujian," kata Andang Suhartanto