KKN Marak, Kinerja Bawasda Dipertanyakan

Lagi, Raskin Dikorupsi

Ketapang,-
Dugaan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, ternyata banyak ditemukan
di Ketapang. Disinyalir, makin maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) di Tanah Kayong itu, karena lemahnya pengawasan yang dilakukan
Bawasda. Hal ini terungkap dari berbagai sumber yang dihimpun Pontianak Post.
Salah satu sumber Pontianak Post, yang enggan namanya disebutkan
membeberkan bukti akurat dugaan KKN di Pemkab Ketapang. Beberapa dugaan
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang itu diantaranya pembelian lima
buah mobil di DPRD, 5 buah mobil pemkab, perjalanan dinas oknum pejabat
ke luar daerah sehingga tak memberikan hasil yang jelas terhadap
pembangunan daerah. Demikian pula halnya dengan pembelian tanah di Pulau Jawa, proyek yang
tak terbayar sehingga dikeluhkan kontraktor dan pimpinan proyek. Selain
itu alasannya juga tak jelas, pemkab juga mengeluhkan keuangan dari
Pusat. Selain itu juga adanya pernyataan oknum pejabat yang menjelaskan
peningkatan pendapatan daerah pertahun sampai miliaran rupiah. Akan
tetapi kemana larinya keuangan yang bersumber dari APBD tersebut.
"Apakah tidak mungkin indikasinya keuangan daerah dipergunakan
memperkaya diri sendiri," ujar pimpinan LBH yang enggan namanya
disebut. Dalam bukti tertulis itu juga, memperlihatkan adanya pembelian beberapa
buah mobil, ponton, dan rumah oleh seorang oknum pejabat. Ini menjadi
sorotan penting, karena gaji dan tunjangan pejabat tersebut sangat jauh
dari kenyataan untuk membeli barang-barang mewah dalam waktu yang cukup
singkat. Selain itu pula, terdapat indikasi penyelewengan proyek tanpa
ditenderkan oleh oknum di Pemkab Ketapang. Dari penilaian yuridis hukum hal itu telah bertentangan dengan PP Nomor 30 tahun 1980 tentang disiplin pegawai negeri. Dari berkas yang akan diserahkan ke Kejaksaan Agung tersebut, juga
membeberkan bobroknya pengawasan yang dilakukan Bawasda. Dimana
terdapat indikasi pembangunan GOR Pangeran Tentemak, telah terjadi
penyelewengan dana sekitar Rp 200 juta, tetapi tidak ditindaklanjuti
secara hukum. Dari berkas berita hukum itu juga diuraikan dugaan
penyewengan dana untuk sebuah organisasi sebesar Rp 39 juta, dana
pemagaran wakaf kuburan umum Rp 37 juta, dan bantuan dana untuk sebuah
organisasi olahraga sebesar Rp 7,6 juta. "Bawasda tidak melakukan pengawasan secara efektif ke dalam lingkungan
pemkab sendiri. Bahkan BPK sendiri yang turun memeriksa ke Ketapang
pada tahun 2002 sekitar Oktober-Nopember tidak menghasilkan apa-apa,
untuk menggantikan keuangan daerah yang semraut, tetapi memeriksa
kontraktor yang dirundung duka. Ini bukti Bawasda sebenarnya mandul,"
cetus Sitorus yang dimintai tangapannya. Secara terpisah, seorang lelaki yang mengaku bernama Edi juga
menuturkan adanya dugaan korupsi di Kecamatan Matan Hilir Selatan.
Dugaan korupsi itu menyangkut beberapa oknum desa yang terlibat
penjualan beras raskin sebanyak 6,3 ton. Data yang yang dibebarkan Edi
itu mengungkapkan secara jelas kronologis tindakan penyelewengan beras
sebanyak 9 ton. Disinyalir beras raskin tersebut hanya disalurkan
sebanyak 2,7 ton. Karena ada kejanggalan salah satu pengurus desa (BPD)
mendatangi kepala desa dan menanyakan tentang penyaluran raskin 9beras
rakyat miskin) tersebut. Menurut keterangan kepala desa, beras raskin
tersebut hanya bisa disalurkan 2,7 ton , karena itu yang bisa diambil
dari Sub Dolog Wilayah II Kabupaten Ketapang, sedangkan sisanya hangus.
Karena mengira ada kejanggalan, pihak Mahroni segera melakukan
investigasi ke lapangan, dan menanyakan langsung dengan instansi
terkait. Dari investigasi yang dilakukan Mahroni itu, terungkap adanya
penggelapan beras raskin telah dijual oleh beberapa oknum aparat. Beras
raskin tersebut dijual ke pedagang dengan harga umum (Rp 2.250/kg).
Dari hasil penyelidikan itu, maka pihak masyarakat kemudian memberikan
surat kuasa kepada BPD Sungai Nanjung pada 22 Desember 2002. Dari tuntutan masyarakat itu, mereka menawarkan tiga opsi diantaranya mengembalikan raskin tersebut 2 kali lipat.
Sumber: Klik Di sini

Lha piye nek arep nyapu ben dadi resik, lha wong sapune wae regete poll...

kandar wrote:

Lha piye nek arep nyapu ben dadi resik, lha wong sapune wae regete poll...

Karang ra tahu resikan gek mas....

Mugo2 wae sing seneng korupsi gik cepet2 mo**r.....
Ngrusak tatanan negoro jew,..

ojo mo*ar sik kang... ben ngrasakke sikso dunyo juga...
nek cepet eling yo ben do tobat.. gek harta ne dibalekke nggo subsidi beras opo kebutuhan wong cilik liyane..

Sepakat nek karo mas Kandar aku....ning biasane ki wis do lali jek.

dewalangit wrote:

Mugo2 wae sing seneng korupsi gik cepet2 mo**r.....
Ngrusak tatanan negoro jew,..

mogo2 panjang umur.....
seret rejeki......

kok yo tego yo...

lilis wrote:

kok yo tego yo...

Ning ketoke BAWASDA Gunungkidul mbokne ra koyo ngono........ayo d dongake wae...

BAWASDA GK wong'e alim2....gak doyan duit korupsian, gak tego mangan duit'e rakyat....(mugo-mugo...amien)

Yoh mugo2 wae mas.......