Sebanyak 8.236 jiwa dari 2.045 Kepala Keluarga yang tersebar di 5 desa di Kecamatan Panggang, mengalami kesulitan air yang cukup serius. Seluruh sumber air di wilayah ini sudah kering kerontang, termasuk distribusi air dari Ngobaran yang sebelumnya sampai ke Girisekar dan Girimulyo, saat ini juga kembali macet. Sementara itu guna melayani droping air kepada penduduk yang kesulitan air, dihadapkan kesulitan untuk mencairkan dana yang tersedia dan sudah diploting untuk droping air di masing-masing kecamatan. Namun karena permintaan air terus mengalir, maka armada tangki tetap dioperasikan, meskipun dananya harus pinjam kesana kemari.
Demikian dikatakan Camat Panggang Drs Agus Hartadi MSi ketika ditemui Jumat (29/8). Menurut Agus Hartadi kesulitan air yang dialami penduduk Panggang saat ini memasuki puncaknya. Terlebih sudah 5 bulan ( Maret-Agustus 2008) belum pernah ada kiriman hujan, sehingga sejak April lalu sebagian penduduk sudah harus membeli air.
Ditambahkan oleh Camat Panggang bahwa dana yang disediakan untuk droping air termasuk untuk perawatan kendaraan tangki pada 2008 ini sejumlah Rp 95 juta. Alokasi dana ini akan digunakan untuk droping hingga Desember 2008 nanti. Setiap hari minimal bisa dioperasikan 5 tangki untuk melayani air di 28 dusun yang tersebar di 5 desa. Sebenarnya di Panggang ada 6 desa yang mengalami kekeringan, namun satu desa ditangani langsung oleh Dinas Sobermas, katanya.
Kesulitan pencairan dana untuk droping juga diakui beberapa camat yang wilayahnya mengalami kesulitan air, diantaranya Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Paliyan dan Saptosari. Agar droping air bisa tetap berjalan para camat di wilayah ini terpaksa harus bon dulu, baik untuk membeli BBM, perawatan kendaraan maupun untuk pembelian air. Jika dana segera cair, maka operasional droping akan lebih lancar.
Dari pemantauan kami di Wilayah Panggang yang sebelumnya mendapatkan suplai air dari Ngobaran, diantaranya Desa Girisekar dan Girimulyo sejak beberapa waktu lalu, aliran air PDAM ini macet. Jika mengalir paling hanya satu minggu sekali itupun hanya beberapa jam, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan air penduduk setempat.
Masyarakat di wilayah ini mengaku kecewa atas pelayanan PDAM, padahal para pelanggan air, selalu membayar rekening setiap bulannya meskipun air tidak bisa mengalir dengan rutin. Warga berharap agar Proyek Air Bersih Baron yang interkoneksi dengan Ngobaran bisa dipercepat sehingga masyarakat sektor barat akan segera menikmati air bersih.