WONOSARI : Meski setiap tahun mendapatkan keuntungan, secara akumulasi saldo Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wonosari masih negatif. Kondisi ini dipengaruhi beban perusahaan menahan laju beban penyusutan aset barang, perawatan, dan biaya operasional yang nilainya lebih tinggi. Dalam dua tahun ini PDAM harus menanggung biaya aset Rp17,4
miliar meski tahun 2006 dan 2007 total keuntungan yang diperoleh Rp2,3 miliar. Sedangkan operasional, untuk membayar biaya listrik setiap tahun PDAM harus mengeluarkan dana Rp350 juta.
Asih Budiarti, Bagian Keuangan PDAM mengatakan, PDAM baru bisa dikatakan untung jika bisa menutup beban penyusutan. “Saat ini PDAM harus menyediakan dana sekitar Rp98 miliar dari jumlah beban penyusutan yang harus ditutup, baru bisa dikatakan untung,” kata Asih kepada Harian Jogja, kemarin.
Dikatakan Asih, tahun 2006 pihaknya harus menyediakan Rp9,029 miliar untuk biaya penyusutan aset dan biaya operasional. Tahun 2007 jumlahnya mencapai Rp 8,4 miliar. Sementara, keuntungan PDAM di tahun 2006 senilai Rp734 juta sedangkan tahun 2007 keuntungan diperoleh Rp1,3 miliar.
Asih Budiarti mengaku apabila perhitungan tidak dikenakan biaya penyusutan aset barang PDAM bisa dikatakan untung. Diakui Asih, biaya perawatan peralatan dan biaya operasional peralatan PDAM membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Padahal, harga air yang di jual ke pelanggan saat ini masih menggunakan perhitungan harga tahun 2002, yaitu Rp1.700 meter kubik.
Menanggapi klaim PDAM terus mengalami kerugian, Heri Nugraha anggota Komisi D DPRD menyatakan kurang sependapat. Heri meyakini tidak semua aset dan peralatan yang dimiliki PDAM merupakan hasil pengadaan murni PDAM.
“Perlu ada pemilahan aset PDAM sehingga bisa dipastikan mana yang harus dikenakan beban penyusutan dan mana yang tidak. Masalahnya ada banyak aset bersumber dari hibah murni dan bantuan. Jadi apa iya aset-aset PDAM saat ini memang keseluruhan bersumber dari pengadaan murni . Kayaknya kok nggak juga,” kata Heri dari politisi Partai Golkar.
Senada dengan Heri, Ratno Pintoyo Wakil Ketua DPRD menilai perlu dilakukan penataan manajemen PDAM. “Jangan kemudian terus-terusan mengaku rugi namun ternyata hanya untuk mencari alasan untuk menaikkan tarif dasar PDAM. Ya kalau ngakunya rugi terus harusnya bangkrut dari dulu,” ungkap Ratno politisi PDIP.