Friday, 25 July 2008 14:01
DANUREJAN: Sungai bawah tanah Bribin di Gunungkidul bakal dijadikan sebagai laboratorium gua internasional. Realisasinya menunggu selesainya pembangunan proyek tersebut.
Laboratorium itu sendiri akan digunakan untuk bidang hidrologi, teknik sipil, geofisika, dan lingkungan. Pelaksana proyek Bribin dari Badan Tenaga Atom Nasional ( Batan ), Agus Taftazani, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan uji tes bendungan di Gunung kidul. “ Uji coba ini akan dilakukan selama 2-3 minggu,” ujarnya pada wartawan usai bertemu dengan Sultan di Kepatihan kemarin. Untuk mendeteksi kebocoran saat ini sedang mempersiapkan penggunaan radioisotop.
Menurutnya, meskipun tertunda selama dua kali, pihak Jerman merespon secara positif hasil dari kinerja pemerintah provinsi dan Batan. Pihak Jerman banyak membantu dari sisi alat dan tenaga ahli. “Pelaksanaan proyek membutuhkan beberapa tahapan, karena terkendala oleh gempa dan hujan banjir” kata dia.
Setelah bendungan siap, tahap selanjutnya adalah pemasangan mikrohidro. Agus tidak menyebut berapa jumlah dana untuk proyek tersebut. “Dana dipersiapkan dari APBN dan APBD, saya hanya melaksanakan proyek,” katanya.
Program ini terjalin atas kerjasama dari Pemprov DIY, Universitas Karlsruhe, Batan dan perwakilan Mentri Riset dan Teknologi ( menristek ) Jerman. Proyek ini dipastikan akan memberikan manfaat bagi air bersih bagi warga sekitar Gunung Kidul. Namun, pihaknya tidak menyebutkan kapan proyek ini tepatnya akan mampu diselesaikan tahun ini. “Kita tunggu dulu tahapan selanjutnya hingga selesai, baru bisa dimanfaatkan warga,” imbuhnya.
Sementara itu, Profesor Franz Nestmann dari Universitas Karlsruhe, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiakan konstruksi bangunan mulai dari sistem pengairan bawah tanah maupun berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek. “Pompa air untuk Kaligowo sudah disiapkan,” ujarnya.
Pihaknya mengharapkan kerjasama proyek antara Jerman dan Pemprov DIY ini bisa dilaksanakan dengan baik.