Salah satu contoh "PESTA BERDIRI "
Hajatan di masyarakat semakin hari semakin banyak seiring dengan
berkembangnya jumlah manusia di muka bumi.Begitu juga tamu undangan yang
menghadiri hajatan tersebut juga semakin banyak dan semakin komplek
latarbelakangnya,sehingga selain yang empunya harus menyediakan tempat
yang lebih luas juga sarana prasarana yang harus disediakan juga lebih
komplek.Begitu juga makanan dan minuman yang harus disediakan makin
beraneka ragam.
Dengan melihat kondisi semacam itu akhirnya sebagian masyarakat
berpikiran prakmatis dengan meniru budaya Barat ( Eropa ) yaitu “ PESTA
BERDIRI “.Dengan perhitungan ekonomis dan efisien “Pesta Berdiri “
lebih praktis karena tanpa kursi dan tempat duduk ,lebih murah karena
tidak perlu menyewa kursi dan sebagainya.
Selain sisi positif yang ada tetapi beberapa keuntungan pesta
berdiri tidak seimbang dengan nilai moral dan budaya ke Timuran
,dimana bagi orang-orang Timur seperti Indonesia budaya yang sudah
ditanamkan sejak lama adalah “makan minum sambil duduk” Begitu juga
dalam tuntunan agama Islam ,makan minum sambil berdiri sesuatu yang
kurang etis dan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW.
Ditinjau dari kesehatanpun makan dan minum sambil berdiri
mengakibatkan minuman dan makanan yang dikunyah dan kemudian ditelan
akan langsung jatuh ke dalam lambung sehingga kurang sehat dari segi
pencernaan makanan.
Perlu diketahui air yang masuk dengan cara minumnya sambil duduk akan disaring oleh sfringer.
Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga
air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan
disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika
kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung
menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi
pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa
di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal.
Begitu juga makanan yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak
pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak
kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi
usus.Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa
menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah,
untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan
pingsan atau mati mendadak. Dan jika dilakukan secara terus-menerus
terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka
pada lambung.
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk,
lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum
atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan
perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan
menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya
dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka
akan menyebabkan melar.
Nah dengan beberapa kerugian baik ditinjau dari segi akhlaq maupun
kesehatan maka kita sebaiknya kita berpikir ulang untuk mengadakan
hajatan dengan” PESTA BERDIRI”
Hikmah :“Nak, sesungguhnya itu semua adalah sunnahku, barangsiapa
menghidupkan sunnahku maka ia mencintaiku, dan barangsiapa mencintaiku
kelak akan bersamaku di surga” (HR. Thabrani)