Perdagangan sapi di Pasar Hewan Siyono. (Foto : Dedy EW) WONOSARI (KRjogja.com) - Untuk menstabilkan harga sapi, para peternak sapi di Gunungkidul berharap pemerintah pusat membatasi impor dari luar negeri. Sebab jika impor dilakukan secara besar-besaran, bisa mematikan peternak utamanya di daerah. Sedangkan untuk harga sapi sekarang ini cenderung fluktuatif, jika seminggu sebelumnya terjadi penurunan, kini harga sapi di Gunungkidul kembali normal.
“Selama ini pemerintah belum mengambil kebijakan yang bisa melindungi peternak sapi di daerah,” ujar Suraji salah satu pedagang di Pasar Hewan Siyono, Senin (20/2).
Diungkapkan, peternak tidak menuntut jalan impor ditutup total. Namun dilakukan pembatasan yang bisa mendukung perkembangan sapi lokal. Artinya jika impor sapi dibatasi, tentunya peternak di daerah bisa ikut menyuplai kebutuhan daging sapi di dalam negeri.
“Gunungkidul merupakan salah satu gudang ternak sapi yang cukup besar. Bahkan banyak pedagang dari berbagai kota besar yang datang untuk mencari baik sapi pembibitan maupun pemotongan,” ucapnya.
Ditanya terkait harga sapi, Suraji kini sudah membaik dibanding beberapa hari yang lalu. Untuk sapi putih kisaran Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Untuk metal mencapai Rp 10 juta lebih.
Terjadinya penurunan harga sapi seminggu yang lalu disebabkan pemilik atau pengelola pemotongan sapi takut untuk melakukan kegiatan. Sebab mereka merasa rugi ketika hasil penjualan daging sapi dengan pembelian awal cenderung mengalami kerugian. (Ded)
Sumber