Gb. Emi Astutik
Siswa atau pelajar saat ini dengan mudah mendapatkan fasilitas baik
kendaraan maupun sarana komunikasi dan kemanjaan lainnya untuk
bersekolah .Efek negative dari berbagai kemudahan tersebut
mengakibatkan sebagian kurang gigih belajar dalam menempuh
cita-citanya. Namun diantara ribuan siswa yang beruntung mendapatkan
fasilitas tersebut ternyata masih ada siswa yang dengan segala
keterbatasannya berusaha dan gigih menerobos berbagai hambatan dan
rintangan.Salah satu siswa tersebut adalah Emi Astutik yang
saatdiwawancarai untuk ditulis di rubric ini masih menjadi siswa SMK
Muhammadiyah I Playen kelas II jurusan Audio Vidio.
Emi Astutik yang berasal dari dusun Jatikuning desa Ngoro-Oro Patuk
Gunungkidul setiap hari harus sudah berangkat sekolah jam 05.15 WIB dan
menelusuri jalan setapak diantara lereng-lereng bukit di Patuk sekitar
2,5 km.Sesampai di jalan Jurusan Yogyakarta –Wonosari tepatnya sebelum
Kalipentung Patuk GK baru menanti angkutan umum atau Bus dari Yogyakarta
menuju sekolah.Dari tempat ini Emi naik bus sekitar 16 km menuju
sekolah dengan ongkos dua ribu rupiah sekali jalan.Begitujuga
sepulangnya dari sekolah turun dari bus sudah sekitar jam 16.30 WIB
kemudian jalan 2,5 km menuju rumahnya di dusun Jatikuning Ngoro-oro .
Sesampai di rumah juga tidak langsunh istirahat tetapi langsung
membantu orangtuanya baik memasak maupun membantu pekerjaan
orangtuanya.Maklum Orang tua Emi Astutik termasuk golongan ekonomi
lemah.Melanjutkan sekolah ke SMK pun karena keinginan dari dirinya yang
kuat agar bisa lulus SMK sehingga bisa merubah jalan hidupnya.Sebetulnya
keinginan orangtuanya ,karena memang berlatar belakang ekonomi lemah
,orang tua Emi Astutik melarang melanjutkan sekolah dan disuruh langsung
bekerja sesuai dengan ijazahnya, tetapi karena dia ingin merubah jalan
hidupnya sehingga bisa lebih baik dari orangtuanya maka rintangan dan
hambatan tetap dia singkirkan agar bisa sekolah sampai lulus SMK.
Uang saku dari orangtuanyapun kadang-kadang hanya cukup untuk naik
angkutan umum sebesar empat ribu rupiah,sehingga harus tidak jajan di
sekolah karena memang tidak ada uang saku untuk jajan.Orangtua Emi
Astutik bekerja sebagai petani kecil dan buruh bangunan yang tidak
setiap saat ada obyek yang dikerjakan.
Walaupun serba banyak keterbatasan fasilitas tetapi Emi Astutik
mempunyai tekad yang kuat untuk menyelesaikan sekolah SMK sampai lulus
sehingga dengan bekal ketrampilannya dia berharap bisa merubah ekonomi
keluarganya menjadi lebih baik.
Semoga Allah SWT selalu member kekuatan kepada Emi astutik dalam menempuh cita-citanya .Amien.