referendum DIY

First topic message reminder :

sepertinya urusan keistimewaan yogya nich bakal alot dan ramai...disatu sisi mayrarakat yogya ingin DIY tetap punya keistimewaan, tapi pemerintah pusat maunya disamam ratakan dg daerah lain...terus pertanyaaanya kalau disamakan dg daerah lain istimewanya dimana?

nah sekarang lg usume usulan referendum... pemerintah pusat sepertinya terlalu berani dg menganggakt isu referendum...lha kalau wong ngayogyakarata lewat referendum malah pingin madeg negra dhewe rak malah kojur Indonesia....
ning umpama sultan pingin njabel surat sing dikirim sultan sepuh dhisik sing intine yogya bergabung dg indonesia...terus nek saiki dijabel pingin dadi negara dhewe meneh piye ca? setuju ora nek yogya lepas seka Endonesia?

wah aku ngertine mung karang mojo nek ndadak neng negara ki njur adoh rasane...po menh mung rep ngandul sepur...ora wae ah...kejaba..sri sultan mengumumkan kemerdekaan DIY.....

wah...diskusinya makin asik ja ne,,
emmm...mungkin inilah wujud nyata dari keistimewaan Jogja...yaa dgn adany forum2 sperti ini, bisa utk urun rembug.
namun, sebenarnya tak hanya itu keistimewaan Jogja tapi juga krn sebagian besar masyarakatnya jg kritis dan sangat peduli dengan perkembangan kotanya, seperti mas-mas berdua ini. makanya, sayang banget kalo sampe Indonesia itu mau melepas salah satu aset istimewanya ini.

apapun yg akan terjadi nanti,, 1 hal yg pasti dan tidak bisa diganggu gugat yaitu...JOGJA AKAN TETAP DAN SELALU ISTIMEWA....salam Jogist (Jogja istimew)....nuwun

ah rame meneh nek ngobrole karo bu lurah.....barang, piye bu?

lha yaa monggo dilanjuuut....


kemaren nek jenengan semua sempet liat berita di tipi mesti gumujeng,, lha aneh2 wae koq mosok katanya menurut hasil survei hampir 70% rakyat Jogja setuju pemilukada utk gubernur,, katane itu survei dari tahun 2007 hingga 2010. pendapat ini disampaikan oleh bapak Joehermansyah.
jelas langsung diprotes oleh sebagian besar rakyat Jogja, bahkan beberapa pengamat politik seperti yg disampaikan dlm acara Todays Dialog di Metro tv kemarin malam sama sekali menolak hasil tersebut. mereka masih mempertanyakan kevalidan dari survei tersebut.

aneh2 saja para petinggi negeri ini....




sya update info yg terkait dgn postingan sya ini....

info ttg survei...


Survei Menjadi Acuan Kemdagri
Minggu, 5 Desember 2010 | 02:46 WIB

Jakarta, Kompas - Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermasyah Djohan menegaskan, dalam menyusun RUU Keistimewaan Yogyakarta, pemerintah mengacu pada survei. Survei menunjukkan, 71 persen responden menghendaki pemilihan.

”Kami punya data survei, 71 persen rakyat DIY menghendaki pemilihan langsung,” kata Djohermasyah dalam Diskusi ”Daerah Istimewa Kecewa” di Trijaya FM, Jakarta, Sabtu (4/12).

Hasil survei Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) itu yang menjadi bahan pertimbangan pemerintah bahwa pengisian jabatan Gubernur-Wagub Yogyakarta melalui pemilihan.

Data survei yang menjadi pegangan Kemdagri itu bertolak belakang dengan hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan sejak tahun 2008 hingga 2010. Ketika ditanya apakah sebaiknya Gubernur DIY dipilih langsung oleh rakyat atau penetapan, sebagian besar masyarakat Yogyakarta menginginkan penetapan. Angkanya antara 53,5 persen dan 79,9 persen (Kompas, 2/12).

Pemerintah, kata Djohermasyah, sudah sejak lama mengakui keistimewaan Yogyakarta. Hal itu dibuktikan dengan penyusunan RUUK DIY. Kemdagri menargetkan, penyusunan naskah RUUK dapat segera diselesaikan sehingga sudah dapat diajukan kepada DPR pada Desember ini. Pemerintah menargetkan RUUK DIY sudah dapat disahkan menjadi undang-undang paling lambat tahun 2011.

Namun, para kepala desa siap memboikot pemilihan umum kepala daerah. ”Kami para kepala desa yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Saya dan teman-teman siap memboikot pemilu kepala daerah jika pemerintah tetap memaksakan pemilihan dalam RUUK DIY,” tutur Ketua Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara DIY Jiono seusai diskusi.

Jiono meminta pemerintah mempertimbangkan sejarah serta kearifan lokal Yogyakarta dalam menyusun RUUK DIY. Bagi masyarakat Yogyakarta, jabatan gubernur itu melekat pada Sultan Hamengku Buwono. Karena itulah masyarakat menginginkan Sultan HB dan Paku Alam otomatis ditetapkan jadi gubernur dan wakil gubernur. Keinginan itu sama sekali tidak didasari motif politik ataupun kekuasaan.

Ahli hukum tata negara, Irmanputra Sidin, dalam diskusi itu juga mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan kearifan lokal Yogyakarta. ”Kata kuncinya satu, yakni kearifan. Kearifan lokal dan kearifan Presiden dalam mengambil keputusan,” katanya.

Menurut dia, pengisian jabatan gubernur-wagub melalui mekanisme penetapan tidak melanggar konstitusi karena telah dijamin dalam Pasal 18 UUD 1945. Selain itu, seluruh perwakilan daerah pun telah menyepakati penetapan Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam yang sedang bertakhta menjadi Gubernur dan Wagub DIY.

”Itu sudah konstitusional, seluruh anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) sudah menyepakati penetapan. DPD itu, kan, wakil dari seluruh daerah di Indonesia, jadi sebenarnya sudah selesai semua, sudah konstitusional,” papar dia.

Sebanyak 132 anggota DPD menyepakati penetapan Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam menjadi gubernur dan wagub sebagai satu dari tujuh keistimewaan Yogyakarta. Klausul penetapan itu masuk dalam naskah RUUK DIY yang disusun DPD dan sudah diserahkan kepada DPR pada Oktober lalu.

Raja tidak salah

Secara terpisah di Palembang, Sumatera Selatan, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, hak istimewa yang dimiliki DIY harus dihargai. Namun, bentuk penghargaan itu harus diformulasikan, apakah Sultan memiliki wewenang mengurus wilayah, mengurus keuangan, atau kewenangan lain.

Marzuki mengkhawatirkan, seandainya pelaksana pemerintahan DIY melakukan kesalahan administrasi atau kesalahan prosedur dalam pemerintahan yang berdampak hukum. ”Jangan sampai ada prinsip raja tidak pernah salah. Raja tidak pernah salah karena raja sebagai ratu adil. Nanti hukum susah ditegakkan. Itu yang harus kita pertimbangkan,” ujarnya. (NTA/WAD)

saingan survei dari kompas dan sepertinya lebih valid....



Survei Kompas 2008-2010
79 Persen Warga DIY Tolak Pemilihan
Senin, 6 Desember 2010 | 10:21 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Data survei yang menjadi pegangan Kementerian Dalam Negeri bertolak belakang dengan hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan sejak tahun 2008 hingga 2010.

Ketika ditanya apakah sebaiknya Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih langsung oleh rakyat atau penetapan, sebagian besar masyarakat Yogyakarta menginginkan penetapan. Angkanya mencapai antara 53,5 persen dan 79,9 persen (Kompas, 2/12/2010).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermasyah Djohan sempat menegaskan, dalam menyusun RUU Keistimewaan Yogyakarta, pemerintah mengacu pada survei. Tanpa menyebutkan lembaga yang melaksanakan survei, ia mengatakan bahwa hasil survei menunjukkan, 71 persen responden menghendaki pemilihan.

”Kami punya data survei, 71 persen rakyat DIY menghendaki pemilihan langsung,” kata Djohermasyah dalam diskusi ”Daerah Istimewa Kecewa” di Trijaya FM, Jakarta, Sabtu (4/12/2010).

Hasil survei Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) itulah yang lalu menjadi bahan pertimbangan pemerintah bahwa pengisian jabatan gubernur-wagub Yogyakarta melalui pemilihan.

monggo...silahkan dibaca info dri sya...


matur nuwun...

salam Jogist...Jogja Istimewa...

tak melu nyimak, nek wes merdiko arep siap2 nggawe passpor ...

apakah teman-teman ada yg ikut berunjuk rasa di depan DPRD Djogja?



salam Jogist...Jogja Istimewa,,, untukku, untukmu dan untuk kita....

arep melu unjuk rasa awake kok krasa lungkrah..ya dadine neng omah wae...aja menh unjuk rasa..unjuke kathok we rada abot ki.....

@mbah koor : walah,, nggih nek sampun sepuh niku wonten griyo kemawon mbah, mengke malah ngrepoti ngoten nek panjenengan dherek demo...mengke malah mengguk ipun kumat maleh,,hehehe.....

sik penting lha hasil ipun lumayan sae mbah,, fraksi2 sampun setuju nek pemilihan gubernur boten mawi pemilu, nanging taksih wonten ingkang mbelot, Demokrat mbah...lha simbah sampun tumut ngibaraken gendero keraton dereng mbah? nopo malah panjenengan bikak posko relawan "referendum"?? heeheehee....






salam Jogist...Jogja Istimewa.... :%^&^:

anu jee lis...aku jan wis ora kuwat ngapa ngapa meneh...isaku kari ndonga isa pacaran meneh karo cah sma .......

lisol wrote:

nyambung lagi....hehehe,,

kalo menurut sya memang idealis sekali dan terlalu dini kalo Jogja dikatakan akan referendum, tapi kayaknya mungkin saja itu terjadi, ini menurut sya lho yaa...hehe...

tapi memang kalo akan referendum, tidak hanya TNI bahkan sebagian besar warga negara Indonesia raya juga akan berupaya agar Jogja tak lepas dari NKRI. hal ini terjadi krn mereka melihat bahwa sumbang sih propinsi ini cukup besar dalam kemajuan dan perkembangan negara. jadi, tidak mungkin dilepas begitu saja.
sya rasa jg sultan akan bijaksana untuk memilih jalan yang terbaik bagi penyelesaian isu ini.

dari semua yang sudah terjadi kan intinya cuma KOMUNIKASI, kalo ini sudah bisa berjalan dgn baik dan jelas maka tidak akan ada istilah referendum itu keluar. komunikasi antara pihak pusat dan daerah harus diklopkan lagi, jdi bisa seiring sejalan dalam memaknai setiap peristiwa. duduk bareng dan bukan dengan perang via media mungkin bisa jadi solusi (walupun biasanya ini akan terjadi setelah ada reaksi keras dari warga yang nonton perang media itu tadi).

isu ini sya rasa bisa jadi salah satu upaya utk mengalihkan kasus si raja pajak yg hobi nonton tenis,, hehehehehe.....terlalu banyak pihak yg terlibat dalam kasus ini, jadi mendingan bikin isu lain deh,, jdi biar pada lupa...hehehehe...

sekali lagi ini cuma sekedar pendapat dari anak muda yang mungkin bagi mereka yang sudah jauh berpengalaman dipandang sebagai sesuatu yang sangat idealis....hehehe....



salam JOGIST (Jogja Istimewa) teman2 semua...terimaksih...

iki aku setuju..>!!

Ass. Wr. Wb.

Makin hari suhu politik di Yogya semakin meningkat, setelah saling beradu argumentasi di media massa sekarang rakyat Yogya pun sudah menggalang kekuatan dan semakin hari akan semakin solid, namun para petinggi negeri ini bukannya membantu menyejukkan suasana namun jusru malah mengeluarkan statement statement yang kurang baik.

Mudah-mudahan dapat segera berakhir dan di cari jalan keluar terbaik, dengan mengedepankan tujuan utama yaitu untuk sebesar besar kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, [win win solution mode on].

Wassalam,

mas sultan...kita merdeka saja.....

Asmaraningtyas wrote:

mas sultan...kita merdeka saja.....

" Emoh ah, mangkih ndak di dukani kaliyan Romo, . . . . tur menawi mardiko mangkih malah soyo tambah mumet "

@mbah koor : sampun mbah,, njenengan niku ngaso kemawon,, boten sah tumut huyag-huyug e kawulo mudo mangke malah kumad lho...hehehe...


@pak camat : siiph...


@mas korlap : betul dan setuju banget dgn harapannya,, semoga ini gak berlarut-larut. kasihan je warga yg masih harus survive pasca merapi. mereka sudah jenuh dan bosan dgn kondisi mereka, malah ditambah isu politik yg awut-awutan.
para petinggi juga makin aneh aja, nglempar statement saenak wudel e dewe,, gak mikir dampaknya. kalo sudah seperti ini, sekali lagi rakyat yg harus berjibaku.
mereka di atas si enak ongkang2 sambil ngawasi proyek sana-sini, lha tapi yg rakyat terus-terusan diusik dgn berbagai masalah yg sebenarnya muncul cuma krn satu keteledoran berbicara si bapak bermata panda itu. sekarang ini, Jogja tercinta seharusnya sedang akan mulai menata kemabli pariwisatanya yg terpuruk oleh merapi. kalo kita sempat berkunjung ke malioboro, ke pantai2, semuanya lengang krn adanya erupsi beberapa waktu lalu ditambah isu politik yg berkobar, jdi tambah sepi. kalo sudah seperti ini, nasib para pedagang dan pengelola pariwisata mjd korbannya.
semoga episode ini segera berakd\hir dg baik dan tanpa harus ada pertumpahan darah dan semacamnya....amin...



salam Jogist...Jogja Istimewa...

ya wis aku manut kandhamu wae ya nduk...dadi ABG kaya aku ngene ya rada repot ancene

Asmaraningtyas wrote:

ya wis aku manut kandhamu wae ya nduk...dadi ABG kaya aku ngene ya rada repot ancene

Ass. Wr. Wb.

Ojo mutung Mbah, terus usaha, ikhtiar dan jangan lupa berdoa ya sebelum tidur, . . . . . . . . . . . pancen kabeh ki perlu pengorbanan Mbah, sekali lagi keep fight ya, . . . . . . . . . . . . . . . wus gawe posko referendum hurung ? :oops:

Wassalam,

sepertinya memang Yogya harus bikin negara sendiri nich....

Merdeka yogya...


kawula nengga dawuhipun ingkang sinuwun.....


DIY BUKAN MONARKI
Gubernur DIY Harus Dipilih Langsung
Kamis, 2 Desember 2010 | 18:41 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menggelar sidang kabinet paripurna yang membahas Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta atau RUUK DIY selama tiga jam, pemerintah akhirnya memutuskan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta harus dipilih melalui mekanisme pemilihan umum sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945.

Sri Sultan dan Pakualam kami tempatkan sebagai orang nomor satu di wilayah itu dengan segala hak-hak dan keistimewaannya.
-- Djoko Suyanto

UUD 1945 mengamanatkan kepala daerah dipilih secara demokratis. Selanjutnya, RUUK DIY ini akan diteruskan ke DPR RI. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (2/12/2010).
"Sementara Sri Sultan dan Pakualam kami tempatkan sebagai orang nomor satu di wilayah itu dengan segala hak-hak dan keistimewaannya," kata Djoko kepada para wartawan.
Pada kesempatan tersebut, Djoko didampingi Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar.
Hak-hak dan keistimewaan tersebut, kata Djoko, akan dirumuskan kemudian. Calon kepala daerah Yogyakarta juga diharapkan mendapatkan restu dari Sultan ketika hendak mencalonkan diri.
Lantas, bagaimana jika Sultan hendak mencalonkan diri sebagai gubernur? "Rumusannya nanti. Ini masih diolah, makronya seperti itu. Nanti teknisnya masih ada," kata Djoko.
Terkait rumusan kata per kata, kata Djoko, hal ini akan dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kesekretariatan Kabinet. Rumusan ini juga terbuka akan diskursus dan kompromi ketika dibahas di DPR. Rumusan ini juga akan memerhatikan aspirasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Seperti diberitakan, dalam penjelasannya berkait keistimewaan DIY sebelum rapat kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, secara pribadi dirinya menilai untuk saat ini Sri Sultan adalah yang paling tepat untuk memimpin DIY. Namun, hasil rapat kabinet ternyata menyebutkan bahwa Gubernur DIY harus melalui pemilu.
Penulis: Hindra Liu | Editor: I Made Asdhiana

sol datang kembaliiii......hihihihi...


ccuma update info saja : berita tentang Jogja dan keistimewaannya kalah dgn timnas yg baru saja dikalahkan malingsia,,,hohohoh...sepertinya unsur politik masih suka diselipkan dimana-mana,,termasuk dunia olahraga...hadeeeh...hadeeeh...


wislah,, apapun yg akan terjadi...Jogjaku tetap Istimewa...hehehehe...


sya ucapkan SELAMAD NATAL bagi semua kawan yg merayakan....damai Kristus beserta kita,, sekarang dan selamanya...amin...

aku ra natalan kok bu lurah...mung pingin yogya merdeka....

...yaelahh,, kan sya mengucapkan bagi yg merayakan mbah koor,, bagi yg tidak yaa nda apa...hehehehe....

yogya merdeka atau tidak yang penting harus tetap istimewa...hehehehe...


salam Jogiest....

ning kue natal aku ra nolak lho lis...nek natalan mbok yo aku didumi rotine....

bule mbah,, tapi biasanya anak2 dapet kado natal dlu dri simbahnya,,,heehehhee....

roti ya doyan...bule aku ya doyan...kok lis..... :lol:

lha kowe njaluk hadiah apa nggo natalan? ngomonga ben ra salah aku sing nukoke...

...buad simbah itu dikasih e bubur ajaa,, ben gampang mbah,, gak perlu ngunyah...ahaaahaaaiii.....

kadone doa ja mbah,, moga kedamaian natal di taun ini bisa terus terjaga,, sama satu lg mbah mohon kado doa jg biar cucune ni tep sehat bagas waras,, biar bisa ngejalanin aktivitas...



semalem di kick andy ada banyak kreativitas unik yg ditampilkan oleh beberapa anak muda Jogja,, ini semakin menunjukkan bhwa Jogja itu memang sangat istemewa...semoga di tahun 2011 Jogja makin istimewa dan indonesia juga jaya...aaammmiiiieennnn....




SELAMAD TAHUN BARU 2011.... :>::

jarene mbahku mbiyen dek jaman londo...doa ki ra mareki....lho lis....

yogya kapan merdeka niki pak sultan?

...wareg secara fisik/badan emang nggak mbah,, tapi secara rohani itu sangat mengenyangkan dan lebih dari cukup. krn sperti yg kita tahu, kekuatan doa itu sangat luar biasa,, jdi doa itu bisa menjadi santapan rohani bagi kita yg memang sdg lapar akan keajaiban Tuhan...hehehe....(ngomong apa ni yaa putune,, nglantur sampe mana2...)



utk pertanyaan itu sepertinya hingar bingarnya masih kalah dgn timnas,, terutama si irfan yg terancam gak bisa maen di timnas lg,,,hehehehe...


salam Jogist....Jogja Istimewa...

wah putuku siji ki saya tambah pinter...ngerti santapan rohani barang...ya syukur ngger gene isih ana bocah enom sing eling karo pangerane.....

...harus donk,, inget sama yang udah kasih nafas tiap detik,,,hehehe...



pokoke tetep dukung JOGJAKU ISTIMEWA....

Update terbaru :
hasil copas dari www.detik.com (sumber : www.detik.com)

Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X akan mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan setiap tanggal 4 Januari, warga Yogyakarta wajib memperingati Yogyakarta Kota Republik. Tanggal tersebut untuk memperingati peristiwa bersejarah, pindahnya pemerintahan Republik Indonesia (RI) ke Yogyakarta, 4 Januari 1946.

Hal itu dikatakan Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan pidato "Kirab Budaya dan Pengukuhan Yogyakarta Kota Republik" di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Selasa (4/1/2011).

"Saya selaku Gubernur Yogyakarta punya kewenangan membuat keputusan bahwa setiap tanggal 4 Januari wajib memperingati Yogya Kota Republik," kata Sultan langsung disambut ribuan peserta kirab dengan meneriakkan yel-yel "Hidup Yogya! Hidup Yogya!".

Sultan kemudian mengajak semua warga masyarakat untuk mendukung hal tersebut sehingga menjadi sebuah kekuatan bersama. "Harapan saya, ini kita sengkuyung bersama sebagai kekuatan kebersamaan dalam NKRI," katanya.

Sultan hadir didampingi adiknya KGPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo. Saat berpidato di Pagelaran Kraton Sultan didampingi Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Bantul Sri Widati Idham Samawi dan lain-lain.

Sebelum Sultan berpidato, dalang Catur Benyek Kuncoro menggelar pentas wayang revolusi yang menceritakan kisah peristiwa berpindahnya ibukota RI ke Yogyakarta, perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memberikan harta pribadinya sebesar 6 ribu Gulden agar pemerintah RI bisa berjalan hingga peristiwa Agresi Militer Belanda II 18 Desember 1948 dan peritiswa Yogya Kembali.

Sebelum peserta kirab budaya tiba di Pagelaran, ribuan peserta dari berbagai elemen dan paguyuban serta asrama pelajar/mahasiswa se-Indonesia yang ada di kota Yogya mengikuti prosesi kirab. Selain membawa bendera Merah Putih, peserta juga membawa bendera lambang Negari Ngayogyakarto Hadiningrat.

Kirab diawali dari Stasiun Tugu Yogyakarta melewati Jl Malioboro, Istana Gedung Agung, Alun Alun Utara dan berakhir Pagelaran Kraton. Meski sempat diguyur hujan deras, hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta.

(bgs/fay)

wah kapan merdekane nek mung ngono thok????

@pak koor : matur nuwun info terbarunya,, kemarin sy juga sempat liat di siaran televisi mengenai penetapan kota republik. dalam hal ini, mungkin sultan hendak mengingatkan kepada para petinggi indonesia bahwa kota jogja pernah berjasa untuk negeri. jasmerah lah istilahnya.

@simbah as : sabarrr mbah,, semua itu ada waktunya,, kalo sultan memang berkehendak lepas dari indonesia yaa pasti akan bertindak...tapi kalo memang tidak ada niatan seperti itu, ya sudah kita tetap bergabung dgn indonnesia raya. sinuwun pasti akan mempertimbangkan semua hal dgn seksama dan sepantasnya, serta dgn kebijaksanaannya akan memilih jalan yg sekiranya baik untuk semua pihak.


...apapun yg akan terjadi,, mau merdeka atau nggak,, Jogja itu tetap istimewa dan akan sellau istimewa....

selak pingin nyang luar negri liwat pedan apa pracimantoro jee...

walah2...koq ya sampeyan ki lucu banget,, biar ngrasake punya pasport msti ya mbah,,heehheehee.....

Ya.... ikut ngoceh ya >>>>> sepertinya britanya dah gak anget maneh lur???? klo mesti referendup ya aku kawulo djogja ya pasti DEREK NGARSO DALEM.. orang inggris bilang ya SEDUMUK BATUK SENYARI BUMI// Kembali ke NAGARI NGAYOGJOKARTO HADININGRAT

urun rembuk sederek...........coba mari di inget waktu pemilu.......bagi yg muslim,jujur aja ke diri sendiri.........waktu nyoblos pada baca bismilah gak?..............

ini yg kurang jadi perhatian buat semua saudara2 kita waktu pemilu.....tiap ada isu dikit2 nyalahin pemerintah.....LHA PEMERINTAH ITU YG MILIH SIAPA?

Yg namanya milih pemimpin itu jangan asal........karena pemimpin itu jadi panutan,dan pengayom, kalo saya sendiri memang BELOM PERNAH NYOBLOS,pemilihan apapun,bukanya golput tapi belom ada yg cocok aja,

Karena sebelum menentukan pilihan saya coba pelajari background si calon,sholat malam minta petunjuk Nya,menganalisa feeling...........kalo tidak ada yg cocok mending tidak nyoblos sekalian.

Kembali ke soal keistimewaan jogja.......
menurut saya akan lebih baik kalo pemimpin jogja melalui penetapan bukan pemilu,
banyak faktor yg lebih menguntungkan........

Dijaman seperti sekarang mari kita BERPIKIR LEBIH WARAS.....
Coba kita telaah efek dari pemilu gubernur.......
1. Banyak korban dari warga yg tidak tau apa2
2. Hanya menimbulkan perpecahan/sengketa antarwarga
3. Dana pemilu banyak yg di selewengkan
4. Pemborosan dana apbn maupun apbd
5. Setelah terpilih gubernur COBA PERHATIKAN APA KERJA GUBERNURNYA????????????????/

Bayangkan jika dana pemilihan itu di gunakan untuk pembangungan..........banyak manfaat yg bisa di rasakan warga,nggak akan ada lagi gedung sekolahan yg roboh,nggak ada lagi guru yg nyambi ngojek..........bisa untuk jalur irigasi..........banyak lagi manfaat yg bisa langsung dirasakan rakyat.

Yaaaa Benar Raden cogo/// tapi jangan lupa dari sisa pemilu ada yang untung>>>>>>>>>
PEMULUNG SAMPAH KERTAS SUARA//// tul gak??