Forum Komunitas Online Gunungkidul |
|
| GLOBAL WARMING | |
|
+3sug3st prima_uciha nur cahyo 7 posters | |
Pengirim | Message |
---|
nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: GLOBAL WARMING Fri May 02, 2008 10:09 am | |
| First topic message reminder : Berikan informasi anda? :bom: | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
prima_uciha Koordinator
Join date : 06.04.08
| Subyek: Satu Lagi Tentang Global Warming Sat May 03, 2008 10:15 am | |
| Yup, satu lagi artikel tentang global warming alias pemanasan global. Mumpung semua orang memang sedang membahas global warming, dan mumpung konferensi yang di Bali belum selesai, aku mau bahas sedikit saja soal global warming.
Bukan sebab-sebab atau gejala-gejala global warming yang mau aku tuliskan di sini. Bukan apa-apa, aku merasa memang aku bukan orang yang tepat untuk itu. Masih jauh lebih banyak orang yang lebih pintar dan berkompetensi untuk menjelaskan dari A-Z tentang global warming.
Tapi tahukah Anda dampak global warming terhadap binatang-binatang di kutub, terutama terhadap beruang kutub? Menurut artikel yang aku baca di majalah The Australian’s Women’s Weekly (nama yang menjebak karena itu majalah bulanan) edisi April 2007, keberadaan beruang kutub sangat terancam punah oleh global warming. Mereka kelaparan, tenggelam, bahkan menunjukkan kecenderungan kanibalisme.
Beruang kutub bergantung pada es untuk berburu, sedangkan efek global warming membuat banyak es di kutub mencair dengan cepat. Karena pencairan es besar-besaran ini, beruang kutub harus berenang lebih jauh untuk berburu makanan. Walaupun mereka dapat berenang sejauh 30 kilometer, tapi dengan pencairan es ini, tidak jarang mereka harus berenang lebih jauh, yang menyebabkan mereka kelelahan bahkan mati tenggelam.
Saat ini, hidup 20.000 beruang kutub masih bergantung pada lapisan es yang semakin menipis. Di sanalah tempat mereka berburu makanan dan berkembang biak. Dengan mencairnya es di kutub, beruang kutub yang semakin kekurangan makanan sering terpaksa melakukan aksi kanibalisme atau bahkan mati kelaparan. Bahkan, bayi-bayi beruang kutub pun tidak dapat bertahan karena perubahan pada lapisan es dan rendahnya nutrisi yang diberikan oleh induk mereka.
Begitu parahnya dampak global warming terhadap ekosistem dunia. Perbuatan manusialah yang mengakibatkan begitu banyak kerusakan di muka bumi, bahkan mulai mengancam kelangsungan hidup makhluk-makhluk lain. Dan apakah kita hanya akan berpangku tangan memandang hasil ‘perbuatan’ kita itu?
Ada sebuah film yang aku rekomendasikan untuk Anda saksikan, yaitu film semi-dokumenter yang berisi presentasi Al Gore. Judulnya An Inconvenient Truth. Oke, memang menonton film (semi) dokumenter belum membudaya di masyarakat Indonesia, tapi kalau Anda berhasil mengalahkan rasa enggan, bosan, dan kantuk Anda, ada banyak pengetahuan yang akan Anda dapatkan dari film itu. Pengetahuan apa? Sebagai contoh kecil saja, apa Anda tahu bahwa dengan mencairnya es di kutub akan mengakibatkan naiknya permukaan laut di seluruh dunia sebanyak 6 meter? Bayangkan apa yang akan terjadi pada kita di Indonesia yang merupakan negara kepulauan! (Sudah pasti Belanda akan tenggelam tanpa sisa - kalau-kalau Anda bertanya-tanya)
Ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mencegah meluasnya dampak global warming, misalnya mulai menghemat pemakaian listrik dan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menghemat pemakaian kertas dan membudayakan daur ulang, serta mensukseskan program penanaman pohon. Then, a better world is in your hands, dear readers. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Join date : 07.04.08
| Subyek: Fiona Angelina Sat May 03, 2008 10:36 am | |
| Knowledge grows when shared - Bhartrihari Efek rumah kaca dan pemanasan global Nopember 28, 2007 in Lingkungan Apa sih efek rumah kaca? Apa sih pemanasan global? Banyak dari kita sering mendengar kedua istilah ini. Apalagi di dalam buku pelajaran juga dibahas. Pemanasan global adalah peningkatan suhu di permukaan bumi. Sedangkan efek rumah kaca adalah peristiwa terperangkapnya panas oleh atmosfer sehingga bumi hangat. Tapi yang sering terjadi adalah salah persepsi terhadap pengertian efek rumah kaca. Hal ini saya alami beberapa tahun yang lalu ketika saya masih duduk di bangku SMP. Dan konyolnya salah persepsi ini terjadi pada seorang guru. Saya masih ingat guru ini berkata dengan begitu berapi-api bahwa pemanasan global disebabkan oleh banyaknya kaca yang digunakan di gedung-gedung dan adanya rumah kaca. Dia menyangka bahwa efek rumah kaca ini (sesuai namanya) terjadi karena pembangunan rumah kaca. Padahal yang benar adalah, panas terperangkap di bumi seperti panas terperangkap di rumah kaca. Saya pun begitu saja percaya kepada guru tersebut, sampai suatu hari saya membaca sendiri buku biologi dan menyadari kalau ada yang tidak beres. Sepertinya salah persepsi ini masih terjadi pada beberapa orang. Mereka berpikir bahwa pemanasan global terjadi karena adanya rumah kaca | |
| | | prima_uciha Koordinator
Join date : 06.04.08
| Subyek: Dampak Pemanasan Global Mengerikan Sat May 03, 2008 10:41 am | |
| Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11).
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang akan digelar awal Desember 2007.
"Sangat mendesak, usaha global harus dilakukan," ujar Ban Ki-Moon, Sekretaris Jendral PBB. Ia berharap para pengambil kebijakan dari seluruh dunia dapat merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim yang akan digelar di Bali mulai 3 Desember 2007.
Mengerikan
Laporan tersebut menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70 persen antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.
Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961.
Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah.
Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepuanahan spesies akan ekstensif. sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.
Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat.
Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 10:45 am | |
| - nur cahyo wrote:
-
Berikan informasi anda? :bom: sebelum para petinggi dan pemerintah panik gara2 global warming kami sejak tahun 1998 sudah memberitahukan pada pemerintah namun dicuekin giliran sekarang mereka panik dan kami pun telah bergerak untuk menghijaukan negeri ini guna memperkecil dampak global warming sejak tahun 1998 pula |
| | | prima_uciha Koordinator
Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 10:47 am | |
| tapi sekarang langkah anda sudah sampai mana mas! | |
| | | nur cahyo Koordinator
Join date : 07.04.08
| Subyek: EFEK PEMANASAN GLOBAL Sat May 03, 2008 11:12 am | |
| Kawasan kutub kini mengalami pemanasan global lebih cepat dari kawasan lain di dunia. Dalam tiga dekade terakhir, lapisan es di lautan sekitar kutub menyusut sekitar 990 ribu kilometer persegi
Sejak beberapa dekade terakhir, para pakar iklim terus mencemaskan dampak pemanasan global, khususnya yang menimpa kedua kutub bumi. Yang terutama diamati dan diteliti adalah kawasan Kutub Utara. Pasalnya, lapisan es di Kutub Utara terus menyusut drastis dalam 30 tahun terakhir ini. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Join date : 07.04.08
| Subyek: Lapisan Es Terus Menipis Sat May 03, 2008 11:14 am | |
| Pengukuran yang dilakukan 300 pakar iklim dari delapan negara yang lokasinya berbatasan dengan Kutub Utara menunjukan, dalam tiga dekade terakhir, lapisan es di lautan sekitar kutub menyusut sekitar 990 ribu kilometer persegi. Disebutkan, kawasan kutub kini mengalami pemanasan global lebih cepat dari kawasan lain di dunia. Para pakar iklim juga yakin, pemicu pemanasan drastis di kawasan kutub, adalah aktivitas manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, emisi gas rumah kaca ke atmosfir terus meningkat drastis. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Join date : 07.04.08
| Subyek: Tidak Ada Lagi Es Pada Musim Panas di Kutub Utara Sat May 03, 2008 11:17 am | |
| Sinyal apa yang dilontarkan dari penyusutan drastis lapisan es di lautan Kutub Utara itu? Tentunya bukan pertanda yang baik bagi ekosistem. Karena itulah, dalam sebuah konferensi ilmiah di Hamburg, sekitar 500 pakar iklim mendiskusikan kemungkinan dampak yang bakal muncul dari penyusutan lapisan es di Kutub Utara tersebut. Peneliti iklim dari Institut Max-Planck untuk meteorologi di Hamburg, Jochem Marotzke mengatakan, menurut perhitungan, sekitar akhir abad ini, lapisan es itu pada setiap musim panas akan mencair seluruhnya. Memang di musim dingin lapisan es kembali terbentuk. Akan tetapi, di musim panas berikutnya seluruhnya kembali mencair. Apa yang diungkapkan Marotzke, tentu saja bukan berita bagus. Jika ramalannya tepat, artinya sekitar tahun 2080 mendatang, setiap musim panas di Kutub Utara tidak akan ditemukan lagi hamparan padang es. Sekarang saja, para peneliti dari institut penelitian kutub Alfred-Wegener di Bremerhaven, mencatat bahwa lapisan es di lautan sekitar kutub juga semakin tipis, setiap musim panas, menyusut sekitar 20 persen dalam 30 tahun terakhir. Demikian dikatakanChristian Haas, peneliti dari Bremerhaven. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Join date : 07.04.08
| Subyek: Permukaan Laut Akan Meningkat Sat May 03, 2008 11:19 am | |
| :cherry: Laju penyusutan lapisan es di lautan sekitar kutub, diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2080 mendatang, sampai semuanya mencair. Dampaknya adalah meningkatnya permukaan air laut global. Dalam 20 tahun terakhir ini, permukaan air laut sudah naik rata-rata delapan centimeter. Jika semua lapisan es mencair, diperkirakan permukaan air laut akan naik rata-rata 90 centimeter. Pemicu drastisnya penyusutan lapisan es adalah pemanasan global yang dipicu aktivitas manusia. :flower: :afro: | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Mengantisipasi dampak global warming ala Taiwan Sat May 03, 2008 11:26 am | |
| Kesadaran masyarakat Taiwan untuk berpartisipasi dalam mengantisipasi dampak negatif pemanasan global boleh dikatakan sangat baik. Ketika kita masih senang berwacana tentang dampak negatif pemanasan global, masyarakat di sana telah memulai upaya yang sangat nyata untuk menguranginya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Penanganan dan pengolahan sampah adalah hal yang sangat serius diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat Taiwan. Sampah dipilah menurut jenisnya dan dibuang pada jadwal yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.
Bahkan tas untuk tempat sampah pun ditentukan oleh pemerintah, tidak sembarang tas plastik boleh dipakai sebagai tempat sampah. Di kota tempat saya tinggal, yang letaknya sekitar satu jam perjalanan dengan kereta api dari Taipei, truk pemungut sampah biasanya berkeliling kota sekitar pukul 18.00 sore sampai pukul 22.00 malam waktu setempat.
Jangan membayangkan para petugas pemungut sampah akan berkeliling dari rumah ke rumah untuk memunguti sampah. Warga masyarakatlah yang berkewajiban untuk memilah sampah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan membuangnya ke truk pengangkut sampah yang berkeliling kota. Truk sampah ini mudah dikenali karena setiap truk ini lewat, sang sopir akan memainkan lagu klasik yang digubah oleh Beethoven yang berjudul Fur Elise.
Ketika saya baru datang ke Taiwan untuk pertama kalinya, saya sangat terkesima menyaksikan orang tua, muda, laki-laki dan perempuan berderet di pinggir jalan menantikan datangnya truk sampah ini.
Penggunaan plastik juga mendapat penanganan serius. Ketika berbelanja di pasar swalayan, para pembeli diminta membayar apabila mereka tidak membawa kantong untuk wadah barang belanjaan mereka.
Masyarakat Taiwan kebanyakan tidak merasa gengsi untuk membawa kantong plastik atau tas belanja dari rumah ketika mereka berbelanja di pasar swalayan. Dengan membawa tas belanja dari rumah, mereka bisa menghemat uang dan mengurangi penggunaan kantong plastik yang berbahaya bagi lingkungan.
Di lingkungan kampus tempat saya belajar, banyak para mahasiswa yang membawa peralatan makan sendiri. Di kantin kampus disediakan sumpit sekali pakai yang langsung dibuang sehabis digunakan. Namun pihak kampus mengimbau para civitas akademika untuk membawa sumpit sendiri yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Imbauan ini banyak diikuti oleh civitas akademika yang tanpa malu-malu menggunakan sumpit sendiri untuk mengurangi penebangan pohon bambu sebagai bahan pembuat sumpit.
Menghemat kertas
Penggunaan kertas juga mendapat perhatian yang serius. Biasanya, para mahasiswa harus membaca sekitar lima jurnal setiap pekan. Untuk mencetak jurnal yang di- download dari Internet, para mahasiswa menggunakan kertas bekas yang tersedia di dalam ruang kelas, di kantor jurusan, dan di research room.
Setelah tidak dapat lagi dipakai, kertas tersebut dibuang ke tempat khusus pembuangan kertas. Bahkan dalam proses penulisan tesis dan disertasi, rancangan awalnya boleh memakai kertas bekas. Hanya hasil akhir disertasi atau tesis yang siap dijilid yang wajib memakai kertas baru.
Beberapa dosen bahkan sudah menerapkan kebijakan untuk tidak memakai kertas untuk penulisan makalah dan tugas-tugas selama perkuliahan. Seluruh tugas perkuliahan dilakukan dengan menggunakan email khusus yang dimiliki setiap mahasiswa. Sehingga kertas tidak lagi diperlukan.
Lalu soal transportasi. Banyak dosen dan mahasiswa yang tidak malu untuk menggunakan kendaraan umum baik yang disediakan oleh kampus maupun pihak luar. Mobil bukanlah barang mewah bagi kebanyakan masyarakat Taiwan. Seorang yang bekerja sebagai dosen di Taiwan sangat mampu untuk membeli mobil yang cukup mewah untuk ukuran orang Indonesia. Namun demikian, banyak dosen dan para profesional lainnya dengan sadar memilih menggunakan kendaraan umum. Tentu untuk mengurangi pencemaran.
Yang lebih mengesankan bagi saya adalah tindakan mantan Menteri Lingkungan Taiwan, Chang Kow-lung, yang memilih mengundurkan diri ketika Presiden Chen Shui-bian mengatakan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak boleh menghambat pertumbuhan ekonomi.
Chang Kow-lung yang mendapat gelar doktornya dalam bidang Fisika dari Yale University adalah seorang profesor dari universitas paling bergengsi di Taiwan yaitu National Taiwan University. Ia biasa berangkat ke kantornya dengan kendaraan umum. Sepengetahuan saya, di Indonesia belum pernah ada menteri yang berangkat ke kantor dengan kendaraan umum.
Nampaknya kita perlu meniru apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat Taiwan. Pemanasan global adalah persoalan yang dihadapi oleh setiap penduduk Bumi tanpa kecuali.
Tidaklah bijaksana hanya mengandalkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini sendirian. Setiap individu bisa berpartisipasi untuk berbuat sesuatu untuk mengurangi dampak pemanasan global. Langkah pertama yang mungkin bisa kita lakukan adalah dengan menyosialisasikan pada lingkungan terdekat kita tentang bahaya pemanasan global yang mengancam setiap individu tanpa kecuali.
Langkah berikutnya adalah dengan mulai mengubah gaya hidup kita menjadi lebih bersahabat dengan alam dan menghilangkan gengsi yang tidak pada tempatnya. Juga diperlukan contoh dan tindakan nyata dari para tokoh masyarakat, ulama, selebriti untuk ikut berperan serta mengatasi masalah ini. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Pemanasan Global Terus Berlanjut Sat May 03, 2008 11:30 am | |
| :@: Lebih lanjut peneliti iklim Jochem Marotzke meramalkan terus berlanjutnya pemanasan global. Perhitungan menunjukan, Kutub Utara memanas dua kali lebih cepat, ketimbang kawasan lainnya di dunia. Diperhitungkan adanya pemanasan antara 8 sampai 10 derajat Celsius, di kawasan lintang Kutub Utara. Dampaknya bagi manusia akan sangat besar. Dalam jangka panjang, artinya sampai abad mendatang, jika suhu rata-rata global naik antara tiga sampai empat derajat Celsius, lapisan es abadi di Greenland akan mencair seluruhnya. Sebagai akibatnya, permukaan air laut global akan naik rata-rata tujuh meter. Semua negara kepulauan kecil akan tenggelam. Kota-kota besar di kawasan pantai, sebagian juga akan lenyap. Para peneliti iklim memperkirakan, akibat perubahan drastis selama beberapa dekade, kerusakan yang terjadi pada sebagian ekosistem akan menetap. Sebagian lagi dapat dipulihkan atau paling tidak efeknya diminimalkan secara siginifikan. Tapi syaratnya, tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca juga dilaksanakan lebih efektiv lagi. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Kutub Selatan Berbeda Sat May 03, 2008 11:34 am | |
| Jika di Kutub Utara diamati penyusutan drastis lapisan es, bagaimana kondisi di Kutub Selatan? Diketahui di kawasan Antartika terdapat iklim serta arus laut yang berbeda dari sistem yang mempengaruhi Kutub Utara. Karena itulah dampak pemanasan global di Kutub Selatan tidak sekuat seperti yang melanda Kutub Utara. Sejauh ini dapat diamati, di Kutub Selatan relatif tidak terjadi pencairan laisan es. Peneliti dari Institut Alfred Wegener di Bremerhaven, Christian Haas bahkan mengamati dampak sebaliknya. Menurut data, dalam 30 tahun terakhir ini, terjadi peningkatan lapisan es di lautan sekitar Antartika. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Suhu Juga Akan Naik di Kutub Selatan Sat May 03, 2008 11:41 am | |
| Akan tetapi dalam dekade mendatang, suhu di kawasan Kutub Selatan juga akan meningkat. Apakah fenomena ini juga akan mencairkan lapisan es di Antartika? Menanggapi pertanyaan ini, para pakar iklim melontarkan pendapat yang berbeda-beda. Penyebabnya, kawasan antartika amat besar, dengan persyaratan iklim yang berbeda-beda untuk setiap bagian kawasannya. “Kawasan timur antartika lebih tebal dan tinggi. Karena itu, salju di kawasan tersebut dapat terakumulasi lebih banyak, dan menyebabkan peningkatan volume lapisan es. Sementara kawasan barat Antartika, sangat terpengaruh oleh arus Circum-Antartika, yang mengangkut air dengan suhu lebih hangat. Jadi di sana, terdapat kaitan lebih erat, antara pemanasan samudra dengan mencairnya lapisan es.“ Demikian dijelaskan Christian Haas. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Suhu Juga Akan Naik di Kutub Selatan Sat May 03, 2008 11:43 am | |
| Akan tetapi dalam dekade mendatang, suhu di kawasan Kutub Selatan juga akan meningkat. Apakah fenomena ini juga akan mencairkan lapisan es di Antartika? Menanggapi pertanyaan ini, para pakar iklim melontarkan pendapat yang berbeda-beda. Penyebabnya, kawasan antartika amat besar, dengan persyaratan iklim yang berbeda-beda untuk setiap bagian kawasannya. “Kawasan timur antartika lebih tebal dan tinggi. Karena itu, salju di kawasan tersebut dapat terakumulasi lebih banyak, dan menyebabkan peningkatan volume lapisan es. Sementara kawasan barat Antartika, sangat terpengaruh oleh arus Circum-Antartika, yang mengangkut air dengan suhu lebih hangat. Jadi di sana, terdapat kaitan lebih erat, antara pemanasan samudra dengan mencairnya lapisan es.“ Demikian dijelaskan Christian Haas. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Lapisan Es di Kutub Selatan Stabil Sat May 03, 2008 11:45 am | |
| Juga Jochem Marotzke, pakar iklim dari Institut Max Planc untuk Meteorologi di Hamburg, mengatakan sulit untuk memperkirakan secara akurat, bagaimana dampak dari pemanasan global di Kutub Selatan. Hal ini dikarenakan terdapatnya proses yang saling bertolak belakang. Jika suhu lebih hangat, diperhitungkan volume hujan salju akan meningkat. Akan tetapi, diperkirakan juga, lapisan es di kaki gletsyer akan mencair. Proses mana yang akan menang belum diketahui. Tapi menurut model perhitungan, tidak diharapkan adanya perubahan drastis pada lapisan es di Kutub Selatan. Akan tetapi di sana, masih terjadi situasi yang sulit diramalkan. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Hancurnya Ekosistem Sat May 03, 2008 11:47 am | |
| Tapi juga diingatkan, pemanasan global dan efek rumah kaca tetap akan berdampak besar, juga pada ketinggian muka air laut global. Jika ramalan pakar iklim terbukti, dalam 80 tahun mendatang di setiap musim panas, lapisan es Kutub Utara akan mencair seluruhnya, pastilah terdapat konsekuensi drastis bagi flora dan fauna di kawasan Kutub Utara. Akan terjadi kerusakan drastis pula bagi ekosistem yang khas untuk banyak organisme. Misalnya habitat kehidupan plankton, ikan, anjing laut atau beruang es. Demikian diungkapkan Iris Werner, biolog dari Universitas Kiel. Sebab organisme itu amat tergantung dari habitat lautan es di sekitar kutub. Jika setiap musim panas lapisan es mencair seluruhnya, artinya binatang-binatang ini kehilangan ruang hidupnya dan juga makanannya. Pada akhirnya banyak binatang khas kutub akan musnah.
Apa dampak dari musnahnya sejumlah organisme kutub ini bagi kehidupan manusia, masih terus diteliti oleh para pakar. Tapi yang jelas, simulasi iklim yang dibuat para pakar menunjukan, jika lapisan es di kawasan kutub terus menipis, kawasan Eropa akan mengalami dampak yang tidak menyenangkan. Musim panas nantinya akan lebih kering, sementara musim dingin lebih hangat. Bahkan dalam cuaca yang tidak terlalu fluktuativ sekalipun, tetap saja kehidupan manusia di Eropa akan berubah drastis | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 11:52 am | |
| bumi..... ac-nya dinyalain donk biar sejuk lagi! | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: sekilas tentang global warming Sat May 03, 2008 12:09 pm | |
| Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 - 5,8 derajat Celsius (2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 - 100 cm (4 - 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga ilmuan-ilmuan ternama dunia menyerukan perlunya kerjasama internasional serta reaksi yang cepat untuk mengatasi masalah ini. | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: sekilas tentang global warming Sat May 03, 2008 12:11 pm | |
| Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 - 5,8 derajat Celsius (2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 - 100 cm (4 - 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga ilmuan-ilmuan ternama dunia menyerukan perlunya kerjasama internasional serta reaksi yang cepat untuk mengatasi masalah ini. | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Dampak Pemanasan Global Sat May 03, 2008 12:13 pm | |
| Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Tinggi muka laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Artikel Sat May 03, 2008 12:13 pm | |
| Peringatan terkini "Global Warming" kajian ilmuwan AS & Canada. last updated : 2005-12-20 14:34:52
Isue pemanasan global atau "global warming" menjadi topik yang hangat di AS menyusul penolakan Presiden Bush yang bersikap skeptis terhadap pernyataan kalangan ilmuwan tentang semakin intensnya pemanasan global serta prakiraan terjadinya perusakan habitat bumi yang lebih serius serta lebih cepat sebagai akibat efek pemanasan global. AS bersikukuh sebagai negara maju satu-satunya di dunia yang menolak mengikuti Kyoto Protocol - yakni forum kerja sama antar negara-negara dunia Internasional yang berupaya menanggulangi terjadinya pemanasan global dengan mengedepankan upaya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bumi atau energi yang berasal dari fosil. Awal April y.l. Presiden Bush sempat membangkitkan polemik hangat ketika pemerintahnya berupaya menentang pencalonan Dr.R.T. Watson - seorang ilmuwan Amerika terpandang yang kritis - sebagai ketua IPCC : Intern-governmental Panel on Climate Change. IPCC adalah himpunan lebih dari 2500 ilmuwan terkemuka di seluruh dunia yang bersama-sama tengah melakukan studi tentang perubahan iklim global khususnya dalam mengantisipasi "global warming". Bagi pemerintah AS Dr. Watson dianggap terlalu melebih-lebihkan fakta mengenai isue pemanasan global dan sangat menyudutkan kalangan industri raksasa bidang energi, semisal Exxon.
Bulan Januari 2002 IPCC telah mempublikasikan bagian pertama dari penelitian bertajuk "global warming" yang mengungkapkan, a.l.: suhu atmosfir bumi diperkirakan akan meningkat mencapai 10.4 derajat Fahrenheit dalam jangka 100 tahun kedepan. Prakiraan ini menyiratkan terjadinya pemanasan yang lebih intens jika dibanding dengan efek pemanasan serupa yang terjadi sejak seabad yang lalu. Lebih dari itu efek pemanasan yang menimpa bagi penghuni habitat bumi diperkirakan juga akan lebih memburuk, mulai dari kepunahan species serangga tertentu yang tidak dapat beradaptasi, kekeringan air atau sebaliknya banjir yang semakin parah di berbagai belahan dunia tertentu, kenaikan muka air laut akibat melumernya es di kutub bumi yang menimbulkan banjir hebat khususnya di negara dengan permukaan datar yang meluas seperti Bangladesh, ataupun terjadinya El-Nino yang frekwensinya lebih sering terjadi disertai efek yang lebih dahsyat pula.
Riset terkini penelitian Universitas Michigan yang bekerjasama dengan ilmuwan Canada memberikan satu lagi bukti ilmiah yang lebih menegaskan mengenai pemanasan global dengan mengkaji efeknya pada bebatuan inti bumi yang dideteksi pada lapisan kerak bumi di berbagai pelosok bumi. Hasil riset mutakhir ini memperlihatkan bahwa bukti pemanasan pada bebatuan dasar pembentuk benua - "continental rocks"- melengkapi komponen dalam sistem tata iklim bumi yang telah lebih banyak diteliti sejak lama, yakni : permukaan lautan, lapisan atmosfir bumi, dan permukaan es di muka bumi ("cryosphere"). Seperti yang termuat dalam journal ilmiah Geophysical Research Letters edisi 15 April, Prof. Henry Pollack dari UM yang bekerja sama dengan ilmuwan Hugo Beltrami dari | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 12:15 pm | |
| | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: lanjutan artikel Sat May 03, 2008 12:17 pm | |
| Universitas St.Francis Xavier di Nova Scotia, Canada menegaskan bahwa temuan yang terungkap dari penelitian ini menghapuskan keraguan yang ada sebelumnya tentang terjadinya pemanasan global yang sempurna atau mencakup pada seluruh komponen sistem iklim bumi, yaitu dengan pengamatan atas salah satu komponen penting dalam sistem iklim bumi : "continental rocks" yang merupakan hampir 30% dari seluruh total permukaan bumi. Pendekatan sekian banyak riset mutakhir guna merekonstruksi sejarah pemanasan bumi selama periode 140 tahun terakhir kebanyakan mengabaikan pengamatan atas salah satu komponen penting dalam sistem iklim bumi : "continental rocks".
Ilmuwan menyimpulkan hasil penelitian berdasar data penelitian dalam 616 titik pengeboran yang memperlihatkan temuan kenaikan dalam panas yang dikandung oleh bebatuan dasar pembentuk benua ("continental rocks") selama 500 tahun yang lalu yang diselidiki di berbagai lokasi tersebar di benua Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia, Australia, dan Eropa. Hasil deteksi yang memperlihatkan bahwa lebih dari separuh kejadian pemanasan intens yang terjadi pada kurun waktu permulaan abad 20 y.l. dan hampir sepertiganya terkandung pada periode sejak tahun 1950-an. Metoda penelitian yang dilakukan dengan pembacaan atas suhu pada peralatan thermometer berdaya ukur sensitif yang dimasukkan dalam lubang pemboran permukaan bumi sampai mencapai susunan lapisan cadas ("rock formation") dalam perut bumi. Panas yang diserap melalui lapisan bebatuan di permukaan bumi dari atmosfir akan merambat perlahan ke dalam lapisan bebatuan permukaan dibawahnya dengan meninggalkan cirian efek yang berlainan menurut kedalaman lapis-lapis permukaan bebatuan bumi. Rekaman dari variasi pemanasan dalam periode harian atau musiman hanya akan penetrasi sampai kedalaman beberapa meter saja dari muka bumi lalu efek itu bisa dianggap "menghilang". Lain halnya dengan efek pemanasan yang berlangsung selama ratusan tahun yang akan terekam pada lapisan bebatuan yang jauh lebih dalam dengan meninggalkan cirian pola pemanasan tertentu.
Ilmuwan AS dan Kanada pada akhirnya mengingatkan, bahwa secara mendasar intensitas suhu pemanasan yang terdeteksi pada batuan ”continental rocks” adalah sangat serupa dengan hasil studi dalam pola pemanasan pada atmosfir bumi, lautan, maupun lapisan muka es di bumi, hingga menunjukkan betapa seriusnya tingkat pemanasan global yang tengah berlangsung di seluruh muka bumi. (22/04/02 SI-IPTEKnet mengutip newsinfo dari www.umich.edu dan sumber lainnya ) | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 12:18 pm | |
| ada piring di atasnya sayur lodeh :bball: global warming cape deh | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Pengendalian Pemanasan Global Sat May 03, 2008 12:22 pm | |
| Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
========== | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 12:26 pm | |
| Apa Yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Mencegah Pemanasan Global?
1. Menghemat ENERGY: matikan alat-alat elektronik jika tidak sedang digunakan. Matikan TV, DVD player, komputer, radio/tape, lampu kamar. Jangan tinggalkan alat-alat elektronik dalam keadaan stand-by.
2. Gunakan kendaraan umum, kurangi polusi.
3. Ikut mendukung kampanye pelestarian alam.
4. Menggunakan alat-alat elektronik yang menghemat ENERGY.
5. Rawatlah sistem pengeluaran polusi kendaraan bermotor Anda.
6. Melakukan daur ulang.
7. Menanam pohon di sekitar pekarangan Anda.
8. Mengurangi pemakaian AC, gunakan kipas angin. | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 12:32 pm | |
| saatnya pakai NUKLIR anyway, global warning ini adalah 'reaksi' alam atas ulah umat manusia. apa yang dilakukan alam adalah sudah semestinya, keseimbangan.. | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: [indobackpacker] Sekilas tentang Global Warming Sat May 03, 2008 1:09 pm | |
| Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan. "Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah Anda berpikir. Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah- rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia. Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980- 2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun. Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasatmata adalah menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung Jayawijaya di Papua. Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya. Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi – termasuk laut di seputar Indonesia – terus meningkat. Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai. Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar). Gas- gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi. Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca. Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim. Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih. Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk anak-anak kita nanti. Cara-cara praktis dan sederhana `mendinginkan' bumi : 1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi). 2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet). 3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%). 4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C). 5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll). 6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater. 7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda. 8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon. 9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara). 10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu). 11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. 12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi
--------------------------------- | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: sumber : beritabumi.or.id Sat May 03, 2008 1:12 pm | |
| S.T. Jahrin - 9 Nov 2006 13:31 krisis akibat perubahan iklim makin terasa 10 November 2006, 10:00
Berbagai kasus yang terjadi saat ini, seperti krisis air bersih, krisis pangan akibat gagal panen, meluasnya penyakit demam berdarah dan diare, kebakaran hutan, serta hilangnya jutaan spesies flora dan fauna, merupakan dampak lain dari perubahan iklim. Demikian ungkap Ii Rosna Tarmidji, Peneliti Perubahan Iklim, Pelangi Indonesia, di Jakarta, Selasa (7/11). “Perubahan iklim juga dapat menyebabkan negara kepulauan, seperti Indonesia terancam tenggelam, akibat naiknya permukaan air laut. Diperkirakan pada tahun 2070, permukaan air laut naik sekitar 60 cm akibat emisi gas rumah kaca,”kata Ii Rosna, saat ditemui di kantornya. Dia menjelaskan, perubahan iklim terjadi karena meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi. Dimana peningkatan suhu itu juga menyebabkan perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti meningkatnya suhu permukaan air laut, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Ia menuturkan, ketika bumi menerima panas dari matahari, secara alami sebagian panas akan terperangkap di atmofer, akibat adanya beberapa jenis gas yang berkemampuan menyerap radiasi matahari di atmosfer. Gas-gas yang menangkap panas tersebut, dikenal sebagai gas rumah kaca, karena cara kerjanya mirip rumah kaca. Terperangkapnya panas oleh gas-gas di atmosfer tersebut, dikenal dengan istilah efek rumah kaca. Lanjut dia, sebenarnya efek rumah kaca diperlukan agar permukaan bumi cukup hangat untuk didiami. Jika tidak ada efek rumah kaca, maka suhu permukaan bumi akan 33oC lebih dingin dibanding suhu saat ini. “Sayangnya, aktivitas manusia membuat konsentrasi gas rumah kaca semakin tinggi, yang menyebabkan suhu permukaan bumi semakin panas sehingga terjadilah perubahan iklim,” ujarnya. Dalam konvensi PBB mengenai perubahan iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change, UNFCCC –red), ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca, yakni karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), methana (CH4), sulfurheksafluorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs), dan hidrofluorokarbon (HFCs). | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Dampak aktivitas manusia Sat May 03, 2008 1:15 pm | |
| Menurut Ii Rosna, jenis gas rumah kaca yang terbanyak memberikan kontribusi, meningkatnya emisi gas rumah kaca adalah CO2, CH4, dan N2O. Sumber utama karbondioksida (CO2), adalah emisi dari pembangkit listrik dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batubara. “Gas ini merupakan gas rumah kaca yang memiliki pengaruh terbesar terhadap terjadinya perubahan iklim. Karbondioksida juga terkandung dalam jumlah besar pada pohon, sehingga kebakaran dan penebangan hutan dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca,” jelas dia. Dia mengatakan, pemakaian pupuk buatan pada pertanian, juga menghasilkan dinitrooksida (N2O). Selain itu, pembusukan pakan ternak, kotoran hewan, dan sampah organik akan melepaskan gas methana (CH4). Proses serupa terjadi pada tanah yang tergenang air, seperti rawa-rawa dan persawahan. Sementara gas HFCs, PFCs dan SF6 yang terutama dihasilkan industri pendingin (freon) dan penggunaan aerosol, hanya menyumbang kurang dari satu persen total emisi gas rumah kaca. Walaupun hanya satu persen, gas-gas itu mempunyai potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4 dan N2O. Perubahan iklim itu sendiri terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sedangkan di bagian lain akan berubah semakin dingin. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Gunakan sumber energi terbarukan Sat May 03, 2008 1:18 pm | |
| Ii Rosna berpendapat, perubahan iklim sendiri merupakan sebuah fenomena global, dan penyebabnya bersifal global, yakni kegiatan manusia di seluruh dunia. Dampaknya juga bersifat global yang dirasakan oleh seluruh makhluk hidup, di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, solusinya pun harus bersifat global, tapi dalam bentuk aksi lokal. Salah-satu cara menahan laju perubahan iklim, yakni melalui kegiatan mitigasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca, hasil aktivitas manusia. Ini bisa dilakukan, antara lain dengan menggunakan bahan bakar dari sumber energi yang lebih bersih, seperti menggunakan sumber energi terbarukan, yakni tenaga matahari, angin, atau biomassa. “Mengurangi penggunaan bahan bakar untuk kendaraan dan menghemat listrik, juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca,” tambah Ii Rosna. Selain itu, harus dilakukan upaya adaptasi, yakni mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan akibat perubahan iklim, baik yang telah terjadi maupun mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi. Sebenarnya penanganan masalah lingkungan, seperti reboisasi atau rehabilitasi terumbu karang yang rusak, sudah merupakan kegiatan adaptasi terhadap perubahan iklim. Namun, kegiatan tersebut perlu diperkuat dengan menyertakan pertimbangan mengenai dampak perubahan iklim. “Contoh adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, yaitu dengan membuat perlindungan bagi masyarakat pesisir dengan cara menanam bakau. Adanya hutan bakau dapat mengurangi kemungkinan erosi pantai, akibat naiknya permukaan air laut,” jelas dia. | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING Sat May 03, 2008 1:24 pm | |
| waduh kok belum ada orang luar yang ikut ambil bagian dalam post ini yah ? | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: Konferensi PBB Sat May 03, 2008 1:29 pm | |
| Konferensi Tahunan PBB ke-12 tentang perubahan iklim, di Nairobi- Kenya, pada 6-17 November 2006, sangat penting bagi Indonesia karena sudah meratifikasi Protokol Kyoto. Dalam pertemuan itu, Indonesia bisa belajar banyak dari berbagai negara. Ii Rosna berharap, sepulang dari pertemuan dunia tersebut, Delegasi Indonesia dapat mendorong komitmen semua pihak untuk menjalankan kegiatan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus mendukung tercapainya Clean Development Mechanism atau mekanisme pembangunan bersih. Filed under Bumi | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: penyakit akibat global warming Sat May 03, 2008 1:31 pm | |
| Air laut pasang, musim mudah berubah dan tidak jelas, malaria dan demam berdarah kian mengganas, dan masih banyak lagi peristiwa memprihatinkan akibat pemanasan global, Apa yang mesti kita lakukan?
November lalu, sengatan mentari memanas, menyengat tak terkira. Udara kering selama beberapa hari mempercepat rasa haus di kerongkongan. Padahal, beberapa minggu sebelumnya, di akhir bulan Oktober, hujan mengguyur bumi tiada henti selama kurang lebih dua minggu. Saat itulah, para petani di Jawa merasa punya harapan. Mulailah bibit padi ditanam.
Tak disangka iklim berganti wajah begitu cepat. Hujan bukannya dituntaskan hingga Februari tahun depan, malah berhenti di tengah November. Sebaliknya, panas, kering, dan terik mentari memancar ke bumi dengan garangnya, hingga sengatan di kulit terasa bagai jilatan api.
Padi yang sudah ditanam, mati di usia muda. Musnahlah harapan para petani untuk memanennya di tahun depan. Selang beberapa minggu, hujan kembali menghunjam bumi tiada henti. Banjir pun datang melebar ke mana-mana.
Flu, batuk mulai dirasai banyak orang akibat lembabnya udara. Penyakit lain pun mulai bermunculan, dari diare, demam berdarah, hingga malaria. Di beberapa rumah sakit, pasien demam berdarah, anak-anak sampai orang dewasa terpaksa dirawat di selasar, saking melimpahnya jumlah pasien.
Pusing, repot, dan bingung dialami semua orang akibat perubahan ini. Ya, kita sedang mengalami perubahan iklim. Tak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia.
Penelitian yang dilakukan WWF (World Wide Fund for Nature) menunjukkan, 33 persen habitat di muka bumi memiliki risiko tinggi bakal habis, bahkan beberapa tanaman dan spesies hewan telah punah. Beruang kutub misalnya, sangat terancam punah jika permukaan es Samudera Artik terus mencair secara drastis.
Inkubasi Nyamuk Pendek
Perubahan iklim di Indonesia meningkatkan frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah. Naiknya suhu udara menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: selengkapnya Sat May 03, 2008 1:34 pm | |
| Nyamuk malaria dan demam berdarah bergembira ria menelurkan anak-anaknya. Dan si pengisap darah kecil ini bakal berkembang biak lebih cepat.
Siapa lagi yang paling rentan dengan cepatnya iklim berubah kalau bukan anak-anak dan balita. Buktinya, angka kematian yang disebabkan oleh malaria cukup tinggi, sebesar 1-3 juta pertahun, dan 80 persennya balita serta anak-anak (WHO, 1997). Kaum lanjut usia pun tidak luput dari ancaman akibat perubahan iklim ini.
Dari pemantauan Yayasan Pelangi Indonesia, tercatat kasus malaria di Jawa dan Bali naik dari 18 kasus per 100 ribu pada tahun 1998, menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk di tahun 2000. Kenaikan ini hampir 3 kali lipat. Sementara di luar Jawa dan Bali, terjadi peningkatan kasus sebesar 60 persen dari tahun 1998-2000. Kasus terbanyak ada di NTT, yaitu 16.290 kasus per 100 ribu penduduk.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, diperkirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria dan 30 ribu di antaranya meninggal dunia (WHO, 1996).
Jika kita tak berupaya menghambat terjadinya perubahan iklim, kasus malaria di Indonesia akan naik dari 2.705 kasus pada tahun 1989, menjadi 3.246 kasus pada 2070. Sementara kasus demam berdarah naik 4 kali lipat, dari 6 kasus menjadi 26 kasus per 100.000 penduduk, pada periode yang sama.
Hutan Terbakar dan Polusi
Jangan lupa, kasus kebakaran hutan yang rutin melanda Tanah Air dan mengirimkan asap ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga melahirkan problem besar. Kualitas udara memburuk dan menurunkan derajat kesehatan penduduk di sekitar lokasi kebakaran.
Tahun 1997, kebakaran ini mengakibatkan sekitar 12,5 juta populasi (di delapan provinsi) terpapar asap dan debu (PM 10). Gangguan lain seperti asma, bronkitis dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) mengancam. Apalagi kebakaran hutan juga menghasilkan racun dioksin yang dapat menyebabkan kanker dan kemandulan pada wanita. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: selengkapnya Sat May 03, 2008 1:35 pm | |
| Menurunnya kualitas kesehatan penduduk mengakibatkan kerugian berupa hilangnya 2,5 juta hari kerja. Kebakaran hutan juga menyebabkan kematian sebanyak 527 kasus (KLH, 1998).
Intensitas hujan yang tinggi dengan periode singkat akan menyebabkan bencana banjir. Banjir akan mengontaminasi persediaan air bersih. Pada akhirnya perubahan iklim juga berdampak pada mewabahnya penyakit seperti diare dan leptospirosis yang biasanya muncul pasca banjir. Kemarau panjang juga berdampak pada timbulnya krisis air bersih, berdampak pada mewabahnya penyakit diare dan kulit.
Dan selesailah riwayat kita bila tidak berbenah sejak sekarang. Marilah kita melakukan langkah konkret, misalnya ikut program penanaman sejuta pohon.
Ulah Manusia 'Membakar' Bumi
Para ahli di dunia masih meyakini bahwa perubahan iklim ini teijadi akibat pemanasan global. Menurut DR. Dr. Budhi Soesilo, MSi, Wakil Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan UI, efek gas rumah kaca yang terjadi di atmosfer bumi membuat temperatur permukaan bumf meningkat drastis.
Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki fungsi seperti panel-panel di rumah kaca yang bertugas menangkap energi panas matahari, agar tidak dilepas seluruhnya ke atmosfer kembali. Karena cara kerjanya mirip rumah kaca (green house), mengatur suhu sehingga tanaman cukup hangat untuk tumbuh, tertangkapnya panas oleh gas ini dikenal dengan istilah "efek rumah kaca".
Jadi, sebenarnya efek rumah kaca diperlukan permukaan bumi agar bumi cukup hangat untuk didiami. Tanpa gas-gas ini, papas akan menguar ke angkasa dan temperatur rata-rata bumi bisa menjadi 60 derajat Fahrenheit atau 33 derajat Celsius lebih dingin.
Sayang, aktivitas manusia membuat konsentrasi GRK makin tinggi dap menyebabkan suhu permukaan bumi kian panas. Akibatnya terjadilah perubahan iklim. GRK yang berdampak terbesar adalah karbondioksida (C02), vitro oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), metana (CH4), chlorofluorocarbon (CFC), hydrofluorocarbon (HFC). | |
| | | prima_uciha Koordinator
Lokasi : Playen - Gunungkidul - Sleman Reputation : 0 Join date : 06.04.08
| Subyek: Fight Againts Global Warming Sat May 03, 2008 1:39 pm | |
| KEBANGETAN kalau Belia enggak tahu istilah global warming alias pemanasan global. Perubahan cuaca yang tak menentu akhir-akhir ini, membuat suasana enggak nyaman. Sebentar panas, sebentar hujan, banjir di sebagian daerah, tapi di bagian lain malah mengalami kekeringan. Biar tambah ngerti tentang penyebab dan dampak pemanasan global, temen-temen OSIS SMAN 8 ngadain gelaran 8Vironment, Fight Againts Global Warming, Rabu (20/2), yang bertempat di aula sekolah yang terletak di kawasan Solontongan, Bandung ini.
"Gelaran ini merupakan rangkaian acara bazar tahunan kami yang kemungkinan besar akan dilaksanakan tanggal 8 Maret nanti," ucap Selly, bagian humas dari rangkaian 8Vironment ini. Kepedulian terhadap ancaman pemanasan global ini mereka tularkan juga kepada peserta diskusi yang merupakan undangan dari berbagai SMP dan SMA di Bandung. "Sayang sih, enggak semua sekolah yang diundang dateng ke acara ini. Padahal infonya kan pasti bisa bermanfaat," tambah Cintalis, panitia yang mendampingi belia di gelaran ini.
Biar enggak setengah-setengah, acara yang dimulai pukul sepuluh pagi ini mengundang pembicara dari Walhi, Greeners Magazine, dan Eat –salah satu clothing line yang mulai peduli lingkungan. Buat para peserta yang masih belum ngeh apa itu pemanasan global, Mas Rizky Aghistna, editor in chief-nya Greeners Magazine, dengan senang hati ngejelasin apa itu pemanasan global, penyebab, dampak yang ditimbulkan, serta apa-apa aja yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global.
"Global warming terjadi karena energi dan matahari dalam bentuk panas dan cahaya, memanaskan bumi sehingga suhu meningkat. Sebagian dari panas ini dikembalikan ke angkasa, tapi sebagian lainnya terperangkap oleh molekul-molekul gas rumah kaca," ujar Mas Rizky. Tanpa gas rumah kaca, bumi kita akan sangat dingin dan pastinya enggak bisa dijadikan tempat tinggal. "Masalahnya sekarang adalah terjadinya akumulasi peningkatan gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim," lanjutnya lagi.
Sembari mendengarkan penjelasan dari Mas Rizky, peserta juga disuguhi pemutaran slide yang berjudul "Surat dari Tahun 2070". Slide-slide ini menceritakan keadaan bumi di tahun 2070, yang udah enggak karuan. Kekeringan terjadi di mana-mana, muka-muka orang yang masih berusia muda kisut, sehingga membuat mereka terlihat jauh lebih tua. "Jangan sampai kita harus seperti ilustrasi di slide tersebut. Bernapas pun harus membayar," kata Mbak Lulu, pembicara selanjutnya dari Walhi.
Dampak pemanasan global enggak hanya terdiri dari perubahan cuaca aja, tapi bisa merembet ke segala hal. "Makanya, biar enggak terjadi perubahan yang lebih dahsyat, kita sebagai manusia harus mau bersama-sama melakukan perubahan, tidak menjadi manusia yang egois, dan mau selalu belajar untuk perubahan yang lebih baik," ucapnya lagi.
Perubahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global, dijelaskan lebih lanjut oleh Mas Yogi dari Eat. "Mulailah dari diri sendiri. Yang gampang-gampang aja dulu, seperti membuang sampah pada tempatnya, menghemat energi listrik, memakai produk-produk yang bisa di daur ulang atau dipakai kembali, dan mulai memakai barang-barang yang ramah lingkungan," jelasnya panjang lebar.
Diskusi tentang lingkungan hidup emang menarik untuk disimak. Apalagi kalau dibarengi dengan action yang puguh. "Kalau ada praktik mendaur ulang barang-barang, mungkin diskusi ini lebih menarik. Tapi info tentang alam yang tadi disajikan lewat slide itu bermanfaat buat kami. Juga bikin diskusinya enggak boring," kata Indra, Annisa, dan Gia dari SMAN 11 Bandung. Hayu atuh, bikin workshop yang lebih praktis. Biar lebih nyata mengungkapkan pedulinya! *** | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: selengkapnya Sat May 03, 2008 1:40 pm | |
| Tahun 2002, The Intergovernmental Panel in Climate Change (IPCC) mengeluarkan The Third Assessment Report yang menyatakan, "Ada bukti baru dan kuat dari hasil pengamatan selama 50 tahun terakhir bahwa pemanasan global disebabkan oleh ulah manusia."
IPCC Working Group I yang dikeluarkan 2 Februari 2007 di Paris bahkan memberi kemungkinan 90 persen atas peran serta manusia dalam menyebabkan perubahan iklim.
Laporan ini juga memperkirakan terjadinya peningkatan suhu global antara 1,4 sampai 5,8 derajat Celsius di abad ini, tergantung pada jumlah bahan bakar fosil serta kepekaan sistem iklim. Penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi terbesar menghasilkan gas karbondioksida.
Yang Bisa Kita Lakukan
Transportasi: • Hindari menggunakan pesawat terbang untuk jarak kurang dari 500 km. • Tinggalkan mobil di rumah untuk jarak yang tidak terlalu jauh. • Gunakan sepeda untuk perjalanan jarak pendek. • Matikan mobil jika menunggu lebih dari 30 detik. • Panaskan mobil seperlunya. • Periksa tekanan ban mobil. Kurangnya tekanan menyebabkan boros bahan bakar. • Turunkan barang dari bagasi jika tidak dibutuhkan.
Di Kantor dan Sekolah: • Matikan perangkat kantor di malam hari dan saat libur. • Matikan monitor komputer saat istirahat. • Matikan lampu jika tidak digunakan. • Gunakan perangkat kantor hemat energi. • Lakukan audit energi untuk penghematan. • Hemat kertas dengan mencetak bolak-balik. • Hemat pemakaian tisu. | |
| | | nur cahyo Koordinator
Lokasi : Bekerja Reputation : 3 Join date : 07.04.08
| Subyek: next and finish Sat May 03, 2008 1:44 pm | |
| Di Rumah: • Tutup kran air dengan rapat. • Hemat air untuk mandi. • Gunakan mesin cuci hanya jika cucian banyak. • Matikan lampu dan alat elektronik jika tidak digunakan. • Panaskan air untuk minum seperlunya. • Pilih alat elektronik hemat energi. • Gunakan lampu hemat energi. • Pasang pemanas bertenaga matahari di atap rumah. • Ganti tisu dengan lap kain. Gas Rumah Kaca Lepas ke Udara, Saat Kita... • Menyalakan televisi. • Memasang AC. • Menyalakan lampu. • Menggunakan pengering rambut. • Mengendarai mobil/motor. • Bermain video game. • Menyalakan radio. • Menggunakan microwave/oven. • Mencuci atau mengeringkan pakaian dengan mesin. • Membuang sampah ke tempat penimbunan sampah. • Menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. • Menggunakan barang-barang produksi pabrik. Tahukah Anda? • Meningkatnya kadar Co2 di atmosfer selama 200 tahun (1760-1960) hanya 40 ppm (part per million). Dalam 40 tahun terakhir (l960-2000) kadarnya bertambah 53 ppm! • Sembilan tahun terpanas dari 1000-2001 adalah tahun-tahun setelah 1990. • Pemanasan bumi selama 18.000 tahun hanya sekitar 3-5 derajat Celsius. Saat ini tingkat pemansannya 3-5 derajat Celsius per 100 tahun. Sumber: Senior | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: GLOBAL WARMING | |
| |
| | | | GLOBAL WARMING | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|