wiwid HanSip
Lokasi : Dunia Maya Reputation : 19 Join date : 09.08.09
| Subyek: Gunungkidul Harus Beda Dengan Gunung-Gunung Lain Mon Nov 02, 2009 10:30 am | |
| Kota Wonosari, Gunungkidul, yang biasanya sepi, malam itu tampak cukup ramai. Polisi berjaga-jaga di beberapa sudut kota. Bukan semata karena penjagaan menjelang lebaran, melainkan karena malam itu ibukota kabupaten Gunungkidul kedatangan tamu istimewa. Bertepatan dengan malam ke-23 Ramadhan 1428 H/5 Oktober 2007, Menkominfo RI, Muhammad Nuh, mengadakan Safari Ramadhan di Alun-alun Wonosari. Lebih istimewa lagi, dalam safari itu, Pak Nuh mengajak serta Cak Nun dan KiaiKanjeng untuk memberikan wawasan-wawasan yang diperlukan bangsa Indonesia saat ini.
Gunungkidul Harus Beda Dengan Gunung-Gunung Lain2000-an lebih hadirin memadati alun-alun kota yang berlokasi di kawasan selatan Provinsi DIY itu. Mereka duduk menyimak penuturan para pembicara yang ada di panggung. Mengawali sambutannya, Pak Nuh menyampaikan bahwa safari ini ditujukan untuk menjalin silaturahmi dan menebarkan optimisme dalam menghadapi pelbagai persoalan. Pak Nuh tak ingin orang Indonesia mengidap rendah diri, kemudian hopeless, lantas ngamuk, merusak, dan kemudian habis. Pak Nuh ingin menunjukkan bahwa optimisme bisa membukakan jalan menuju penyelesaian.
Sementara itu, Cak Nun mengawali uraiannya dengan mengedepankan tafsir baru tentang hablum minallah dan hablum minannas. Selama ini dua terminologi itu diartikan sebagai hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia. Menurut Cak Nun, pengertian yang selama ini ada masih bersifat sekuler, yaitu ada dua tali yang satu bersifat vertikal dan satu lagi bersifat horisontal, dan tidak ketemu keduanya. Ia mencontohkan, orang rajin umroh, tetapi korupsi tetap jalan. Padahal hablum minallah itu berarti tali dari Allah (informasi, kasih sayang, dll. kepada manusia, begitu tiba pada manusia lantas dilanjutkan ke manusia lain, ke alam, ke binatang, bahkan kepada jin, maka disebut hablum minannas. Dan sesungguhnya tali itu tetap satu yaitu tali Allah yang oleh manusia disebarkan ke beberapa pihak. Itulah konsep Cak Nun mengenai hablum minallah dan hablum minannas. Jadi tidak bisa ada sekularisme di situ.
Lebih jauh Cak Nun menjelaskan, implikasi dua konsep itu bisa dilihat dalam kehidupan nyata kita. “Pas Ramadhan banyak band bikin album religi, sebelum Ramadhan tidak. Seolah Tuhan disembunyikan entah ke mana, itulah sekularisme,” ujar Cak Nun memberi contoh dampak salah paham terhadap konsep hablum minallah dan hablum minannas tersebut.
Selain Bapak Bupati dan jajaran Muspida Kabupaten Gunungkidul, hadir pula dalam acara itu Ibu Novia Kolopaking, Dr. Harwanto Dahlan, Ustadz Wijayanto yang datang belakangan, serta spesial hadir perwakilan korban lumpur Sidoarjo yang melalui juru bicaranya berbagi cerita tentang masalah yang mereka hadapi serta solusi-solusi yang akhirnya mereka rasakan, di antaranya melalui Cak Nun. Seolah ingin mempertegas pernyataan Pak Nuh, wakil korban lumpur ini benar-benar merasa bahwa jalan menuju solusi atas setiap masalah itu ada asal kita mau bekerja keras serta meminta pertolongan Allah. Ke depan, untuk memperkuat tali ukhuwah-perjuangan di antara mereka, Cak Nun mengejak mereka untuk membentuk kelompok wirid yang diberi nama wirid kalimosodo.
Memenuhi permintaan Pak Nuh, KiaiKanjeng menampilkan lagu Magadir. Kemudian Ibu Novia Kolopaking juga menyanyikan Sebelum Cahaya dan Ruang Rindu-nya Letto. Saat menyanyikan lagu ini, dua orang ibu-ibu ikut naik panggung bernyanyi bersama Mbak Novia. KiaiKanjeng juga mempersembahkan nomor-nomor spesialnya. Ada Demak Ijo yang oleh Cak Nun dipakai untuk menjelaskan betapa pentingnya menemukan identitas orang Gunungkidul sebagai orang Gunungkidul. Cak Nun ingin orang Gunungkidul tetap Gunungkidul namun yang berwawasan.
Bahkan Cak Nun memaparkan, asal-usul sejarah mereka bukanlah Mataram melainkan Majapahit. Karena itu Gunungkidul punya potensi luar biasa dan tak bisa diremehkan untuk mandiri dibanding lain di DIY yang berasal-usul historis ke Mataram. Cak Nun mengingatkan agar kita mau mempelajari asal-asal usul watak kita, sehingga pembangunan yang dilakukan suatu kabupaten berbeda dengan watak atau kabupaten lain. Cak Nun mencontohkan Jombang yang hingga kini belum membangun Mall seperti kota-kota lain di Indonesia. Itu sebabnya, Cak Nun mengatakan, “Gunungkidul harus beda dengan gunung-gunung lain.” Pak Harwanto pun secara lebih detail ikut membantu memberi contoh mengenai potensi dan keunikan etnotalentologi yang dimiliki orang Jawa khususnya wilayah Gunungkidul dan sekitarnya, tentu dengan plesetan-plesetan terbarunya.
Setali tiga uang, seluruh paparan Cak Nun memperjelas dan mempertajam optimisme yang diusung oleh Pak Nuh. Acara yang didukung oleh IBM, Three, Indosat, Telkomsel, PLN, TVRI dan RRI ini dipuncaki dengan lagu Kalimah dari Majda Rumi yang dinyanyikan oleh para vokalis KiaiKanjeng, dan ditutup dengan doa oleh Pak Nuh. Tentang Pak Nuh yang sangat santri ini, Cak Nun berkelakar, “Cocoknya Pak Nuh ini jadi ketua MUI….” []
Terakhir diubah oleh wiwid tanggal Sun Dec 11, 2011 9:56 pm, total 1 kali diubah | |
|
wiwid HanSip
Lokasi : Dunia Maya Reputation : 19 Join date : 09.08.09
| |