kumpulan puisi dan cerpen

salam kenal. buat temen temen yang mo gabung di sini silahkan bikin puisi dan cerpen karya sendiri ini satu wadah ekspresi untuk temen temen yang suka berpuisidan membuat cerpen silahkan mencoba

PAGI SEJUK NAN DAMAI ITULAH HAL PERTAMA YANG AKU RASAKAN SAAT AKU MENGINJAKKAN KAKI PERTAMA DI JOGJA,SEBUAH SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA YANG SANGAT BEDA DARI BAYANGANKU.NYAMAN ITULAH KATA PERTAMA YANG DAPAT AKU KATAKAN DAN RASAKAN. HARUM ASAP ROKOK TEMBAKAU TENGWE DARI BEBERAPA KAKEK KAKEK YANG SEDANG BERBINCANG TENTANG SEBUAH KEHIDUPAN DIMASA MUDANYA, SEBUAH CERITA DIMANA MEREKA LEBIH MENGETAHUI DARI SEBUAH PERJUANGAN DALAM HIDUP. UNTAIAN CANDA DAN TAWA YANG LEPAS MEMBUAT CERAH SUASANA PAGI ITU. SESEKALI MEREKA BERTEGUR SAPA DENGAN PARA WARGA DI SEKITAR YANG SIBUK DENGAN KESEHARIAN MEREKA MASING MASING. SELINTAS AKU BERFIKIR DAN MERENUNG APAKAH KELAK AKU BISA MELEWATI MASA MASA SEPERTI MEREKA..? BISA MERASAKAN ISAPAN ROKOK TENGWE SEPERTI MEREKA YANG SUDAH LANJUT USIA......DAN AKUPUN TERSADAR DARI LAMUNKU DISAAT SEBUAH TANGAN MENEPUK PUNDAKKU SEBUAH TANGAN YANG KERIPUT YANG SUDAH RENTA TERMAKAN OLEH USIA..AKUPUN TERSENYUM DIA PUN BERKATA " DATANG KAPAN CAH BAGUS...? DAN AKUPUN HANYA BISA TERSENYUM MENJAWAB SEKENAKU SAMBIL MENCIUM TANGAN SI NENEK AKUPUN MENJAWAB " TADI SUBUH NEK....,NENEK GIMANA KABARNYA...?TANYAKU, "BAIK....." JAWABNYA LUGAS.DAN KAMI PUN TERLIBAT PERBINCANGAN YANG RINGAN. HAMPIR SATI JAM AKU BERBINCANG DENGAN SI NENEK DARI CERITA MASA KECILKU...HINGGA MEREKA AKU TINGGALKAN CUKUP LAMA. RASA KANGEN DENGAN SUASANA SEMASA KECIL TELAH TEROBATI. ITULAH YANG AKU RASAKAN DAN ITU SEMUA AKU DAPATKAN DI JOGJA.

Panggil Mereka Anak – anak Kuburan


Panggil mereka anak – anak kuburan. Mereka adalah anak – anak yang biasa berkeliaran di kompleks pekuburan kotaku. Tempatnya jauh di pinggiran kota dengan nuansa yang masih membuat kita bergidik membayangkan seperti apa ketika malam tiba. Nuansa yang tidak akan aku pilih untuk berjalan sendirian, bahkan bila bersama seorang kawan sekalipun.

Namun berbeda dengan anak – anak kuburan. Mereka dengan leluasa bermain disana tak kenal waktu. Bagi mereka yang masih bisa merasakan bangku sekolah, bermain di kompleks kuburan ketika pulang sekolah sudah pasti menjadi agenda utama. Bagi mereka yang tidak bersekolah, aku yakin sejak pagi mereka sudah berada disana.

Anak – anak kuburan berkulit hitam legam. Rambut mereka berwarna sedikit merah bukan karena gaya tapi karena mereka berteman dengan matahari dan tak kenal mandi. Anak – anak kuburan selalu sama dimana saja.

Jangan tanya permainan apa yang mereka lakukan. Berlari – larian diantara batu nisan atau bermain petak umpet bahkan saling mengetes pengetahuan akan kuburan siapa dimana. Suatu hal yang tidak lazim dilakukan anak – anak kebanyakan.

Jangan pula tanya malam hari mereka kemana. Anak – anak kuburan menghabiskan waktu malam hari mereka juga di antara rerumputan liar dan gundukan tanah kuburan. Yang usia remaja bahkan menghabiskan waktu malam minggu mereka ngobrol hingga dini hari di kompleks ini. Mereka memang bernyali baja.

Anak – anak kuburan suka bila saling bercerita diantara mereka. Entah tentang anak kampung lain yang menantang bermain bola atau teman di sekolah yang selalu mengganggu bila di sekolah. Anak – anak kuburan juga suka bercerita tentang gambar – gambar di tepi jalan. Mereka bercerita sambil duduk di tepi gundukan tanah yang diberi semen oleh keluarga penghuninya.

Selain bermain mereka juga membersihkan kuburan orang – orang yang paling sering menyambangi makam keluarga mereka dan berharap akan mendapatkan sedekah seadanya. Anak – anak kuburan sudah hapal kuburan mana saja yang paling sering didatangi. Dan begitu pula sebaliknya.

Suatu ketika aku bertanya kepada mereka tentang sebuah pertanyaan yang pasti menjadi pertanyaan semua orang. ” Apakah kalian pernah atau tidak takut bila bertemu hantu ? ” dan anak – anak kuburan menjawab : ” kami sudah biasa ”.. sebuah kebiasaan yang tidak menjadi sebuah keinginanku sampai kapanpun..

Mereka bercerita kepadaku yang paling menyeramkan adalah penghuni baru yang mati karena korban tabrakan. Mereka akan menjelma menjadi hantu yang menyeramkan. Mereka pasti akan terdiam bila melihat hantu baru berkeliaran di kompleks itu. Mereka akan berhenti dari segala kegiatan bermain mereka.

Ayah – ayah mereka adalah penjaga kuburan yang paling hebat katanya. Ayah mereka yang mengajarkan bagaimana agar bisa melihat hantu tanpa harus menjelma menjadi mereka juga. Ayah mereka yang mengajarkan untuk berani bila bertemu hantu. Ayah mereka hanya menggunakan sebuah paku kayu untuk itu. Aku tak perlu tahu dan aku memang tak mau tahu bagaimana cara untuk itu.

Anak – anak kuburan tak kenal takut. Anak – anak kuburan juga tak kenal teknologi. Anak – anak kuburan tak tahu kamu. Yang mereka tahu hanyalah aku ingin bermain dimana saja tanpa ada yang menggangguku. namun yang aku tahu bahwa mereka adalah anak – anak yang sama seperti anak yang lain. Mereka juga punya hak untuk merasakan semuanya tanpa perlu hantu untuk menemani.

Tak bisa lama aku melihat mereka bermain di kompleks kuburan ini. Aku juga harus segera kembali. Fajar telah perlahan muncul di ufuk timur. Aku harus segera pulang kembali ke tempatku. Namun aku pasti akan bertemu dengan anak – anak kuburan yang selalu bermain di sini setiap malam. Untuk menemaniku dalam kesunyian tempat ini.

Di samping makam kakakku yang tak sempat kukenal..

ragaku saat ini ingin menyampaikan semua apa yang ada didalam ruhku...mengatakan apa yang sebenarnya terjadi..... meletakkan semua ke egoan yang selalu menjadi senjata keangkuhanku.... meletakkan segala apa yang aku selama ini yakini bahwa semua itu salah..... dan aku ternyata kalah......... aku kalah dengan ke egoanku sendiri aku kalah dengan diriku sendiri....
sumbang sudah suara ini tuk mengatakannya... serak dan parau menusuk telingamu erangan hati yang terhempas sakit mengotori perasaan ini otak tak dapat berfikir jernih hati pun terasa mati bibir tak berucap detak jantung seakan berhenti yang ada hanya kekosongan sepi..... sunyi.... dingin..... lembab..... pengab........ membuat kalut semua yang terlintas di otakku......
hingga keputus asaan memacu setiap langkahku...... menjadi seorang yang bodoh...... lemah...... cengeng...... dan tidak bisa menerima ...... walau aku sudah kalah

aku hanya sebuah lentera yang mengharap datangnya angin menghepaskan aku dan memadamkan aku, aku hanya sebuah sungai kecil yang kering mengharap aliran air dari tetesan hujan
resapan kata hati membuat hati ini mencari dan mencari secuil harapan untuk tetap bertahan
meraba dan meraba seakan mata tertutup tanpa cahaya
kepekaan hati saat mencari sesuatu yang ada di dalam rasa semakin jauh diri tuk menjamahnya tak urung waktu telah berlalu pergi seiring langkah tertatih perih
dentang waktu seakan berdetak seiring dengan detak jantungku,,,pelan dan pelan...
hiruk pikuk semua keinginan sirna disaat rasa mulai hampa merasakan segala kegetiran,gelap...sepi....dingin....hingga tak sanggup kaki ini melangkah menapaki semua alur yang penuh kerikil....kebingungan...kehampaan......kedinginan .....dan kesepian.....sungguh terlalu menyakitkan..bila hati sedang tergoyah

AKU DAN LILIN INI. LILIN SUDAH DI NYALAKAN DAN KITA MERASAKAN BERSAMA KEHANGATANNYA WALAU HANYA REMANG TAPI KITA MERASAKANNYA DAN MENDAPATKAN SINAR TERANGNYA. KITA PUN BERPEGANGAN TANGAN SESEKALI KITA TERSENYUM DAN BERCANDA MERASAKAN KEHANGATANNYA. TATAPAN MATAKU TERTUJU PADA SEBUAH MAKNA YANG TERPENDAM DARI SERAUT WAJAH YANG SAMAR OLEH KEREMANGAN CAHAYA LILIN ITU ENTAH MAKNA APA YANG TERSIMPAN DI BALIK WAJAH ITU. AKU PUN SELALU BERTANYA TANYA NAMUN SEMUA PERTANYAAN ITU SIRNA DISAAT KAU MENGGENGGAM JEMARI TANGANKU AKU PUN TERSENYUM DAN KAUPUN TERSENYUM SEULAS SENYUM YANG SELALU MENGHIASI SETIAP DOA TIDURKU. SAAT PERLAHAN KUDEKATKAN WAJAHKU UNTUK MENATAP JELAS WAJAHMU. PERLAHAN LILIN ITU TEROMBANG AMBING ANGIN YANG BERHEMBUS PELAN AKU PUN TERSENTAK DAN MELEPAS TANGAN KU DARI JEMARIMU UNTUK MEMPERTAHANKAN CAHAYA LILIN ITU. NAMUN KAU MALAH MENIUP CAHAYA LILIN ITU HINGGA PADAM DAN WAJAHMU PUN HILANG DARI PANDANGAN MATAKU YANG KULIHAT HANYA GELAP KOSONG DAN DINGIN KUCOBA MERAIH TANGANMU KEMBALI DALAM SEBUAH KEGELAPAN NAMUN YANG KUTEMUKAN HANYA SEBUAH KESEDIHAN KUCOBA MENYALAKAN LILIN ITU NAMUN API ITU PUN TELAH KAU MATIKAN SAAT KAU MELANGKAH PERGI. AKUPUN BERDIRI MELANGKAH MENYUSURI JEJAK MU DALAM SEBUAH KEGELAPAN. KEGAMANGAN PUN MULAI AKU RASAKAN DINGIN.......SEPI...DAN GELAP.... KU MELANGKAH KEMBALI UNTUK MENCARI JEJAKMU WALAU TERSANDUNG DAN TERSANDUNG HINGGA AKUPUN TERJATUH TANPA TERASA DALAM KEGELAPAN ITU AIR MATAKU JATUH MENETES MENYESALI KENAPA AKU HARUS MELEPASKAN TANGANKU DARI GENGGAMAN JEMARIMU. PENCARIAN JEJAKMU DALAM KEGELAPAN MEMBUAT DIRIKU MENJADI ORANG ASING BAGI DIRIKU SENDIRI ENTAH SAMPAI KAPAN..? NAMUN AKU AKAN TETAP BERTAHAN MENUNGGUMU BERSAMA LILIN YANG PADAM INI HIGGA KAU MENYALAKANNYA KEMBALI

DALAM BALUTAN KEHENINGAN JIWA DALAM SETIAP PERENUNGAN HATI DALAM PENERJEMAHAN MASALAH DALAM KEINGINAN YANG TERPENDAM SAYANG..CINTA..RINDU.. TERSENYUM....TERTAWA...MENANGIS.. SESAK...SEDIH...SAKIT.... JATUH...BANGKIT...BERLARI KU SIMPUHKAN KAKI DI HADAPANMU KU TENGADAHKAN HATI PADAMU KUTUNDUKKAN WAJAH INI PADAMU DAN KUMENAGIS DI HADAPAN MU HAI...SANG HATI KENAPA KINI RASA SAYANG ITU HILANG DISAAT KU MULAI MERASAKAN BENIH KASIH DI SAAT KUBISA LAGI MERASAKAN RINDU HAI..... SANG HATI APAKAH HATIMU TELAH BEKU MELIHAT KESEDIHAN HATI INI MEMGHARAP ENGKAU KEMBALI

Mas kalo ingin menulis Puisi anda bisa PUISI CINTA

Dan kalao ingin menulis cerpen Cerita PENDEK