Menjelang Lebaran, dana yang dikucurkan Pegadaian Gunungkidul naik 25% dibanding bulan-bulan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi karena kebutuhan biaya masyarakat juga lebih tinggi.
Kris Subanardi, Kepala Kantor Pegadaian Gunungkidul, mengatakan, pada bulan sebelumnya, rata-rata dana yang dikeluarkan mencapai Rp75 juta per hari. “Tetapi sejak awal bulan ini, naik 25% menjadi Rp100 juta per hari. Selain itu, kenaikannya dari tahun ke tahun juga mencapai 25%,” kemarin.
Menurutnya, kenaikan tersebut tidak akan terlalu drastis hingga Lebaran menjelang di minggu berikutnya. Pada 16 September lalu adalah hari dengan pengeluaran dana tertinggi yang mencapai Rp308 juta.
Ia menjelaskan, sebagian besar barang yang digadaikan berupa perhiasan. Pihaknya selalu mengarahkan nasabah untuk menggadaikan barang yang tidak memberatkan diri dan bernilai rendah. “Jadi sekitar 96% barang jaminannya adalah perhiasan. Harga logam mulia memiliki nilai yang tinggi,” tuturnya.
Ia mengaku telah menyiapkan strategi berupa pendekatan personal pada nasabah agar mereka bisa menebus kembali barang jaminan mereka. Akibatnya, pelelangan sangat jarang terjadi. Bahkan tidak lebih dari 0,01%. “Yang harus diingat nasabah adalah empat bulan atau 120 hari sejak tanggal nasabah memasukkan barang ke pegadaian,” jelasnya.
Sebagian besar warga yang menggadaikan barang di pegadaian, lanjutnya, merupakan warga Wonosari yang mencapai 40%. “Selain itu banyak juga nasabah yang berasal dari Karangmojo dan Playen,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, pengembalian dana untuk menebus barang yang digadaikan oleh nasabah tetap berjalan lancar tanpa kendala agar pihaknya menghindari terjadinya pelelangan terhadap barang jaminan.