Sejak Bantuan Langsung Tunai (BLT)) tahap II dibagikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket di wilayah Kabupaten Gunungkidul kian ramai dikunjungi masyarakat yang mencari kebutuhan untuk berlebaran nanti. Seperti di Pasar Argosari Wonosari, Senin (15/9), pada lantai bawah terutama untuk jenis dagangan pakaian dan sepatu sudah mulai dipadati pembeli.
Salah satu pembeli Ny Samirah (40) dari Semanu mengaku ke Pasar Wonosari bertujuan untuk membelikan pakaian anaknya setelah menerima BLT. ”Karono badhe lebaran, arto BLT kulo tanjakaken kagem mundut rasukan anak-anak ,” katanya.
Salah satu pedagang pakaian di Pasar Argosari Sutarman yang ditemui mengakui sejak memasuki pertengahan puasa memang sudah ada peningkatan penjualan antara 10-20 persen. Para pembeli rata-rata memborong pakaian anak-anak dan pakaian wanita dan pakaian muslim serta perlengkapan ibadah.
Pemilik Toko ‘Alif Busana’ Ny Ida Firmani mengungkapkan, sejak awal puasa memang sudah terjadi peningkatan penjualan. Namun, mulai Minggu (14/9) semakin meningkat lagi hingga 50 persen.
”Berbagai perlengkapan busana muslim mulai diborong pembeli di antaranya rukuh, pakaian muslim anak dan dewasa, jilbab dan peci. Harganya pun bervariasi tergantung dari jenis serta kualitas kain. Untuk harga rukuh berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. Sedangkan harga peci Rp 45 ribu dan sarung antara Rp 55 ribu sampai Rp 75 ribu. Harga sarung mencapai Rp 55 ribu hingga Rp 100 ribu,” ungkapnya.
Para pedagang pakaian menilai pemberian BLT kepada warga miskin ternyata membawa rejeki pula bagi para pedagang menjelang lebaran ini. Momentum pencairan BLT II ini sangat tepat karena menghadapi lebaran, sehingga uang yang diterima warga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lebaran.
Jika di los pakaian dan asesoris sudah mulai ramai pembeli, tidak demikan dengan los sembako dan daging yang terlihat belum ada peningkatan pembelian. Para pedagang sembako yang ditemui mengaku jumlah pembeli sembako masih sepi-sepi, bahkan menurun. Kemungkinan masyarakat membeli kebutuhan lebaran kalau sudah dekat dengan hari lebaran, atau paling tidak tiga hari menjelang lebaran. ”Saat ini masih diprioritaskan untuk membeli pakaian,” kata Sutini pedagang sembako.
Demikian di los daging, juga tampak lengang. Permintaan daging sapi saat ini masih sepi-sepi saja, sehingga harganya masih stabil. Untuk daging sapi masih Rp 55 ribu/kilogram, daging kam-bing Rp 45 ribu/kilogram, sedangkan untuk daging ayam potong masih cukup tinggi yakni Rp 23 ribu/kilogram.
Kabid Perdagangan Dinas Perindagkop Gunungkidul Drs Suyanto MM yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan menjelang lebaran ini sudah ada kenaikan permintaan terutama di Pasar Argosari dan pasar tradisional lainnya. Kenikan permintaan berkisar 20 persen dibanding minggu sebelumnya. Sedangkan harga-harga kebutuhan pokok relatif masih stabil. Yang mengalami kenaikan, telur ayam Rp 14 ribu/kilogram, daging ayam Rp 23 ribu/kilogram. Untuk beras masih stabil dan minyak goreng justru turun menjadi Rp 7.500/kilogram.
Menjelang lebaran ini Disperindagkop terus melakukan pemantauan di sejumlah pasar terhadap barang kedaluwarsa, daging glonggongan maupun daging campur. Selama melakukan operasi ditemukan barang yang sudah kedaluwarsa dan kemasannya rusak, sehingga disarankan untuk dikembalikan kepada agen maupun pabriknya. ”Untuk daging glonggongan, hingga kini belum ada yang masuk di Wilayah Kabupaten Gunungkidul,” kata Suyanto.