Forum Komunitas Online Gunungkidul |
| | perempuan jawa | |
|
+6dwikoe jutex maniss Wonosingo Ngali Kidul SAPTO SARDIYANTO madi 10 posters | |
Pengirim | Message |
---|
madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: perempuan jawa Sat Aug 30, 2008 9:50 am | |
| First topic message reminder :3 karakter perempuan Jawa, masih adakah?
Dari masa tumbuh hingga besar di Jawa, ada tiga karakter yang saya tangkap dari umumnya perempuan jawa itu.
1. Tangguh, bekerja keras, pantang menyerah Karakter ini bisa terlhat jelas di pedesaan jawa, sangat banyak (mungkin semua) perempuan jawa bekerja membantu kehidupan keluarga di sawah, rumah sendiri atau rumah orang lain. Parameter bekerja aadalah menghasilkan (earning) dan cukup bisa membagi waktu untuk keluarga. Ketangguhan dan pantang menyerah terhadap tujuan hidup untuk perempuan jawa modern sekarang mungkin bisa dilihat dengan banyaknya yang merantau keluar daerah seorang diri untuk bekerja atau pendidikan.
2. Hemat, tidak matre, mau hidup susah Relatif mementingkan hal yang lebih besar dan jangka panjang daripada penampilan sesaat. Tidak berlebihan dalam bersolek sesuai dengan kondisi sosial-ekonominya, lebih memilih rumah yang cukup daripada memaksakan diri punya mobil, hemat sekaligus siap segala sesuatu yang menyusahkan, serta mau berjuang hidup bersama dengan kondisi pas-pasan.
3. Penurut, setia, lembut Menurut apa kehendak laki-laki (dan memang cenderung inferior atau justru bisa dilihat sebagai bentuk menghargai laki-laki), tidak menuntut, dan lemah lembut (konon apalagi untuk perempuan Solo). Ada ‘kurang baiknya’ juga mungkin, dimana banyak poligami dilakukan oleh laki-laki jawa (hanya kemungkinan melihat statistik minimal 50% penduduk Indonesia adalah Jawa). Ingat Ayam Bakar Wong Solo, kata sebuah sumber penjualannya di sebuah kota di non-jawa) merosot (sekarang tutup?) karena ‘aksi boikot’ yang dilakukan oleh ibu-ibu di kota tersebut. Terlepas dari poligami, disini hanya melihat dari sisi penurutnya.
Tiga hal diatas pun sesuai dengan Ranggawarsita yang terbahas sedikit di sebuah buku tentang 3 watak perempuan yang menjadi pertimbangan laki-laki, yaitu:
Watak Wedi, menyerah, pasrah, jangan suka mencela, membantah atau menolak pembicaraan. Lakukan perintah laki-laki dengan sepenuh hati. Untuk pasangan yang terpisah jarak, seorang teman yang sudah menjadi istri pernah di nasehati untuk selalu patuh dengan kehendak suami, tentu dalam hal yang tidak bertentangan norma. Sudah terpisah jarak dan tidak setiap hari bertemu, masa harus disertai perselisihan yang tidak pokok.
Watak Gemi, tidak boros akan nafkah yang diberikan. Banyak sedikit harus diterima dengan syukur. Menyimpan rahasia suami, tidak banyak berbicara yang tidak bermanfaat. Lebih lengkap lagi ada sebuah ungkapan, gemi nastiti ngati-ati. Kurang lebih artinya sama dengan penjelasan gemi diatas. Siapa laki-laki yang tidak mau mempunyai pasangan yang gemi?
Watak Gemati, penuh kasih. Menjaga apa yang disenangi suami lengkap dengan alat-alat kesenangannya seperti menyediakan makanan, minuman, serta segala tindakan. Mungkin karena hal ini, banyak perempuan jawa relatif bisa memasak. Betul semua bisa beli dan cepat atau pembantu, apalagi untuk perempuan kerja zaman sekarang, tapi tetap masakan sendiri yang tidak tiap hari adalah sebuah bentuk kasih sayang seorang perempuan di rumah untuk suami (keluarga).
Tiga karakter yang baik dan sebenarnya tidak hanya bagus untuk dilekatkan dengan perempuan Jawa. Karena setiap laki-laki rasa-rasanya akan menyenangi karakter-karakter diatas. Dan di era ini, bukan asal (suku) yang jadi masalah tapi karakter tersebut. Karena pun harus diakui tidak semua perempuan jawa mempunyai semua karakter diatas. Berkaitan dengan hal itu, saya sempat menemukan sebuah syair bagus yang dibuat oleh seorang perempuan jawa zaman ini untuk merepresentasikan kondisi tersebut (namun maaf, saya lupa dari mana sumber penulisnya). Jadi sekarang, semua kembali pada kita.
wanita Jawa itu, ngerti. tata-krama.. unggah-ungguh, lemah lembut, pemalu, pantang menyerah, pembaharu, dan setia .katakanlah bahwa aku juga seorang wanita jawa
APAKAH AKU SEORANG WANITA JAWA ???????????????????
Terakhir diubah oleh madiorg tanggal Sat Aug 30, 2008 11:07 am, total 5 kali diubah | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
madi Koordinator
Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Sep 10, 2008 8:53 am | |
| | |
| | | madi Koordinator
Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 11, 2008 11:58 am | |
| | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Fri Sep 12, 2008 12:35 pm | |
| "WANITA-WANITA CANTIK" KOLEKSI MUSEUM MPU TANTULAR
Wanita adalah salah satu bukti kebesaran Allah SWT, diantara berjuta-juta bukti yang lainnya. Bagaimana tidak, makhluk indah yang sering juga disebut dengan istilah perempuan atau betina (yang ini khusus untuk binatang) selalu menjadi bahan pembicaraan yang menarik, selalu dianggap sebagai sumber inspirasi seniman baik bagi seorang pelukis, penari sampai seorang sastrawan dan yang lebih unik lagi wanita selalu menyuburkan rasa iri yang memang sudah menjadi sifat manusia yang sangat manusiawi.
Pesona wanita sejak dulu hingga sekarang sebetulnya tidak pernah berkurang atau bertambah, hanya tentu saja pada jaman sekarang peranan wanita yang lebih bervariasi dalam pola kehidupan masyarakat, membuat wanita semakin menonjol untuk dibicarakan dan dibahas (terutama oleh kaum lelaki). Membicarakan wanita tidak bisa terlepas dari bentuk tubuh, seksualitas, serta intelektualitasnya. Nampaknya akan terlihat aneh apabila menggambarkan seorang wanita tanpa tambahan komentar khusus mengenai bentuk tubuh ataupun paras wajahnya. Walaupun begitu dari abad ke abad, dari jaman kecantikan khas Nefertiti (permaisuri raja Mesir "Fir'aun") hingga jaman yang sering dianggap sebagai abad "Internet" ini, wanita selalu dianggap sebagai makhluk yang menyimpan berjuta misteri, terkadang terlihat menarik untuk diraih, namun sulit untuk ditaklukkan. Bahkan yang lebih menunjukkan kekuasaan kaum wanita adalah dunia mode, wajar-wajar saja seorang wanita yang bersikap tomboy, malahan untuk orang-orang tertentu sifat ini dianggap menggemaskan dan menarik untuk disimak. Sebaliknya coba saja bila seorang laki-laki yang bersikap kewanita- wanitaan bukan sikap simpatik yang akan dia dapatkan melainkan cemoohan dan pandangan negatiflah yang menghampirinya. Mode-mode pakaian dari dulu hingga sekarang selalu dikuasai oleh pemenuhan selera berpakaian kaum wanita, bahkan kemudian timbul istilah unisex untuk beberapa model baju tertentu yang inspirasi dasarnya dari busana laki-laki yang kemudian divariasi sehingga menjadi busana wanita. Dalam tulisan ini yang akan diuraikan adalah tipe-tipe wanita yang dianggap mempunyai kharisma dan ciri khas tertentu, sehingga sering dianggap sebagai simbol kecantikan yang berasal dari sekitar abad X hingga abad XIV Masehi. Namun tokh tetap relevan hingga saat ini. Museum Mpu Tantular sesungguhnya perlu berbangga hati karena mempunyai 4 (empat) model atau tipe kecantikan wanita yang masing-masing mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Yang pertama adalah kecantikan yang klasik, anggun, intelektual. Wanita tipe ini biasanya tidak mempunyai warna kecantikan yang amat menonjol, namun biasanya dari pancaran matanya serta gerak dan lekuk tubuhnya yang luwes dan penuh kelembutan akan memberikan ketenangan bagi yang berdekatan dengannya. Sehingga seolah-olah mereka digambarkan rapuh dan ringkih, padahal sebetulnya tidak begitu. Contoh tipe ini adalah Prajnaparamita. Patung koleksi Museum Mpu Tantular sebenarnya merupakan replika, sedangkan aslinya menjadi koleksi Museum Nasional Jakarta. Prajnaparamita adalah wujud antropomorpik dari pustaka (kitab keagamaan Buddha). Selain itu Prajnaparamita juga dianggap sebagai pancaran dari Dhyani Buddha Aksobhya bahkan kadang-kadang dianggap sebagai pancaran dari semua Dhyani Buddha. Pada masa kemudian Prajnaparamita dianggap sebagai sakti dari Vajradhara (Adibuddha). Namun maksud dari pembuatan patung ini adalah untuk menggambarkan Ken Dedes isteri Ken Arok raja Singosari yang bergelar Rajasa Amurwabhumi dan memerintah dari tahun 1227 M hingga tahun 1227 M. Dalam kitab-kitab sastra Jawa kuno, memang disebutkan kecantikan dari Ken Dedes tersebut. Pada awalnya Ken Dedes adalah seorang isteri adipati Tumapel bernama Tunggul Ametung, karena daya pikatnya yang begitu besar membuat Ken Arok mabuk kepayang dan bertekad bulat untuk menjadikannya permaisuri. Akhirnya keinginan Ken Arok tercapai, setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok pun berhasil menjadikan Ken Dedes wanita yang paling berbahagia di dunia, menjadi permaisuri seorang raja yang gagah perkasa dan tampan, kaya raya (ukuran pada masa itu) mempunyai istana yang megah dan mestinya dilengkapi dengan peralatan yang serba canggih, serta memiliki perhiasan yang aduhai banyaknya, sehingga sekujur badannya dipenuhi dengan untaian mutiara, intan, berlian dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Begitulah yang terlihat pada penggambaran Ken Dedes sebagai Prajnaparamita, selain mengena- kan pakaian yang terbuat dari kain yang halus, juga mengenakan cincin kaki gelang kaki (nupura), ikat pinggul, ikat pinggang (kali bandha), kalung (hara) kelat bahu (keyura), gelang (kankana), serta anting- anting yang terbuat dari untaian mutiara (kundala). Dalam agama budha, Prajnaparamita selain dikenal sebagai sakti Buddha tertinggi yaitu Adibuddha, juga dianggap sebagai simbol ilmu pengetahuan, karena itu dalam ikonografinya dia selalu digambarkan membawa utpala yang diatasnya terdapat pustaka, karena sebagai dewi ilmu pengetahuan, dia juga dianggap mampu mengusir kegelapan (dari ilmu pengetahuan, kebodohan) menjadi keterangbenderangan, juga dipuja sebagai dewi pembawa kedamaian, ketenangan. Karena peranannya itulah maka Prajnaparamita banyak dipuja dan menjadi sangat populer bagi pemeluk agama Buddha. Tipe kecantikan yang kedua adalah kecantikan yang bersifat melindungi, memberikan ketenangan, rasa aman dan kasih seperti seorang ibu kepada anaknya. Tipe ini digambarkan sebagai seorang wanita yang lembut, dan biasanya juga tidak cantik sekali, namun wajahnya nampak sabar (santha) dengan pandangan mata teduh dan bentuk tubuh yang agak tambun, mempunyai buah dada yang besar, pinggul dan pinggang lebar namun menunjukkan adanya kekuatan. Di Museum Mpu Tantular tipe ini diwakili dengan patung Parwati. Parwati adalah sakti dewa Siwa. Dikenal sebagai simbol wanita yang benar-benar mempunyai seluruh syarat terbaik sebagai seorang wanita, ibu dan istri. Selain itu Parwati juga dianggap sebagai dewi lambang kesuburan, bersama-sama dengan Siwa, mereka berdua sering digambarkan sebagai yoni (simbol wanita) dan lingga (simbol laki- laki) yang nantinya akan melahirkan kekuatan, dan kelangsungan hidup manusia. Kecantikan tipe yang ketiga adalah tipe yang sekarang biasa disebut agresif (dalam pengertian yang positif) mungkin sebagai gambaran watak dan sikap remaja-remaja kita saat ini, mereka tidak hanya mau menerima namun juga mampu untuk mengambil sikap dan tindakan yang tegas. Tipe ini memang sangat menarik untuk disimak, mereka selain digambarkan mempunyai bentuk badan dengan lekuk- lekuk yang sempurna (bak gitar Spanyol) luwes namun berotot juga seringkali digambarkan bersikap dinamis tanpa menunjukkan sikap kejam dan semena-mena, berwajah cantik, menunjukkan kecerdasan dari bentuk mata serta pandangannya dan menunjukkan kematangan jiwanya. Tipe seperti ini diwakili dengan patung Durga Mahisasuramardhini, walaupun dalam penggambarannya Durga disebutkan dalam adegan kemenangan setelah berhasil mengalahkan asura yang berubah bentuk seperti kerbau yang sangat besar. Namun yang menarik dalam adegan ini tidak digambarkan Durga sebagai wanita yang kejam dan berbadan kekar kelaki-lakian, sebaliknya Durga tetap digambarkan feminim, cantik dan menarik. Hal ini jelas tertuang dalam mitologi, bahwa untuk mengalahkan asura berupa kerbau jantan yang sangat besar tersebut memang dewa Siwa telah menciptakan seorang dewi yang sangat cantik dan penuh pesona, setelah wujud dewi tadi terbentuk barulah para dewa yang lain melengkapi dengan memberikan berbagai jenis senjata yang nantinya dapat digunakan oleh Durga dalam melawan Asura. Bahkan ada beberapa kitab yang menunjukkan bahwa badan Durga juga dibuat bersama-sama oleh para dewa dengan cara menyatukan kekuatan dalam masing-masing dewa, sehingga menghasilkan makhluk yang sangat cantik namun mempunyai kesaktian yang sangat tinggi pula. Mungkin maksud yang lebih dalam dari cerita ini bisa lebih kita sederhanakan, bahwa bagaimanapunjuga kekejaman (seseorang) akan bisa terkalahkan dengan sikap yang sebaliknya yaitu kelemahlembutan namun tetap memendam kekuatan. Mungkin gambaran cerita Durga ini bisa kita terapkan pada kehidupan kaum wanita saat ini, yaitu untuk melawan kediktatoran kaum laki-laki kita tidak harus melawan dengan kekerasan namun justru dengan menonjolkan kefemininan kita, kita akan bisa mengalahkannya. Tipe yang terakhir atau keempat boleh dikatakan adalah tipe kecantikan yang serba kaku, keras kepala, menunjukkan ke-aku-an yang menonjol, bahkan dalam gerakannya terlihat keinginan untuk diperhatikan. Tipe ini juga nampak garang dan terkesan tidak bisa menyembunyikan apa yang tengah dialami, dan justru inilah daya tariknya. Tipe ini diwakili oleh patung Durga Mahesasuramardhini yang berasal dari candi Rimbi. Sebagaimana disebutkan di atas dalam ikonografinya Durga paling sering digambarkan dalam adegan mengalahkan Asura, namun di Jawa (atau Indonesia umumnya) sangat jarang ditemukan wajah Durga yang menunjukkan dirinya sebagai seorang raksasi, sebaliknya Durga selalu digambarkan dengan penuh kelembutan seorang wanita. Yang nampak lain adalah patung Durga dari candi Rimbi ini. Patung Durga dari candi Rimbi ini digambarkan berdiri dengan kedua kaki terbentang (pada umumnya Durga digambarkan dalam sikap tribhangga), menyeringai sehingga memperlihatkan gigi taringnya yang tajam, mata melotot dan rambut terurai tak beraturan. Hal ini tentu saja disebabkan karena pengaruh dari aliran keagamaan yang melatar belakangi pembuatan patung tersebut, yaitu aliran Tantrayana. Tantrayana adalah salah satu aliran dalam agama Hindu yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan raja Kertanegara, yaitu akhir dari kerajaan Singosari, walaupun beberapa ahli berpendapat bahwa agama Hindu yang masuk di Indonesia sudah menunjukkan adanya pengaruh Tantris tersebut. Salah satu dari ciri aliran ini adalah menonjolnya peranan dewi atau sakti (pendamping dewa yang mempunyai ciri dan kekhasan serta kekuatan sama dengan dewa yang didampingi) dewa dalam alam pikir mereka, karena para penganut Tantris berpendapat bahwa persatuan antara laki-laki dan perempuan inilah yang akan menghasilkan kekuatan yang akan membawa ke nirvana. Selain itu ciri aliran ini juga terlihat dalam ikonografi beberapa dewa dan dewi, dalam penggambaran dewa dan dewinya seringkali dalam bentuk krodha, kemarahan, bahkan ada beberapa yang dilengkapi dengan atribut tengkorak, ada pula yang dalam ikonografinya terlihat dalam bentuk yang sangat berlebihan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa para seniman masa kebudayaan Hindu-Buddha biasa disebut seniman keagamaan, karena mereka membuat patung dewa berdasarkan pada aturan-aturan tertentu yang sudah tertulis dalam kitab-kitab keagamaan mereka. Kitab-kitab tersebut pada awalnya hanya berupa sebentuk puji-pujian kepada dewa, kemudian dewa- dewa yang tertulis didalam kitab tersebut diwujudkan dalam bentuk patung yang disebut antropomorphik (mewujudkan dalam bentuk manusia). Pada beberapa peninggalan kuno di Jawa Tengah aturan-aturan yang ada didalam kitab keagamaan masih relatif ditaati, lain halnya dengan periode Jawa Timur. Banyak sekali para seniman yang telah menambah ataupun sedikit mengganti atribut dewa dengan tujuan untuk lebih mendukung fungsi dan peranan dewa tersebut, hal ini tentu saja bisa dihubungkan dengan menjamurnya kebiasaan para raja di Jawa Timur yang menganggap dirinya adalah titisan dewa tertentu sebagai sarana untuk melegitimasi diri. Seniman bagaimanapun juga tetap seniman, yang mengagungkan karya seni. Dalam berkarya mereka tidak akan bisa berhasil maksimal apabila diharuskan memenuhi berbagai macam syarat, bagaimanapun kreatifitas mereka sebagai jati diri tetap akan muncul dalam hasil karya mereka. Begitu pula dalam melukiskan atau membuat patung dewi, secara tidak sadar mereka akan membayangkan watak dan peranan dewi tersebut. Dengan merangkai bayangan itu, maka mereka dapat dengan lancar membentuk wujud dewi tersebut dalam pahatan mereka, tanpa melenceng jauh dari aturan yang berlaku. Sebagai contoh; Parwati dalam masyarakat Hindu dianggap sebagai prototipe wanita yang penuh sifat keibuan, lembut, dan bahkan kemudian dianggap sebagai dewi simbol kesuburan. Biasanya orang akan lebih mudah membayangkan sesuatu dengan mengambil perbandingan dari apa yang sering terlihat sehari-hari. Tidak mungkin bukan seorang simbol kesuburan digambarkan berpinggang ramping, dan berotot tentu saja untuk memperjelas peranan Parwati, dia digambarkan dengan pinggang yang lebar dan sedikit gemuk, sederhana namun tetap menonjolkan daya tariknya sebagai seorang wanita. Tentu saja lebih mudah bagi seorang seniman menggambarkan dewi kesuburan dengan membayangkan wajah ibunya, pada umumnya wanita yang sudah pernah melahirkan akan terlihat dari perubahan bentuk tubuhnya namun tokh perubahan itu tidak selalu mengurangi kecantikannya. Demikian juga halnya pada penggambaran Prajnaparamita, Durga Mahisasuramardhini pada umumnya dan khusus di candi Rimbi. Abad demi abad telah berlalu, namun tokh keempat tipe kecantikan wanita tersebut masih saja tetap ada dan masing-masing tipe mempunyai daya tarik yang berlainan. Sekarang tinggal bagaimana dengan anda? Apakah ada salah satu dari keempat tipe itu yang merupakan idola atau mungkin anda merupakan wujud nyata dari salah satu tipe tersebut? Nah silahkan menilai diri anda sendiri. Sumber : buku Nawasari Warta edisi III pebruari 1996
================ Seputar Tentang Syekh Siti Djenar Asyiknya Nulis Jowo Menulis Cerita-cerita pendek Cinta Ohh Cinta Nyinau Filsafat Kita & Modern Puisi-puisi Cinta Berbagi Kata-kata Mutiara/pepatah/wejangan TEntang Pendidikan Berbagi Ndongeng | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Fri Sep 12, 2008 12:42 pm | |
|
Tipe Wanita Jawa Ideal menurut KAMASUTRA JAWA
Oleh : Dito Anurogo, S.ked
KabarIndonesia - Masyarakat Jawa Kuno telah mengenal dua macam tipe wanita yang pantas dinikahi:
1. Tipe Padmanagara
Tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. lambe iwir manggis karengat (bibir bagaikan buah manggis terbuka) b. liringe sor madu juruh (kerling matanya mengalahkan manisnya juruh madu) c. sor tang nyuh danta santene(payudaranya mengalahkan kelapa gading) d. wangkong iwir limas angene(pantat bagai limas yang baik) e. wentis iwir pudak angrawit (betis bagai bunga pudak yang mempesona) f. dalamakan gamparan gading (telapak kaki seperti gamparan gading) g. adege padmanagara (tubuhnya seperti padmanagara) h. lumampah giwang lan gangsa (lenggangnya beralun senada gamelan, seperti seekor angsa) i. panepi iwir patrem konus (pinggang bagai patrem terhunus) j. pupu iwir pol ginempotan (paha bagai daun palma yang diserut halus).
2. Tipe Nariswari
Tipe ini memiliki ciri-ciri: murub rahasyanipun (menyala rahasianya). Ciri-ciri lainnya berkaitan dengan tingkat spiritualitas dan inner beauty wanita. Ken Dedes merupakan contoh tipe ini.
Adapun tipe wanita jawa ideal adalah sebagai berikut:
1. Kusuma Wicitra Ibaratnya bunga mekar yang sangat mempesona, yang siap untuk dipetik. Wanita yang ideal sebaiknya mempersiapkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan agama, mengharumkan dirinya dengan perbuatan baik, menjaga kehormatan dan kesucian dirinya.
2. Padma Sari Ibaratnya bunga teratai yang sedang mekar di kolam. Bunga teratai dalam budaya Jawa merupakan simbul kemesraan, sehingga yang dimaksudkan dengan wanita ideal dalam konsep ini adalah wanita cantik yang penuh kasih mesra hanya bila bersama dengan suaminya.
3. Sri Pagulingan Ibaratnya cahaya yang sangat indah di peraduan/singgasana raja. Wanita yang ideal sebaiknya tidak hanya cantik jasmaninya, namun juga dapat mempersembahkan dan menunjukkan kecantikannya hanya kepada suaminya ketika berolah asmara di peraduan.
4. Sri Tumurun Ibaratnya bidadari nirwana yang turun ke dunia. Wanita yang ideal sebaiknya cantik raga dan jiwanya. Ini dibuktikan dengan kesediannya untuk “turun”, berinteraksi dengan rakyat jelata, kaum yang terpinggirkan untuk menebarkan cahaya cinta dan berbagi kasih.
5. Sesotya Sinangling Ibaratnya intan yang amat indah, berkilauan. Wanita yang ideal sebaiknya selalu dapat menjadi perhiasan hanya bagi suaminya, sehingga dapat memperindah dan mencerahkan hidup dan masa depan suaminya, juga keluarganya.
6. Traju Mas Ibaratnya alat untuk menimbang emas. Ini merupakan simbol wanita setia yang selalu dapat memberikan saran, pertimbangan, nasihat, demi terciptanya keluarga yang sakinah.
7. Gedhong Kencana Ibaratnya gedung atau rumah yang terbuat dari emas, dan berhiaskan emas. Ini merupakan simbul wanita yang berhati teduh dan berjiwa teguh sehingga dapat memberikan kehangatan dan kedamaian bagi suami dan keluarganya.
8. Sawur Sari Ibaratnya bunga yang harum semerbak. Wanita yang ideal sebaiknya dikenal karena kebaikan hatinya, keluhuran budi pekertinya, kehalusan perasaannya, keluasan ilmunya, kemuliaan akhlaknya. Kecantikan fisik dan kekayaan harta yang dimiliki wanita hanya sebagai pelengkap, bukan syarat mutlak seorang wanita ideal.
9. Pandhan Kanginan Ibaratnya pandhan wangi yang tertiup angin. Ini merupakan simbul wanita yang amat menggairahkan, menawan, dan memikat hati. Dapat dilukiskan sebagai: tinggi semampai, berparas cantik, berkulit kuning langsat, berbibir merah alami, berpayudara montok, murah senyum, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, dapat memberikan keturunan.
Dalam Serat Yadnyasusila dijelaskan tentang tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wanita agar dapat menjadi wanita idaman:
1.Merak ati atau mrak ati Berarti: membina kemanisan dengan mempercantik dan merawat diri (ngadi warni), memperindah busana (ngadi busana), berwajah ceria (ngadi wadana), murah senyum (sumeh), santun dalam bertutur kata (ngadi wicara), dan sopan serta luwes dalam berperilaku (ngadi solah bawa).
2.Gemati Berarti siap untuk merawat, mengasuh, mendidik putra-putrinya, mengatur rumah tangga, melayani suami dengan penuh keikhlasan.
3.Luluh Berarti mampu selalu menyenangkan hati suaminya, selalu menyediakan waktu setiap hari untuk suami dan anak-anaknya, sabar dan gembira saat mengasuh anak-anaknya, dan selalu berusaha menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam keluarganya.
Untuk memilih (menikahi) wanita, dalam tradisi Jawa ada beberapa faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan:
1.Bibit Berkaitan dengan kecantikan wanita baik secara lahiriah maupun batiniah.
2.Bebet Berkaitan dengan kemampuan dan kekayaan ayah wanita yang akan dinikahi.
3.Bobot Berkaitan dengan asal-usul atau keturunan wanita yang akan dinikahi.
sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20071126215515
================ Seputar Tentang Syekh Siti Djenar Asyiknya Nulis Jowo Menulis Cerita-cerita pendek Cinta Ohh Cinta Nyinau Filsafat Kita & Modern Puisi-puisi Cinta Berbagi Kata-kata Mutiara/pepatah/wejangan TEntang Pendidikan Berbagi Ndongeng | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Fri Sep 12, 2008 12:50 pm | |
| Gairah wanita menurut Primbon Jawa Masih seputar Primbon , halah kok nggak abis-abis ya,..
Kunci Emas Wanita ini termasuk baik dan setia. Meskipun gairah seksualnya tidak menonjol, tapi ia mampu mengimbangi pasangannya. Kalau pria pasangannya memperlakukannya dengan penuh kasih, ia bisa jadi wanita yang menggairahkan. Tapi, ia cenderung tertarik pada wanita sejenis.
Ciri fisik : Tubuhnya panjang, tapi kakinya agak pendek tak prposional. Rambutnya tumbuh subur tebal, demikian pula bulu rambutnya. Muka dan payudaranya kecil.
Bunga Restu Ia termasuk wanita pendiam, demikian juga di tempat tidur. Ia pasif, tak peduli pada pasangannya. Pria pasangannya perlu kesabaran dan memanasinya, karena pada dasarnya ia bisa menjadi pasangan yang menyenangkan. Apalagi, menurut orang Jawa, tipe wanita ini mendatangkan rejeki.
Ciri fisik :Tubuh besar, kukuh dan cenderung pendek. Muka dan dahinya kecil, mulutnya agak tebal, rambutnya tebal.
Bintang berkerlip Dari penampilan fisik, wanita ini punya sex appeal yang tinggi. Pria membayangkan ia punya gairah seks yang besar, padahal biasa-biasa saja. Ia bukan penikmat seks, tapi lebih memikirkan urusan rumah tangga dan masa depan anaknya. Ia tipe istri yang baik, setia dan tabah dalam menghadapi persoalan.
Ciri fisik :Bertubuh tinggi semampai, berpinggang kecil dengan pinggul besar. Rambutnya lurus sedang, mata sayup-sayup tertutup, hidung besar.
Bintang Siaga Bukan hanya gairahnya yang kurang, tapi juga dalam hal olah asmara. Ia terlalu monoton, tidak ada keinginan untuk meningkatkan kemahiran dan belajar bagaimana menikmati seks. Seks baginya seperti kewajiban saja, sehingga pasangannya cenderung kecewa.
Ciri fisik ; Tubuh sedang, tidak tinggi, tidak pendek cenderung kecil. Wajahnya bulat, bermata sayup seperti mengantuk. Mulut lebar, bibir atas lebih kecil dari bibir bawah, telinga melebar keluar.
Seroja Bergoyang Secara fisik, ia sangat menarik. Tetapi secara personal, ia bukan wanita yang ceria, cenderung pemuram dan pesimistis. Ia lebih sering cemberut dibanding tertawa dan tersenyum. Pantas kalau ia tampak lebih tua dibanding umurnya. Dalam hal asmara, ia tak semenarik penampilannya. Tapi bagi pria yang egois dan butuh kecepatan, wanita ini bisa saja jadi pasangan yang cocok. Apalagi, Si Seroja bergoyang ini bukan tipe penuntut.
Ciri fisik :Tubuhnya bagus, meskipun berdada kecil, tapi padat berisi. Beralis tebal, mulut kecil dengan bibir sensual. Pinggulnya tmpak seksi berisi.
Bunga Indah Dari segi fisik, wanita ini tampak ideal. Dan ia memang tipe wanita yang setia, berbakti pada pria pasangannya, bahkan sebagian rela tak peduli pasangannya punya WIL. Memang meskipun fisik dan perilakunya mengundang hasrat besar pria, tapi tidak demikian reaksi seksualnya. Ia tipe wanita dingin, yang sekadarnya saja dalam olah asmara. Ia sudah merasa cukup dan damai kalau dicukupi kebutuhan materialnya.
Ciri fisik:Tubuh tinggi dengan payudara besar menelungkup ke dalam sehingga tampak indah. Kakinya juga panjang, kalau duduk sering ditumpangkan satu dengan yang lain, dan kalau berjalan lenggang lenggok. Kulitnya putih, berwajah bulat, matanya suka mengerdip indah.
Pikat Mutiara Sebenarnya ia tipe wanita yang cerdas, kata-katanya terpilih dan penuh perhatian. Ia tipe teman yang baik. Ketidaksukaannya berterus terang, membuat olah asmaranya dingin kalau pria pasangannya tak menangkap keinginannya. Wanita mutiara ini lebih suka memberikan bahasa isyarat, sehingga pihak pria harus peka dan tanggap. Ia sebenarnya pencinta yang baik, meskipun gairahnya kecil saja. Tapi buka berarti tak ada kebahagiaan, lho.
Ciri fisik: Tinggi dengan punggung agak membungkuk, tapi berpayudara kecil. Leher panjang, dahi lebar, mulut lebar dan dari kejauhan tampak memikat.
Sri Tumurun Meskipun tinggi semampai, sex appeal-nya rendah. Ia lebih menarik menjadi teman karena ia ramah, sopan dan pandai bertutur kata. Sebenarnya, ia tipe istri yang baik karena jenis subur dan membawa berkah. Dalam kultur Jawa, ia adalah titisan Sri, Dewa Padi. Tapi dalam olah asmara, wanita Sri ini cenderung dingin, bahkan frigid. Pria pasangannya sering dibuatnya jengkel dan kesal karena itu. Dan Sri tidak begitu peduli.
Ciri fisik ;Tubuh tinggi, kaki panjang, dada tipis. Mukanya bulat, kaki panjang, dada tipis. Mukanya bulat, mulut lebar, bibir tebal, rambut lemas, bertumit besar.
Ciri-ciri untuk yang laki-laki kok nggak ada ya? ... Mungkin jaman dulu wanita diposisikan sebagai "Konco Wingking" atau obyek saja atau bagaimana menurut anda ? ================ Seputar Tentang Syekh Siti Djenar Asyiknya Nulis Jowo Menulis Cerita-cerita pendek Cinta Ohh Cinta Nyinau Filsafat Kita & Modern Puisi-puisi Cinta Berbagi Kata-kata Mutiara/pepatah/wejangan TEntang Pendidikan Berbagi Ndongeng | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Fri Sep 12, 2008 12:54 pm | |
| Pesona Dibalik Kelembutan Wanita Jawa
Alon-Alon Waton Kelakon. Ungkapan ini terlihat begitu melekat dalam kehidupan masyarakat kota Yogyakarta di hari pertama, saat aku menginjakkan kaki di kota ini liburan panjang kemarin. Pemandangan kontras yang biasa aku temui dalam kehidupanku sehari-hari di jakarta. Suasana seperti inilah yang meng-sahkan, bahwa masyarakat jawa memang tidak lepas dari sikap sabar dan telaten.
Namun entah mengapa, saat meng-eja kata alon-alon, yang berarti pelan-pelan, tiba-tiba aku ingin membicarakan mengenai wanita, khususnya wanita jawa. Mungkin karena bagiku, wanita adalah salah satu bukti kebesaran Allah diantara berjuta bukti-bukti yang lainnya. Bagiku, wanita adalah makhluk indah yang Allah diciptakan dengan segala kelebihannya. Kata alon-alon seolah mencerminkan sosok wanita jawa yang sabar dan tidak terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu.
Wanita memang memiliki berbagai macam karakter. Namun jika diamati secara mendalam, sepertinya tipe wanita jawa lebih pada tipe wanita yang memiliki sifat melindungi, memberikan ketenangan, rasa aman dan kasih sayang seperti seorang ibu kepada anaknya. Ini adalah citra yang aku lihat dari seorang wanita jawa, karena kebetulan ibuku juga berdarah asli jawa….seorang wanita lembut meski secara fisik tidak selalu cantik, namun wajahnya tampak selalu sabar, dengan pandangan mata yang teduh, namun menunjukkan adanya kekuatan.
Di dalam buku Suluk Tambangraras yang di tulis pada tahun 1809 atas permintaan Raja Paku Buwana V. Digambarkan bahwa sosok wanita jawa itu seperti lima jari. Ibarat jempol, istri harus pol mengabdi kepada suami. Ibarat Jari telunjuk, istri harus mentaati perintah suami. Ibarat panunggul (jari tengah), istri harus bangga akan suaminya, bagaimanapun keadaannya. Ibarat jari manis, istri harus selalu bersikap manis dengan suami. Dan ibarat jejenthik (jari kelingking), istri harus selalu berhati-hati, teliti, rajin dan terampil dalam melayani suami dan anak2nya.
Oleh karena itu secara garis besar, wanita jawa pada umumnya memiliki sifat dasar penurut, setia, lembut. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana sikap mereka dalam menghargai laki-laki. Tidak banyak menuntut dan mematuhi suami. Kalaupun ada bentuk protes yang ingin disampaikan kepada suami, cenderung dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Sifat dasar berikutnya adalah hemat dan mau hidup susah. Hal ini bisa dilihat dalam kesederhanaan penampilan kesehariannya. Terutama wanita-wanita yang memang masih bertahan hidup di jawa. Mereka tidak berlebihan dalam berpenampilan. Cenderung hemat dan mau diajak bersama-sama memulai kehidupan dari nol meskipun dengan susah payah. Dan sifat mendasar yang terakhir adalah tangguh, pekerja keras dan pantang menyerah. Bukan pemandangan aneh, saat kita berada pada daerah pedesaan, dapat kita temui wanita-wanita jawa bekerja di sawah atau bahkan disektor industri kecil guna menopang ekonomi rumah tangganya.
Sebenarnya bukan tanpa alasan, ketika seorang anak perempuan diharapkan mewarisi sifat-sifat seperti tersebut di atas. Karena bagi masyarakat jawa sendiri, untuk bisa berhasil menjadi wanita yang ideal, yang akan membawanya berhasil dalam menjalankan segala perannya, maka wanita jawa harus memenuhi watak-watak yang bisa mendukungnya mencapai sebuah keberhasilan.
Yang pertama adalah watak wedi, yang artinya kerelaan, kepatuhan kepada suami, tidak mudah mencela, membantah atau menolak pembicaraan dengan cara yang tidak santun.
Kemudian adalagi watak gemi. Atau biasa dikenal dengan istilah gemi nastiti ngati ati. Ini adalah sifat hemat, tidak boros dan selalu bersyukur dengan nafkah yang diberikan oleh suami, berapapun itu. Berhati-hati dalam berkata-kata dan pandai menyimpan rahasia dan harta suami.
Dan yang terakhir adalah watak gemati atau sifat penuh kasih sayang. Salah satunya adalah dengan memanjakan suami dan keluarga. Berusaha memahami apa yang disuka dan tidak disuka oleh suami. Mungkin alasan ini juga lah yang menjadikan wajib pelajaran memasak bagi anak-anak perempuan dalam masyarakat jawa. Di jaman yang segalanya mudah mendapatkan ini, tetap saja membuat masakan sendiri makanan untuk keluarga adalah sebagai ungkapan kasih sayang seorang istri kepada suami dan anak-anaknya.
Jika dilihat, sebenarnya tiga watak tersebut lebih bersifat universal. Siapa yang tidak ingin memiliki wanita pendamping hidup dengan memiliki sifat seperti itu. Memang, tidak semua wanita jawa memiliki sifat sifat mendasar tersebut. Perubahan jaman telah banyak memberikan pengaruh dalam kehidupan mereka. Namun satu hal yang mungkin perlu diingat para wanita jawa, bahwa:
Wanita jawa itu harus memiliki identitas, mengerti unggah ungguh, mengerti tatakrama, lemah lembut dan pemalu, pantang menyerah, tangguh dan setia.
Wanita jawa …. masih adakah yang mewarisi sifat-sifat itu? Sesungguhnya ada pesona di balik lemah lembut tindak lakumu yang harus selalu kau terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan kau warisi untuk generasi setelahmu.
sumber: Bongkar2 File ================ Seputar Tentang Syekh Siti Djenar Asyiknya Nulis Jowo Menulis Cerita-cerita pendek Cinta Ohh Cinta Nyinau Filsafat Kita & Modern Puisi-puisi Cinta Berbagi Kata-kata Mutiara/pepatah/wejangan TEntang Pendidikan Berbagi Ndongeng | |
| | | dwikoe Camat
Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Sep 17, 2008 3:17 pm | |
| mumet aku kang moco ciri2 kui.....!!!!!!!!!!
pokoknya aku bangga sebagai perempuan..... karena hanya perempuan yang bisa mengandung, melahirkan dan menyusui anak-anaknya.... | |
| | | madi Koordinator
Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Sep 17, 2008 4:57 pm | |
| - dwikoe wrote:
- mumet aku kang moco ciri2 kui.....!!!!!!!!!!
pokoknya aku bangga sebagai perempuan..... karena hanya perempuan yang bisa mengandung, melahirkan dan menyusui anak-anaknya.... perempuan (ibu) adalah mahluk yang paling mulia yang telah Tuhan ciptakan . Maha suci ALLAH yang telah menciptakanmu .................. Bersujudlah kepada Tuhanmu ysng telah memberikan kelebihan kepadamu.................. trus kapan sik arep dadi ibu.........? | |
| | | giadi_pcs Camat
Join date : 14.07.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Sep 17, 2008 6:12 pm | |
| | |
| | | masgareng Koordinator
Lokasi : Ciledug, Tangerang, Banten Reputation : 12 Join date : 16.04.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 18, 2008 4:10 am | |
| Salut jan dho ombo wawasane | |
| | | Ipung Purwanto Camat
Lokasi : Lubang Buaya Jaktim Reputation : 5 Join date : 08.03.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 18, 2008 9:19 am | |
| Itulah perkembangan jaman yang semakin pesat, wawasanae yo cen kudu mengikuti.. | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 18, 2008 6:06 pm | |
| | |
| | | dwikoe Camat
Lokasi : cedak kebun Raya Bogor Reputation : 1 Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Mon Sep 22, 2008 6:50 pm | |
| ajari aku menjadi seorang perempuan... agar aku bisa mengerti seorang lelaki... | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Tue Sep 23, 2008 1:42 pm | |
| - dwikoe wrote:
- ajari aku menjadi seorang perempuan...
agar aku bisa mengerti seorang lelaki... Perempuan itu akan di mengerti seorang laki-laki bukan karena menjadi perempuan. Tapi perempuan itu sendiri yang bisa menempatkan dirinya. | |
| | | dwikoe Camat
Lokasi : cedak kebun Raya Bogor Reputation : 1 Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Tue Sep 23, 2008 4:19 pm | |
| berarti... tetap beri peringatan kepadaku jika aku kurang bisa menempatkan diriku...
sebagai manusia...mari kita saling mengingatkan... | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Sep 24, 2008 5:39 pm | |
| Klo saling mengingatkan itu yah memang sudah menjadi tugas makhluk yang bersosial..... | |
| | | maniss Koordinator
Lokasi : Jakarta Reputation : 7 Join date : 04.04.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 25, 2008 1:31 pm | |
| | |
| | | dwikoe Camat
Lokasi : cedak kebun Raya Bogor Reputation : 1 Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Thu Sep 25, 2008 5:00 pm | |
| emoh melu ng neroko.....
nek iso yo gelek cara....
ben kabeh'e mlebu surga....!!!!!!!!!!! | |
| | | tifandhaluhzan Lurah
Lokasi : di pIngGir jALan Reputation : 0 Join date : 07.07.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Fri Sep 26, 2008 10:11 pm | |
| hmmm.... perempuan jawa, aq perempuan jawa! tp ju2r tngkah lakuny g' sama persis apa yg disebutin di atas... klo pantang menyerah, hemat, tidak matre, tangguh, mau hidup susah i2 msih ada di aq... tp klo lemah lembut, hhee... g' 100 % lemah lembut, yaa... tomboy2 dikitt lah.. | |
| | | dwikoe Camat
Lokasi : cedak kebun Raya Bogor Reputation : 1 Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: perempuan jawa Wed Nov 05, 2008 8:55 pm | |
| maksud'e bukan harus sama persis dgn contoh diatas...
tapi menjadi perempuan jawa secara sikap, sifat dan watak...
mari kita ambil saja intisari makna dari filosofi seorang perempuan jawa... | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: perempuan jawa | |
| |
| | | | perempuan jawa | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|