Camat dan kepala desa perlu berkoordinasi dalam mengatasi kekeringan di Kecamatan Gedangsari. Dibutuhkan identifikasi potensi sumber air yang bisa dikembangkan. Sebab kebijakan droping air tidak bisa menyelesaikan permasalahan kekeringan dalam jangka panjang. Droping hanya suatu bentuk mengatasi kesulitan air yang sifatnya darurat. Adanya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang KKN di Gedangsari diharapkan ikut andil dalam memikirkan upaya keluar dari bencana kekeringan yang terjadi setiap tahun. Demikian dikatakan Bupati Gunungkidul Suharto SH dalam kegiatan Bhakti Bhayangkara KB Kesehatan dan Gerakan Makan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman Bagi Anak Sekolah di Balai Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Kamis (31/7). Kegiatan dihadiri Kapolres Gunungkidul AKBP Drs Sudarmanto, Dandim 0730 Letkol Inf Drs Hariyanto, Kakan Inkom CB Supriyanto SIP, Camat Gedangsari Sudjoko SSos MSi serta tamu undangan. Pada kesempatan tersebut bupati juga menyerahkan bantuan dari Dinas Pertanian Propinsi DIY bagi siswa di SD Hargomulyo serta kepada masyarakat setempat. ”Untuk bisa keluar dari kemiskinan, harus diawali dengan tubuh yang sehat. Peran dari Polri dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat mendapat dukungan dari Pemkab. Pemkab Gunungkidul saat ini juga terus melakukan pembangunan baik bidang pendidikan maupun kesehatan serta infrastruktur,” tukasnya. Dalam laporannya Ketua Panitia KB Kesehatan Aiptu Amin Mezi mengungkapkan, kegiatan dalam rangka Bhakti Bhayangkara KB Kesehatan meliputi launching pemberian makanan bergizi selama 6 bulan bagi 200 siswa SD Hargomulyo I, layanan SIM keliling, pemasangan alat kontrasepsi bagi 40 peserta, deteksi kanker bagi 30 orang, sosialisasi penanggulangan narkotika dan pemberian stimulans makanan bergizi bagi anak-anak. ”Pelaksanaan KB Kesehatan ini merupakan salah satu peningkatan kinerja aparatur pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional,” terangnya. Sementara Camat Gedangsari Sudjoko SSos MSi mengatakan, guna mengatasi masalah kekeringan sudah dibangun sumur ‘pantek’ yang lokasinya berada di Birit, Wedi, Klaten. ”Sampai saat ini sumur sudah dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di wilayah Tegalrejo, Watugajah, Serut, Sampang, Ngalang, Hargomulyo dan Mertelu. Operasionalnya menggunakan mobil tangki yang ada di kecamatan. Dalam sehari minimal dikeluarkan empat rit tetapi bila ada permintaan bisa ditambah,” tuturnya.