Kekeringan di Gunungkidul semakin menjadi-jadi. Tak hanya wilayah selatan yang sudah rutin dilanda kekeringan, lumbung beras di Ponjong dan Karangmojo pun juga terjamah. Karena turunnya debit air Dam Simo, ratusan hektar sawah di Ponjong dan Karangmojo tidak diolah alias bero. Bahkan ada beberapa petak tanaman padi dibiarkan kering karena kesulitan air. Demikian pantauan di beberapa lokasi, Rabu (30/7). Camat Ponjong Drs Iswandoyo MM mengakui kemarau ini areal sawah menciut. Dari luas sekitar 690 hektar sawah, hampir seratus hektar dibiarkan bero. Sementara untuk 6.663 hektar lahan tegal, termasuk lahan pekarangan 838 hektar hanya ditanami cantel dan gude.
Sementara areal sawah di Karangmojo yang dibiarkan bero lebih luas dibanding Ponjong akibat turunnya debit air Dam Simo. Sebenarnya dapat saja ditopang dengan air dari sumur-sumur pompa, tetapi petani tidak tertarik karena harga sewa pompa perjamnya untuk oncoran sekitar Rp 50 ribu. Jika dioncori dari sumur bor, petani rugi. "Yang paling mungkin ditanami jagung atau kedelai. Kemudian disirami jika ada kiriman dari Dam Simo," kata Kasimanto.
Untuk lahan sawah di Desa Bejiharjo, kata Kepala Desa Yanto, ketersediaan air irigasi sangat terbatas. Tidak ada sawah yang dibiarkan bero karena masih mendapat oncoran walaupun harus dengan cara bergilir. Sawah di Dusun Gelaran ini memang tergolong unik, karena ada air yang terbuang, tetapi ada sawah yang kekurangan air.
Air yang terbuang ini terjadi di dekat Balai Benih Ikan (BBI) karena airnya langsung mengalir ke sungai. Sementara di sebelahnya lahan sawah masih membutuhkan air. Pihaknya mengusulkan, pemerintah dapat membantu bendungan di sungai dekat BBI, sehingga airnya tidak langsung terbuang ke sungai. "Jika dibuat embung atau bendung kebutuhan air untuk irigasi di Gelaran pasti tercukupi," jelasnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Gunungkidul Supriyadi STP mengaku tidak cemas akan gangguan kekeringan sebagian lahan sawah. Untuk menyiasati keterbatasan air irigasi, petani dianjurkan untuk tidak mananam padi tetapi palawija. Selain dapat memperbaiki kesuburan tanah, palawija kebutuhan airnya tidak sebanyak padi. Lebih dari itu penggantian tanaman padi-padi kemudian palawija ini juga untuk memutus siklus hama. Dia juga tidak khawatir akan mempengaruhi produksi beras karena untuk produksi padi sawah hingga bulan Juni lalu sudah melampui produksi beras tahun lalu.