ilustrasi GUNUNGKIDUL—Proyek pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Gunungkidul kembali bermasalah. Sebanyak delapan tenaga borongan dalam pekerjaan pengurukan sampai saat ini belum dibayar.
Diduga rekanan sub pekerjaan bernilai miliaran tersebut kabur. Delapan warga tenaga borongan asal Baleharjo ini langsung mengadu kepada Kades Baleharjo, Agus Setiawan.
“Harusnya kami masih dibayar Rp 1 juta dalam pekerjaan sistem borongan pengurukan baru di TPAS, tapi malah sampai sekarang saya dan tujuh saudara-saudara saya belum dibayar,” kata Arman juru bicara tenaga borongan mengadu kepada Kades Baleharjo, Selasa (7/2).
Menyikapi aduan warganya, Kades Baleharjo mengaku mencoba melakukan koordinasi dengan salah seorang mandor pihak ketiga bernama Rohmad melalui ponselnya. Namun upaya Agus sampai hari ini belum membuahkan hasil.
“Saya sudah upaya mengkomunikasikan masalah itu. Tapi dijanjikan hari Jumat pada minggu kemarin, lagi-lagi sampai saat ini tidak ada kejelasannya. Kami berharap masalah ini diselesaikan dengan pertanggungjawaban pihak rekanan,” jelas Agus.
Sebelumnya terdapat belasan pekerja borongan yang dikerahkan pihak pemborong untuk pekerjaan pengurukan. Sekitar sebelas tenaga borong yang lain sudah dipenuhi haknya akan tetapi menyisakan delapan warga belum terbayar.
Para buruh borongan mengancam jika dalam pekan ini pihak pelaksana tak segera memenuhui tanggung jawab, mereka akan melapor ke polisi. Para pekerja mengaku kesulitan untuk melacak alamat pemborong dan pihak rekanan. Pasalnya dilokasi proyek sejak awal tak memasang papan nama. Pekerja hanya mendapatkan nama PT BMP selaku pihak ketiga pelaksana pekerjaan TPAS di Wukirsari Desa Baleharjo. (HARIAN JOGJA/Endro Guntoro)
Sumber