Semoga Tidak Menimpa Warga GK yang ada di Jabotabek

MINUMAN KERAS MERAJA LELA.
MARI BANTU MENANGGULANGINYA

Seorang penumpang kereta listrik jurusan Bogor-Jakarta yang duduk di atas gerbong tewas tersetrum listrik berkekuatan 2.500 volt setelah tubuhnya tersangkut kabel. Peristiwa ini terjadi pada pukul 07.04 tepat di Stasiun Universitas Indonesia, Depok.

"Mayat pemuda yang belum diketahui identitasnya itu dievakuasi pukul 07.40," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasional I Jabodetabek Mateta Rizallulhaq pagi ini. Saat dievakuasi, tubuh pemuda itu dalam keadaan gosong.

Mateta menerangkan, saat evakuasi mayat, PT KAI DAOP I mematikan listrik selama 20 menit. Jika listrik tidak dimatikan, dikhawatirkan petugas evakuasi turut tersetrum. Namun, evakuasi itu tidak terlalu mengganggu perjalanan.

Akibatnya, jadwal keberangkatan kereta dari Jakarta ke Bogor dan sebaliknya mengalami gangguan sekitar 40 menit.

"Akibat adanya peristiwa itu, listrik di Stasiun UI sempat dimatikan untuk proses evakuasi terhadap korban," ungkapnya.

Mateta menyesalkan peristiwa yang kerap terjadi ini. Menurutnya, sudah tentu pemuda itu melanggar pasal 183 Undang-undang Nomor 2007 tentang Kereta Api. Di poin A disebutkan bahwa penumpang dilarang keras naik ke atap gerbong kereta.

Meskipun adanya peraturan yang menyebutkan tentang larangan tersebut,beberapa penumpang kereta memaksakan diri untuk naik ke atap kereta untuk melakukan perjalanan ke tempat yang dituju. (tia/vvn/git)

Ass. Wr. Wb.

Turut prihatin atas peristiwa yang menimpa dan menimbulkan korban jiwa.

Rakyat kecil - gaji kecil - ingin berangkat kerja mencari rizky untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri - ingin transportasi yang mudah, murah, aman, cepat - sayang hal itu cuma mimpi - akhirnya si rakyat kecil mati - anak dan istri pasti menanti kapankah sang ayah kembali dengan membawa rizky ? - satu lagi anak yatim dan janda di negeri ini - sampai kapan terus terjadi ?

Untuk perbandingan harga tiket KRL Ekspres Jakarta Bogor Rp. 11.000,- bandingkan dengan tiket KRL Ekonomi yang hanya Rp. 2.000,- atau tiket KRL Ekonomi AC Rp. 5.500,- [yang KRL Ekspres aja belum tentu nyaman kadang penuh dan kadang AC mati, apalagi yang EKONOMI].

Nyuwun sewu hanya bisa nderek prihatin, . . . . . . .

Wassalam,

ngenes tenan kui.. padahal yo wis ora pisan pindo loh kejadian koyo mengkono.
kok iseh ono wae yo.. ;)

salah tempat kulo pindah gih....

we... ladalah kathik iso salah parkir yo

Ass. Wr. Wb.

Maklum mas, KRL hura bisa parkir ing Gunungkidul, bisane nang Bogor, . . . . . . . . . .

Wassalam,

janjane nek mental pengguna KRL nya bagus, ga bakalan ono kejadian seng koyo mekaten, terkadang segelintir oknum tersebut bangga nek wes iso melanggar peraturan, karena menurut mereka peraturan dibuat untuk dilanggar, jadi ya memang harus dikembalikan ke pribadi masing-masing