MENGHINDAR TANPA MENYAKITI

Mas bejo telah berkeluarga selama 11 tahun, bersama istri yang ayu dan 2 jagoanya, mereka udah merasakan hidup ini emang membahagiakan walau dengan kesederhanaan. Setiap hari istrinya selalu berusaha menyiapkan sarapan dan secangkir kopi, serta mendampingi di depan rumah sebelum sang suami berangkat kerja, sms’an saat istiraha siang, dan setia menanti kepulangan suami dengan penuh harapan pulang kerja dengan selamat, tanpa lupa menyiapkan es teh kesukaan suami, maklum Mas Bejo hanya seorang karyawan BP7 (Berangkat Pagi-Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan).

Kehidupan Mas Bejo yang harmonis ternyata di perhatikan oleh “some one”, mencoba mendekati Mas Bejo, JADILAH SAHABAT... sahabat baik .. sahabat curhat ... sahabat ngobrol..sahabat untuk mengeluh ...sampai akhirnya ‘TEMAN TAPI ANU’ hanya jarak jauh...
sampai suatu saat dia bilang ‘MAS BOLEHKAH ISTRI MAS, KALO AKU HIDUP BERSAMANYA UNTUK JADI ISTRI MAS’.....AKU GAK MENGHARAPKAN APA2 DARI MAS..

Mas Bejo bingung, salahkah dia..., mungkin menurut pandangan Mas Bejo, ia terlalu memberi harapan pada “Some one’ . TETAPI, Dia tetep kudu mempertahankan keluarga kecilnya ....tapi gimana memberikan pengertian kepada “Some One” tadi TANPA MENYAKITI ... masalahnya dia tidak memandang Mas Bejo udah berkeluarga, punya anak 2, keluarga nasrani (ktp aja), Cuma satu harapan dia ...bisakah aku masuk dalam kehidupan keluarga mas ...

pertanyaanya.... BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN PENGERTIAN KEPADANYA TANPA DIA MERASA DISAKITI... poko’e sik alusssssss, bijak, dan dia bisa ngerti dan jadi sahabat baik ...please deh!