WELCOME TO RAINY SEASON

Sahabatku masih ingat akan kata-kata ku beberapa waktu lalu, perihal pagi yang cerah merona, mungkin untuk saat ini aku ingin mengatakan yang berbeda, bahwasannya saat ini sang Surya lebih sering diselimuti oleh sang awan mendung. Menurut BMG, diramalkan memasuki minggu kedua bulan November ini, kita sudah masuk di musim penghujan. Jadi mari sama-sama katakan :"welcome to rainy season" [selamat datang musim hujan]

Seperti biasa ritual untuk menyambut musim penghujan adalah menyiapkan jas hujan, payung dan yang nggak kalah penting saluran air depan rumah harus bebas hambatan, kalau nggak mau kebanjiran, ya...saat ini waktunya bersih-bersih, mumpung masih awal musim hujan.

Kalau mengingat hujan lebat seperti siang ini, sungguh pikiranku jadi melayang-layang jauh menembus derasnya hujan, terkadang aku tersenyum geli mengingat peristiwa beberapa puluh tahun yang lalu. Ketika hujan tiba seolah membangkitkan kenangan "my first love" sungguh satu kenangan yang tak terlupakan, kenangan yang amat sangat romatis untuk ukuran aku.

Hari Sabtu seperti biasa aku bersiap untuk wakuncar kalu istilah dulu ngapel, aku tidak menghiraukan gelapnya malam tanpa bintang, pekat seolah sinar bintang dan bulan terhalang tirai hitam. Namun, karena sudah bulat tekad untuk ketemu kekasih...jiahh, aku berangkat juga. Aku pastikan semua sudah siap seperti sisiran rambut, semprot parfum yah..namanya mau ngapel. Tidak makan waktu banyak aku mematut diri, lalu aku starter motor Yamaha L2 Super dan segera meluncur ke arah Wiladeg, tepatnya letak rumah kekasihku di daerah wiladeg, kalau dari Wonosari arah ketimur-utara kira-kira 10KM. Tidak menunggu lama motor sudah sampai di tenggah-tengah perjalanan, dan berbarengan dengan turun hujan yang bagai ditumpahkan dari langit, terpaksa aku harus mengumpat ternyata jas hujan tidak aku bawa, berkali-kali aku cari di bawah jok motor tidak ketemu juga, ya alternatif terakhir neduh walau konsekwensinya terlambat nyampai di rumah kekasihku, apa boleh buat.

Setelah hujan reda aku bergegas melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda, sesampainya di rumah kekasihku, terlihat rumah itu sepi, aku tidak lihat kekasihku berada di teras rumah, menungguku, seperti ritual kekasihku di setiap malam minggu,
Aku beranikan diri mengetuk pintu :
"Kulo nuwun" sambil mengetok pintu tiga kali
"Monggo" sahutan dari dalam rumah
"Oh...must ris, mba yanti tasih wonten grijo mas" lanjut adik kekasihku setelah pintu terbuka.
"Ooo..ngih pun dik..mboten sah repot-repot, aku nyusul ke Gereja aja" cepat aku menyahutnya sekalian pamitan.

Sampai di gereja, kebaktian malam minggu masih berlangsung, tapi dari yang aku dengar, rasa-rasanya sudah memasuki akhir dari kebaktian, makanya aku putuskan untuk tidak masuk gereja, melainkan menunggu di luar Gereja. Dan lagi-lagi hujan yang tadi sempat berhenti, kini turun lagi, rasanya lebih lebat serta diiringi suara petir yang sahut menyahut. Aduh mati aku, batin dalam hatiku, mana aku tidak bawa payung, kenapa aku tidak pinjam pada adik kekasihku, ketika nyampai dirumah kekasihku, harusnya aku pinjam payung. Aku main pergi-pergi begitu aja, ah...maklum sudah rindu berat kali ya.

Setelah kebaktian selesai aku sambut kekasihku dengan senyum, aku binggung respon kekasihku dengan senyumku.
"mas...., nggak bawa payung?" sapa lirih kekasihku
"nggak dik..,tadi buru-buru" aku ngeles sekenanya
"nggak papa kan?, yo wislah, yuk..kita buat sebuah memori"lanjutku
"maksudnya?" sahut kekasihku penuh selidik
"Ayo kita catat sejarah dik, pulang bersama dengan pelepah daun pisang" jawabku mantab
"Ah...mas bisa aja" tersipu wajah manis kekasihku.

Bleeeder.....bleeder....
bunyi petir sahut menyahut, sangat keras
membuyarkan lamunanku
Kembali ke alam nyata, yang jelas hari ini hujan telah tiba menggantikan musim kemarau yang sangat panjang.

Tanjung Priok
11 November 2009
Oleh : must ris