Mengapa pria selalu menunda-nunda bila di ajak pasangan untuk menikah, apa penyebab dari pria tersebut untuk menunda pernikahan ?
Setahun berlalu. Dua tahun, bahkan hingga tiga tahun pun berlalu begitu saja. Anda pun menyadari hubungan dengan pasangan serasa diam di tempat. Jika ditanya, ada saja alasan pasangan. Entah itu, ‘belum siap’, ‘belum mapan’, atau ‘bukan prioritas utama saat ini’.alasan_menikah
Namun, jika didesak, takutnya pasangan malah menjauh. Sebenarnya, tidak semua pria takut berkomitmen. Namun, bisa jadi mereka belum siap untuk memikul tanggung jawab dari komitmen tersebut. Tapi, jangan khawatir, sebab banyak faktor yang mempengaruhi mereka agar siap menikah.
Apa saja alasannya?
1. Belum mapan.
Kemungkinan yang ditakuti pasangan adalah takut tidak bisa membiayai keluarganya dengan cukupi. Jika kondisi ini terjadi, Anda bisa mendiskusikan hal ini dengannya. Beri pengertian, kalau materi bukanlah hal terpenting buat Anda, dan masih bisa dicari bersama setelah menikah.
2. Kebebasan terkekang.
Bila pasangan merasa takut tidak bebas lagi setelah menikah, sebaiknya, sebelum menikah Anda berdua membicarakan mengenai harapan-harapan perkawinan yang inginkan masing-masing. Memang, akan lebih baik jika Anda berdua saling memberi kebebasan yang cukup. Nah, kalau sudah ada kesepakatan, mungkin dia akan berpikir lebih mau berkomitmen.
3. Secara psikologis belum siap.
Memang sulit mengajak pasangan berkomitmen, jika dia berada pada kondsisi ini. Bila Anda sudah menanyakannya, tapi pasangan tidak mau berubah, ada dua pilihan untuk Anda.
Pertama, Anda harus bersedia menunggu sampai dia siap. Karena jika didesak, biasanya pria seperti ini malah menjauh. Dan kedua, bila sudah terlalu lama menunggu, sebaiknya Anda memberikan target pada dirinya. Misalnya, minta waktu hingga setahun. Jika setelah waktu itu dia tidak ada tanda-tanda untuk berkomitmen, sebaiknya Anda pikirkan yang terbaik buat Anda. Sebab, kalau sudah terjepit dengan faktor umur, sebaiknya Anda jangan menghabiskan waktu.
4. Trauma komitmen.
Jika pasangan Anda mengalami trauma pernikahan akibat orang tuanya bercerai, atau kekerasan di masa kecil, ada bainya jika Anda berdua menjalani konsultasi pra nikah dengan psikolog atau psikiater.