PACARAN SETELAH MENIKAH... WUIHHHH... NO MATI GAYA...

First topic message reminder :

ADA NGGAK YANG NGERASAIN?? BISA DIBAGI PENGALAMANNYA BIAR LEBIH BANYAK YANG BERMINAT PACARAN SETELAH MENIKAH.. JADI GAK ADA LAGI HAMIL SEBELUM MENIKAH ATAU PATAH HATI KARENA PACARAN..
PASTINYA MENIKAH TANPA PACARAN JAUH LEBIH ROMANTIS, MASIH SEGER, DAN BIKIN PENASARAN SEHINGGA TIAP HARI SERASA PACARAN....
BEBERAPA WAKTU LALU PAS MUDIK DI GUNUNGKIDUL BANYAK ANAK SEKOLAH YANG PAKE ROK SETANGAH HATI, MNEMPEL LENGKET MA COWOK YANG BONCENGING... WELEH-WELEH-WELEH KOK MARAI ISIN SING NYAWANG.. AREP NOMONI OPO KAHANAN IKI???

MENIKAH YESS, ZINA NO!!!

mase_gagah wrote:

ADA NGGAK YANG NGERASAIN?? BISA DIBAGI PENGALAMANNYA BIAR LEBIH BANYAK YANG BERMINAT PACARAN SETELAH MENIKAH.. JADI GAK ADA LAGI HAMIL SEBELUM MENIKAH ATAU PATAH HATI KARENA PACARAN..
PASTINYA MENIKAH TANPA PACARAN JAUH LEBIH ROMANTIS, MASIH SEGER, DAN BIKIN PENASARAN SEHINGGA TIAP HARI SERASA PACARAN....
BEBERAPA WAKTU LALU PAS MUDIK DI GUNUNGKIDUL BANYAK ANAK SEKOLAH YANG PAKE ROK SETANGAH HATI, MNEMPEL LENGKET MA COWOK YANG BONCENGING... WELEH-WELEH-WELEH KOK MARAI ISIN SING NYAWANG.. AREP NOMONI OPO KAHANAN IKI???

MENIKAH YESS, ZINA NO!!!

InsyaAllah...

hwahhh......misal maos2 ngeten niki kih dadi pengen cepet2


tapi mesti dereng pareng tiyang sepuh nuh:( lagipula nggih tasih cilik ding hhe^^

nikah dini nuh

eh ralat...kulo pun ageng ding hhe :)

hayukk...berbagi pengalaman bagi yang telah memilih langkah nikah dlu baru pacaran kajenge semakin membudaya dan para remaja semakin terjaga hhe^^

lagi pula misal pacaran sebelum nikah mesti yang ditampakkan hanya yg baik2 terus..njuk setelah nikah kluar dah aslinya hhe. takute sang pasangan merasa tertipu..

kalo nikah dlu br pacaran kan malah akan belajar untuk saling memahami pasangannya insyaallah. weww...map..maap...q sok teu hhe^^

ahhh andai saja....
bagi yang peneg pacaran stelah menikah FKOGK bisa jadi awal yang baik lhooo...

sekedar sharring

Hadiah yang Lebih Berharga
Parapenumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan
menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar
sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai
menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian ia duduk,
meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.
Setahun sudah lewat sejak Susan, tiga puluh empat, menjadi buta. Gara-gara salah
diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita,
penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri.
Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib
mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya, dan
menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku ?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras
karena marah. Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau
berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah
pulih lagi.
Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu
seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya
frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira
Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.
Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan
tenggelam dalam keputus asaan. Mark bertekat untuk membantunya menemukan
kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri
lagi.
Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi
darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah
dihadapinya.
Akhirnya, Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa sampai ke
kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi
kekotasendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun
tempat kerja mereka terletak di pinggirkotayang berseberangan.
Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa
melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling
sederhana sekalipun.
Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka
terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan
dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah
membuatnya merasa tidak enak. Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah.
Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar
gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta !" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa
tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar
kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi
dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan,sampai Susan hafal
dan bisa pergi sendiri.
Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam
militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari
Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama
pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan
sopir-sopir bus dan menyisakan satu kursi kosong untuknya.
Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan
ketika Susan tersandung waktu turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh
berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark
akan naik taksi ke kantornya.
Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama,Mark
yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark
percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu
kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan
apapun dan tidak akan pernah menyerah.
Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang
diri.
Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi
kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air
mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat
berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan.
Senin, Selasa, Rabu, Kamis...Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah
Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.
Pada hari Jum'at pagi,seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia
membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata : "Wah,aku iri padamu".
Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang
bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan
keberanian untuk menjalani hidup?
Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, "Kenapa kau bilang kau iri
kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti
itu"
Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu ?"
Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer
berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan
bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau
masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer,
lalu pergi. Kau wanita yang beruntung",kata sopir itu.
Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat
melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat
beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada
penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk menyakinkan diri
-- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

tinggal orangnya aja kang kalo udah biasa melakukan hal yang lebih dari sekedar pacaran yo mereka anggap biasa ....
CEN KATA ORANG-ORANG JAMANE WIS JAMAN EDAN KUWI MAU YEN ORA nGEDAN ORA KEDUMAN

nek ora keduman yo njaluk kancane xixixixixixi

wah yen geduman mung turahan yo gak asyik kang... mending nikah dulu fresh tur halal:)

Pacran setlah nikah?Maksute pye?Nek wes nikah,ngpaen pcran..Kan wes halal..Pcran kan ben awake dwe iso ngrti kelbhan dan kekurangan pasangane dwe..Geneo ono sek hamil diluar nikah,kwi udu salahe pacran,tapi oknum iku..

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

Den Ayu wrote:

mase_gagah wrote:

ADA NGGAK YANG NGERASAIN?? BISA DIBAGI PENGALAMANNYA BIAR LEBIH BANYAK YANG BERMINAT PACARAN SETELAH MENIKAH.. JADI GAK ADA LAGI HAMIL SEBELUM MENIKAH ATAU PATAH HATI KARENA PACARAN..
PASTINYA MENIKAH TANPA PACARAN JAUH LEBIH ROMANTIS, MASIH SEGER, DAN BIKIN PENASARAN SEHINGGA TIAP HARI SERASA PACARAN....
BEBERAPA WAKTU LALU PAS MUDIK DI GUNUNGKIDUL BANYAK ANAK SEKOLAH YANG PAKE ROK SETANGAH HATI, MNEMPEL LENGKET MA COWOK YANG BONCENGING... WELEH-WELEH-WELEH KOK MARAI ISIN SING NYAWANG.. AREP NOMONI OPO KAHANAN IKI???

MENIKAH YESS, ZINA NO!!!

InsyaAllah...

Seik seik seik

Iki Insya Allah seik kepiye iki :?:

Nduk Mushee wrote:

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

lha nek sampean pripun?

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

dwikoe wrote:

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

pacaran.....pacaran


pacaran.....pacaran


pacaran....pacaran

rmlodang wrote:

dwikoe wrote:

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

pacaran . . nikah . . .

nikah . . pacaran . . .

pacaran.....pacaran


pacaran.....pacaran


pacaran....pacaran

pacaran....Pacaran


pacaran....Pacaran


pacaran....pacaran





N I K A H

Gheka wrote:

Nduk Mushee wrote:

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

lha nek sampean pripun?

dari pengamatan saya, argumen'e mase gagah kuwi nak pacaran ki gex mesti demok-demokan ngono, sementara liane eneng sing berpendapat nak pacaran kuwi sekedar penjajagan untuk mengetahu kepribadian si pasangan.
Kalau menurut saya jaman sekarang ini kalau mau menikah tanpa kenal dulu (pacaran) kayaknya kemungkinan besar tertipu, tp kl bisa menikah tanpa pacaran yo luwih apik. Tapi yang jelas, saat ini saya juga punya teman dekat (laki-laki), namun sejauh ini saya masih "STERIL" tuh.

Nduk Mushee wrote:

Gheka wrote:

Nduk Mushee wrote:

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

lha nek sampean pripun?

dari pengamatan saya, argumen'e mase gagah kuwi nak pacaran ki gex mesti demok-demokan ngono, sementara liane eneng sing berpendapat nak pacaran kuwi sekedar penjajagan untuk mengetahu kepribadian si pasangan.
Kalau menurut saya jaman sekarang ini kalau mau menikah tanpa kenal dulu (pacaran) kayaknya kemungkinan besar tertipu, tp kl bisa menikah tanpa pacaran yo luwih apik. Tapi yang jelas, saat ini saya juga punya teman dekat (laki-laki), namun sejauh ini saya masih "STERIL" tuh.

walah2 pun uji laboratorium to, g ada salmonellanya kan ?

jujur... sebnarnya ada gak sih keuntungan pacaran???
@nduk mushee: apa bener ada yang kemana-mana berdua terus gak sampe demok-demokan???
masak kucing didepanya ada danging gratis gak dimakan juga???
paling gak lebih banyak potensi kesana dech, jadi kalo dah nita ya menikah bisar lebih tenang.

sopo kie sing pacaran?

siwid wrote:

sopo kie sing pacaran?

Mbuh ra reti, aq ra melu2 kok... :)

mase_gagah wrote:

jujur... sebnarnya ada gak sih keuntungan pacaran???
@nduk mushee: apa bener ada yang kemana-mana berdua terus gak sampe demok-demokan???

ada mas, SAYA....tenin

Demok2an ki biasa kan,ptg gk kelewat btas

pacaran ?? pacaran ?? ;) nek menurut aku .. pacaran sebatas nggo ngerti keprbdian an sikap tor sift calon ki ra popo, neng nek nganti demok-demokan yo diusahakne di hindari sek... neng demok-demok opo ki ? nek mung salaman kan adate wong jowo ngono, neng salaman yo ono batase ..

lha tenan to??
sebenarnya da gak yang pernah rugi karena pacaran??
untung karena pacaran??

Nduk Mushee wrote:

mase_gagah wrote:

jujur... sebnarnya ada gak sih keuntungan pacaran???
@nduk mushee: apa bener ada yang kemana-mana berdua terus gak sampe demok-demokan???

ada mas, SAYA....tenin

Tak Amini wae jeng...

Mugo2 ra ono goda...

Nek ndlalah kedenangan "kwi mau" kon ngapakke hayo?

Aq siap kieh...

mase_gagah wrote:

ya perkenalan dulu boleh.. minta biodata. ketemu juga boleh cuma berdua kudu ada yang mendampingi. terus kalo cocok langsung dilamar trus nikah.. jadi saat kita terbakar asmara kita sudah sah bahkan berpahala.. bukan seperti sekarang yang belum menikah sudah bosen, gak ada tantangannya.. siap?
STOP PORNOGRAFI & FREE SEX...

weee ngono tho???
hmmmm... yo yo!! mugo-mugo akeh sing iso do ngono kuwi yo kang...!!!

yaa.. paling gak memberikan contoh buat anak cucu kita nanti..
jangan samapi ngasih nasihat.. "ojo pacaran wae.." malah dibalik.. "lha bapak/ibu dhisik yo pacaran wae.. hehheheh"
coba ini

Sebelum Menikah….
Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama.
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi?
Cowok : Tentu Tidak!!! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu.
Cewek : Apakah Kau mencintaiku?
Cowok : Tentu!!! Selamanya akan tetap begitu.
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh?
Cowok : Tidak!!! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu.
Cewek : Maukah kau menciumku?
Cowok : Ya.
Cewek : Sayangku…..
Sesudah Menikah 5 tahun …..
TINGGAL BACA DARI BAWAH KE ATAS….!!!

Nduk Mushee wrote:

Gheka wrote:

Nduk Mushee wrote:

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

lha nek sampean pripun?

dari pengamatan saya, argumen'e mase gagah kuwi nak pacaran ki gex mesti demok-demokan ngono, sementara liane eneng sing berpendapat nak pacaran kuwi sekedar penjajagan untuk mengetahu kepribadian si pasangan.
Kalau menurut saya jaman sekarang ini kalau mau menikah tanpa kenal dulu (pacaran) kayaknya kemungkinan besar tertipu, tp kl bisa menikah tanpa pacaran yo luwih apik. Tapi yang jelas, saat ini saya juga punya teman dekat (laki-laki), namun sejauh ini saya masih "STERIL" tuh.

Berbagi pengalaman nih... Aku ndhisik nikah ga nganggo pacaran, malah aku rung tau pethuk opo meneh kenal. 8) begitu ono kabar yen (bojoku) pengin nikah ning urung duwe calon aku langsung mengajukan diri utk berkenalan. :) Tapi aku kenalan ora telp2nan. aku kirim email. tak takoni wawasane bab pernikahan, keluarga, anak, masa depan dll. Tujuanku dinggo ngerteni kiro2 tujuane dheweke arep nikah sejalan karo tujuanku opo ora. bar oleh jawaban2 kui trus aku takon karo wong2 sing cedhak mbek deweke perihal plus minuse. rumongso cocok, trus tak takoni gelem nikah karo aku ga?? ternyata gelem. langsung aku nembung wong tuwane, alhamdulillah langsung ditompo trus menentukan tanggal nikah. bar nikah trus pacaran terus karo bojoku (pas kui aku ora kerjo, ning bojoku isih kuliah dadi isih koyo wong pacarane cah enom saiki..). pancen sweneng tenan pacaran bar nikah, akeh kejutan opo meneh aku rung begitu kenal banget kepribadiane. Saiki pernikahanku wis 4thn, duwe anak 2. anehe... saiki aku tambah jatuh cinta meneh karo bojoku...

Sekedar berpendapat nggih, mbak. Emang kebanyakan wong pacaran (sebelum nikah) kuwi demok2an ( sing didemok trus mbales ndemok..:P) ning iki yo ora kabeh. ono sing jare nggo penjajagan. ning menurutku yen penjajagan lewat pihak ke3 kuwi luwih valid. pihak ketiga iso kancane opo musuhe, dadi awake dewe iso ngerti plus minus-e calon. yen secara langsung karo sing bersangkutan sih memnag iso, tapi biasane ono sing ditutup2i. Kelemahan penjajagan secara langsung kadang ngono kuwi -opo meneh awake dhewe wis seneng dhisik karo wonge (mungkin mergo rupo dll) dadi kurang obyektip. kecenderungane wong kuwi yen seneng yo kabeh dadi apik...

BTW ayo dho ndang nikah sing isih pacaran. Pacaran pancen nyenengke Ning yen ujug2 putus kan loro atine. luwih nyenengke yen bar nikah lagi pacaran... pokoke

hirmanto wrote:

Nduk Mushee wrote:

Gheka wrote:

Nduk Mushee wrote:

wah mesti wong2 duwurku ki dho duwe persepsi dewe2 tentang PACARAN...

lha nek sampean pripun?

dari pengamatan saya, argumen'e mase gagah kuwi nak pacaran ki gex mesti demok-demokan ngono, sementara liane eneng sing berpendapat nak pacaran kuwi sekedar penjajagan untuk mengetahu kepribadian si pasangan.
Kalau menurut saya jaman sekarang ini kalau mau menikah tanpa kenal dulu (pacaran) kayaknya kemungkinan besar tertipu, tp kl bisa menikah tanpa pacaran yo luwih apik. Tapi yang jelas, saat ini saya juga punya teman dekat (laki-laki), namun sejauh ini saya masih "STERIL" tuh.

Berbagi pengalaman nih... Aku ndhisik nikah ga nganggo pacaran, malah aku rung tau pethuk opo meneh kenal. 8) begitu ono kabar yen (bojoku) pengin nikah ning urung duwe calon aku langsung mengajukan diri utk berkenalan. :) Tapi aku kenalan ora telp2nan. aku kirim email. tak takoni wawasane bab pernikahan, keluarga, anak, masa depan dll. Tujuanku dinggo ngerteni kiro2 tujuane dheweke arep nikah sejalan karo tujuanku opo ora. bar oleh jawaban2 kui trus aku takon karo wong2 sing cedhak mbek deweke perihal plus minuse. rumongso cocok, trus tak takoni gelem nikah karo aku ga?? ternyata gelem. langsung aku nembung wong tuwane, alhamdulillah langsung ditompo trus menentukan tanggal nikah. bar nikah trus pacaran terus karo bojoku (pas kui aku ora kerjo, ning bojoku isih kuliah dadi isih koyo wong pacarane cah enom saiki..). pancen sweneng tenan pacaran bar nikah, akeh kejutan opo meneh aku rung begitu kenal banget kepribadiane. Saiki pernikahanku wis 4thn, duwe anak 2. anehe... saiki aku tambah jatuh cinta meneh karo bojoku...

Sekedar berpendapat nggih, mbak. Emang kebanyakan wong pacaran (sebelum nikah) kuwi demok2an ( sing didemok trus mbales ndemok..:P) ning iki yo ora kabeh. ono sing jare nggo penjajagan. ning menurutku yen penjajagan lewat pihak ke3 kuwi luwih valid. pihak ketiga iso kancane opo musuhe, dadi awake dewe iso ngerti plus minus-e calon. yen secara langsung karo sing bersangkutan sih memnag iso, tapi biasane ono sing ditutup2i. Kelemahan penjajagan secara langsung kadang ngono kuwi -opo meneh awake dhewe wis seneng dhisik karo wonge (mungkin mergo rupo dll) dadi kurang obyektip. kecenderungane wong kuwi yen seneng yo kabeh dadi apik...

BTW ayo dho ndang nikah sing isih pacaran. Pacaran pancen nyenengke Ning yen ujug2 putus kan loro atine. luwih nyenengke yen bar nikah lagi pacaran... pokoke

setuju setuju...
Menikah setelah pacaran tu anti patah hati..
tapi bila belum siap nikah, jangan coba bermain hati..
pepatah bilang "Melupakan cinta jauh Lebih Mudah dari pada Patah Hati"
bagi yg belum siap nikah (masih sekolah) lupain cinta dulu deh.. pasti hidup kan nyaman...
ga pake sakit hati karena cinta.. ga pake putus asa karena patah hati.. ga pake stres mikirin yg ga bermanfaat.. mending untuk belajar.. ya to??
bagi yg dah siap menikah.. buruan ajah.. jangan di tunda tunda lagi..
mase gagah tuh.. buruaaaaaan!!!!

kayaknya memang menikah adalah solusi terbaik untuk mengungkapkan cinta kepada lawan jenis...
sudah nikmat, bernilai ibadah lagi..
bagi yang pengen kaya.. menikah bisa jadi menjadi pembuka pintu rizki..
kang brightness.. ini juga lagi usaha biar secepatnya.. hehhehhe

mase_gagah wrote:

Sebelum Menikah….
Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama.
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi?
Cowok : Tentu Tidak!!! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu.
Cewek : Apakah Kau mencintaiku?
Cowok : Tentu!!! Selamanya akan tetap begitu.
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh?
Cowok : Tidak!!! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu.
Cewek : Maukah kau menciumku?
Cowok : Ya.
Cewek : Sayangku…..
Sesudah Menikah 5 tahun …..
TINGGAL BACA DARI BAWAH KE ATAS….!!!

lucu

dan setuju ^^

kalo blum siap nikah mending manfaatkan waktu dan energi untuk kegiatan laen yg bisa membwa kemanfaatan bagi diri sendiri dan sesama^^
[sekalian menasehati diri sendiri ;) ]

agak OOT niki...pengen tanya...parameter siap nikah niku dos pundi to??
soale menawi ditanya pun pengen nikah dereng, kulo mah njawabe 'pengen..pengen...', tapi menawi ditanya pun siap dereng, kulo bingung njawabe nuh :P

Pacaran itu Haram..

NICH ADA PERTANYAAN DARI SAUDARA KITA YUYUN, ADA YANG PUNYA JAWABAN?
kalo persiapan yang pertama fisik dan mental:)
fisik: usia mamapu memberi kepuasan sexs
mental: siap niat dengan iklas dan mau meneriam pasangan serta saling melengkapai, bersedai hidup bersama untuk tujuan kebaikan.

mase_gagah wrote:

NICH ADA PERTANYAAN DARI SAUDARA KITA YUYUN, ADA YANG PUNYA JAWABAN?
kalo persiapan yang pertama fisik dan mental:)
fisik: usia mamapu memberi kepuasan sexs
mental: siap niat dengan iklas dan mau meneriam pasangan serta saling melengkapai, bersedai hidup bersama untuk tujuan kebaikan.

kok yuyun? yuni pak dhe hhe^^

wahh..brati q lum siap nikah yak, blum ckup ilmu kayake ^^ [di samping ortu jg blum ksi ijin hhe]

tapi...[curhat ah :roll: ]q sdang simpati ma seseorang niki. Seseorang yg menurutku sosok calon imam yg sepp dari segi ilmunya, akhlaqnya, visi misi hidupnya, dan beliau juga bisa 'ngemong' [kayake si^^]

dan susahny untuk menjaga hati dan otak agar tak ngarep pdnya

padahal q pengennya perasaan ini 'netral' smpe 'tiba waktunya' ... :flower: :flower: tapi susah yak ^^

yuni yang cakep, maaf tadi salah:)

kalo sekarang sudah niat dan mantab gak ada salahnya minta bantuan pihak ke-3 untuk menyampaikan perasaan yuni, tapi harus orang yang amanah tentunya:)
gali informasi tentang dirinya dari orang-orang disekitarnya, sahabatnya:)
minta pendapat orang lain tentang dirinya, sebab kalo kita sendiri yang menilai, karena awalnya sudah ada rasa ya pasti penilaian posotif dong, gak mungkin ada kejelekan. saat sudah muali berharap itulah awal dari kecewa, solusinya kalo memang sudah gak tahan : MENIKAH, kalo belum mampu PUASA & ISTIGHFAR:)

mase_gagah wrote:

yaa.. paling gak memberikan contoh buat anak cucu kita nanti..
jangan samapi ngasih nasihat.. "ojo pacaran wae.." malah dibalik.. "lha bapak/ibu dhisik yo pacaran wae.. hehheheh"
coba ini

Sebelum Menikah….
Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama.
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi?
Cowok : Tentu Tidak!!! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu.
Cewek : Apakah Kau mencintaiku?
Cowok : Tentu!!! Selamanya akan tetap begitu.
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh?
Cowok : Tidak!!! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu.
Cewek : Maukah kau menciumku?
Cowok : Ya.
Cewek : Sayangku…..
Sesudah Menikah 5 tahun …..
TINGGAL BACA DARI BAWAH KE ATAS….!!!

kreatif tenan kang..
mugo-mugo ojo nganti koyo ngono kuwi..

mase_gagah wrote:

saat sudah mulai berharap itulah awal dari kecewa

kok ngeri pak dhe

tapi....

ahhh memang nikah.. solusi terbaik.. berkah lagi...

Tempe wrote:

Nikmatnya Luar biasa arep ngopo wae boleh, halal,
pokoknya gak bisa diungkapkan dengan kata2.
yang pasti setelah 1.5 bln menikah dan pacaran berat badanku naik 5 kg
sangking ayeme.
ndang cobo wae pasti nyesel. tapi ojo sampe salah pilih, ojo mergo ayu rupane tok
tapi ayu kabeh-kabehe.

Nek 1,5 bln berat badan naik 5 kg kuwi jenenge "susune cocok" lurrr...