KETIKA SEMUA BERBANGGA DENGAN PARIWISATA GK

Semua bangga, GunungKidulku, indah bukan.....ada Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak dll.....semua bangga melebihi apa yang pernah dibanggakan sebelumnya.

Aku bangga, kamu bangga, dia bangga semua bangga......tapi...hanya sekedar BANGGA
suatu saat ketika malam tahun baru tiba atau 1 syuro tiba berduyun duyun warga GK ke pantai yang dibanggakan, tak lupa mereka membawa bekal dalam kantong plastik, menggelar tikar dengan rasa bangga..inilah pantaiku..sambil makan gorengan dari kantong plastik dan menyeruput air minum dari sebotol kemasan air mineral......bangga kan, iyaaa kau bangga, kamu bangga, dia bangga mereka bangga, kita semua bangga.
Setelah acara selesai mereka pulang dengan kebanggaan masing-masing........
ada satu hal yang tidak dibisa dibanggakan sebagai warga Gunungkidul.....selesai makan, minum sampahnya ditinggal begitu bangga......

suatu saat APAKAH KITA AKAN BANGGA DENGAN PANTAI YANG PENUH SAMPAH.....?


Lalu nun jauh di masa depan sana.....melihat kebanggaan ini datanglah seseorang yang membawa suatu perubahan...yang disebut perubahan ekonomi....dengan kabar paling menggembirakan adalah akan dibangunnya suatu resort yang mewah di GK....horeeeeeeeeeeeeee ada lowongan kerja loh di hotel X, akhirnya masyarakat GK yang bangga dengan pantainya berduyun duyun melamar kerja, karena melihat fenomena lapangan kerja yang luas ini akhirnya pamong praja membuka pintu seeeeeeeeeelebar-lebarnya...dan jadilah pantai GK yang dipagari Gunung Sewu berubah menjadi di pagari Hotel Sewu(seribu hotel).....wowwwwww seperti di Bali saja yaaaaaa......dengan berbangga sedikit terheran-heran.
Seketika itu juga keahlian surfing dipelajari di GK, yang tadinya malu berkulit hitam sekarang malah ikut-ikutan berjemur , "biar tambah eksotis..." gumannya......begitu juga dengan gadis-gadisnya, "ahhhh pakai celana pendek ah...panas...." seketika itu juga rambutnya pada di rasta...........yang biasanya terdengar "ndherek langkung...." menjadi "fuck your eyes!" , yang tadinya "nuwun sewu" menjadi "so what...!"
perlahan tapi pasti tadinya tanah atas nama pak Kromo berganti nama menjadi Mr. Smith padahal Smith bukan anaknya pak Kromo. Lama berlalu karena dianggap kurang memadai, dan kalaupun memadai hanya 1 orang dari 1 kecamatan di GK yang orangya pandai maka ramai-ramailah pemilik Hotel Sewu memberi sejumlah uang kepada para pekerja yang bangga kepada GK dengan kata-kata uang pesangon.......Dan akhirnya dipinggiran pantai berduyun-duyun orang seperti berpuluh-puluh tahun lalu ketika mau merayakan 1 syuron namun bedanya mereka datang siang hari dengan membawa tikar dan aneka kerajinan kerang sambil berkata"Mister..tikar mister....!"
sejenak mereka melamun..........tanah ini dulu milikku............


inspirasi: Proses sosial pariwisata pantai Senggigi di Nusa Tenggara dan kehidupan sekitar pantai di Bali

sejenak kita merenung..... dan itulah yang terjadi di seluruh pelosok negeri ini(mungkin GK tinggal menunggu waktu). kita bangga dengan kekayaan negeri kita "indonesia negeri yang besarrrrr...negeri yang kaya" bertahun2 kita dicekoki dengan kata2 itu dari SD sampe gede. dan ternyata kita memang "sugeh"(sugeh utang). lalu dimana yang kita banggakan itu sekarang???
betapa bodohnya kita......satu saat saat GK bisa termasyur..... mungkin kita akan mengatakan... "seandainya dulu...." terlambatkah kita saat itu bila kita baru menyesali keadaan:('

GK is still the best

Still The Best? Really how could you? dream on babe.......tinggal menunggu nasib yang sama, dan nantinya tinggal lihat panggung sandiwara salah menyalahkan, pengunjung menyalahkan pemerintah karena minimnya fasilitas, dan pemerintah menyalahkan pengunjung karena memiliki kebiasaan buruk, dan yang akan tetap berlaku sampai nanti adalah tetap bertambah kotor.

saya juga bangga akan kekayaan alam GunungKidul, khususnya pantai-pantai selatan yang indah dan menawan. Tetapi ada beberapa hal yang perlu kita ketahui bersama, saya sebagai warga masyarakat disekitar pantai Baron yang telah lama berjuang mencari sesuap nasi di negeri orang merasa trenyuh dan nelongso menyaksikan bagaimana masyarakat disana sudah mulai terbawa paham konsumerisme atau menjadi OKB dengan cara menjual tanah-tanahnya yang ada dipinggir pantai. Kita tidak dapat menyalahkan mereka, karena mereka juga perlu penghidupan, tetapi yang kami takutkan adalah pantai -pantai tersebut lambat atau cepat akan seperti di Bali yang sebagian besar dikuasai oleh para pemodal besar dan akhirnya penduduk asli hanya menjadi tamu, atau menjadi babu dirumah sendiri. Pemerintah Gunung Kidul yang segera mengatasi hal ini meskipun belum mengkwawatirkan, perlunya sebuah PERDA yang mengatur larangan menjual tanah-tanah di pinggiran pantai. Meskipun tanah2 tsb dijual untuk didirikan fasilitas hotel dll, tetapi saya yakin tidak banyak tenaga kerja yang bisa diserap.
Ada satu hal yang perlu dilakukan PEMDA GK terkait fasilitas penunjang yang sangat penting, yaitu kurangnya rambu-rambu lalu lintas di sepanjang jalan jurusan Wonosari - pantai Baron, banyak teman2 saya dari luar daerah yang terkaget-kaget ketika melewati jalan tsb.
Kalo bukan kita, siapa yang harus peduli. HAYO PEDULI GUNUNGKIDUL.
Trims.

iya mas aku setuju, memang hal ini selalu berbenturan dengan masalah uang dan uang, jika saya boleh menyalahkan pemerintah memang ada baiknya sedia payung sebelum hujan sebelum terlambat hal spt itu, mungkinkah hal ini dijadikan sebuah kebijaksanaan? kecuali ada yang terlibat dalam sistem makelar tanah diluar tanggung jawab tugas kepemerintahan.
dan yang pasti wilayah sekitar harus diberikan pemahaman.

ayo dukung terus gunung kidulku

Jangan melihat dari segi negatifnya saja kang....

Mungkin saja nanti pemilik Hotel yg mewah, resort yg indah itu bukan Mr. Smith mungkin saja nanti semua itu milik Kang Jono, Kang Sunar, atau siapa sajalah (orang GK ASLI).

Kemewahan dan keindahan tempat2 wisata GK tidak semua rusak akibat ulah kita, pasti, ada orang orang2 yg masih peduli untuk merawat dan menjaga tanpa mengeluh siapa orang yg telah mengotori bahkan sampai tega merusaknya.

Itu semua bisa terjadi jika SDM warga GK terus meningkat dan mampu memanfaatkan SDA GK dengan bijak dan tepat tanpa melupakan jati diri sebagai warga GK yg menjunjung tinggi Unggah Ungguh lan Toto Kromo....

badai-laut-selatan wrote:

Semua bangga, GunungKidulku, indah bukan.....ada Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak dll.....semua bangga melebihi apa yang pernah dibanggakan sebelumnya.

Aku bangga, kamu bangga, dia bangga semua bangga......tapi...hanya sekedar BANGGA
suatu saat ketika malam tahun baru tiba atau 1 syuro tiba berduyun duyun warga GK ke pantai yang dibanggakan, tak lupa mereka membawa bekal dalam kantong plastik, menggelar tikar dengan rasa bangga..inilah pantaiku..sambil makan gorengan dari kantong plastik dan menyeruput air minum dari sebotol kemasan air mineral......bangga kan, iyaaa kau bangga, kamu bangga, dia bangga mereka bangga, kita semua bangga.
Setelah acara selesai mereka pulang dengan kebanggaan masing-masing........
ada satu hal yang tidak dibisa dibanggakan sebagai warga Gunungkidul.....selesai makan, minum sampahnya ditinggal begitu bangga......

suatu saat APAKAH KITA AKAN BANGGA DENGAN PANTAI YANG PENUH SAMPAH.....?

inspirasi: Proses sosial pariwisata pantai Senggigi di Nusa Tenggara dan kehidupan sekitar pantai di Bali

Memang sering kita melihat dibanyak tempat acara2 ritual tradisional seringkali meninggalkan sampah di sekitar area acara yang biasanya are itu adalah juga kawasan wisata yang indah dari suatu daerah.
Untuk mengantisipasi hal ini (pengelolaan sampah) saya pikir pemerintah daerah setempat (kabupaten, kecamatan, lurah, aparat desa, dll.) harus lebih meningkatkan lagi kinerjanya, misalnya dengan lebih sering memberitahukan kepada pengunjung untuk tidak meninggalkan sampah sembarangan. Kalo perlu lakukan teguran bila terlihat ada yang buang sampah tidak pd tempatnya dan beri pengetahuan sedikit tentang kelestarian lingkungan.
Bagi kita sendiri, penting juga meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan alam sekitar kita, misalnya kalo sedang jalan2 sama temen, keluarga, atau rombongan2 apalah. Kita jg jangan segan2 memberitaukan tentang masalah kelestarian lingkungan yang berkaitan dgn pengelolaan sampah, supaya mata kita gak sepet dan senep ngliatin sampah yg berceceran dimana-mana. Mari kita mulai dari lingkungan terdekat kita dulu..... smoga GK tetep asri

Amien.. :)

badai-laut-selatan wrote:

Still The Best? Really how could you? dream on babe.......tinggal menunggu nasib yang sama, dan nantinya tinggal lihat panggung sandiwara salah menyalahkan, pengunjung menyalahkan pemerintah karena minimnya fasilitas, dan pemerintah menyalahkan pengunjung karena memiliki kebiasaan buruk, dan yang akan tetap berlaku sampai nanti adalah tetap bertambah kotor.

Wah wah jangan pesimis gitu doooonk.... masih ada waktu untuk merubahnya menjadi lebih baik. Yang penting kita mulai dari kita sendiri dulu

pantai kukup yang indah,tapi sayang pengelolaan pariwisata gunung kidul masih jauh dari kemajuan ,aku bangga tapi kecewa