08/04/2009 08:49:53 SUASANA duka menyelimuti keluarga Yoso Wiyono, orangtua Pratu Darmanto salah seorang korban jatuhnya Pesawat F-27 di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Setiap ada pelayat yang menyampaikan rasa bela sungkawa, ibu korban Parsiyem menjerit histeris, meratapi kepergian anaknya.
Terlebih setelah peti jenazah tiba di rumah duka di Dusun Dondong, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari Gunungkidul, Selasa (7/4) siang, ribuan pelayat ikut larut dalam duka, mengingat Darmanto adalah sosok pemuda periang, gemar bergaul dan banyak disenangi baik di kalangan remaja maupun masyarakat luas.
Dari keterangan keluarga terdekat (Sularidiro) paman korban, dua minggu sebelum naas menjemputnya, Darmanto sempat pulang meminta izin kepada orangtua dan saudaranya untuk melanjutkan pendidikan di Bandung. Bahkan ketika pulang putra kedua dari pasangan Yoso Wiyono dan Parsiyem ini memberikan sejumlah uang untuk melunasi sisa utang orangtuanya (ortu), juga membelikan seekor sapi untuk dipelihara orangtuanya.
Upacara penyerahan dan penyemayaman jenazah Pratu Darmanto berlangsung di rumah duka, dengan Inspektur Upacara Mayor Mugiharjo, dihadiri Dandim 0730 Gunungkidul Letkol Inf Haryanto, dan ribuan pelayat. Pemakaman berlangsung secara upacara militer dengan Inspektur Upacara Asisten Intelkam Lanud Adisucipto Letkol Fanfan.
Suasana serupa juga terjadi pada pemakaman Lettu PSK Wahyu Nanik Sardi di Pedukuhan Pundak Desa Kembang Kecamatan Nanggulan Kulonprogo. Kedua orangtua korban bersama calon istrinya, Wahyu Handayani menangis histeris sambil mendekap peti jenazah korban.
Sebelum dimasukkan ke dalam liang lahat, jenazah alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) angkatan 2003 itu terlebih dahulu diserahkan keluarga korban kepada pihak TNI AU yang diwakili oleh Danlanud Adisucipto Marsma R Hari Muljono.
Paman korban, Drs Wakijan menjelaskan, selain keluarga dekat korban tragedi kecelakaan pesawat F-27 di Bandung tersebut, masih ada salah satu teman dekat korban yang benar-benar merasa kehilangan, yakni Wahyu Handayani yang bersangkutan merupakan calon istri almarhum.
Dijelaskan, sebelum ajal menjemput, dia bersama kedua orangtua korban telah mendatangi orangtua Wahyu Handayani untuk keperluan melamar. Meskipun belum ditentukan hari H pernikahannya, namun kedua belah pihak sudah sepakat untuk menikahkan korban dengan Wahyu Handayani sebelum tanggal 15 Agustus 2009.
“Secara resmi kami memang sudah melamar dan rencananya nikah akan kami laksanakan sebelum hari kemerdekaan,” jelas Wakijan di sela-sela menyambut para takziyah di halaman rumah duka kemarin.
Menandakan kalau yang bersangkutan telah memiliki calon istri dan sudah melamar maka dalam proses pemakaman kemarin disertakan pula sekar gagar mayang. “Filosofi sekar gagar mayang adalah seorang pria yang sudah memiliki calon istri tapi meninggal dunia,” kata Wakijan lagi.
Dengan tewasnya Lettu PSK Wahyu Nanik Sardi saat menjalankan tugas negara maka harapan Wahyu Handayani untuk dinikahi salah satu prajurit TNI AU tersebut menjadi pupus. Sehingga pantas ketika dia mendengar kabar kalau calon suaminya gugur dalam peristiwa kecelakaan pesawat Fokker 27 mengalami shock berat. Di tengah ratusan pelayat, Wahyu Handayani bersama kedua orangtua dan adik korban, Retno Nanik Sardi menangis terisak-isak.
Kematian Lettu PSK Wahyu Nanik Sardi juga membawa duka bagi teman seangkatannya sesama prajurit TNI AU, Lettu (Lek) Farid Nazmi. Apalagi hubungan persahabatan keduanya cukup dekat dimulai ketika mereka sama-sama ditugaskan di daerah konflik Loksumawe Aceh. Pada waktu itu almarhum menjabat sebagai Dantim Flight (setingkat kompi).
“Saya mulai kenal dengan Lettu Wahyu Nanik Sardi saat kami bertugas di Aceh. Disamping cerdas dan banyak sahabat almarhum sangat periang,” terang Lettu Lek Farid Nazmi.
Lettu PSK Wahyu Nanik Sardi berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya pegawai kantor Kecamatan Nanggulan. Sebelum masuk AAU, almarhum sekolah di SMA 2 Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di sekolah tersebut almarhum ngelaju. Selain keluarga dan kerabat dekatnya, warga pedukuhan setempat merasa bangga dengan diterimanya Wahyu Nanik Sardi di AAU. Apalagi dia merupakan satu-satu warga di daerah tersebut yang menjadi prajurit TNI AU
(Agus Waluyo/Asrul Sani)-z