Sekitar 200 Pasangan Usia Subur dari wilayah Puskesmas Playen II mendapatkan pelayanan KB gratis dari BKKBN Propinsi DIY bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan KB Gungkidul serta Puskesmas Playen II. Di antara peserta KB baru ini terdapat 12 akseptor yang menggunakan MOP (Metode Operasi Pria) sedangkan yang menggunakan IUD ada 111 akseptor dan Implan ada 71 akseptor.
Menurut Kepala Bidang Promosi dan KB Dinkes dan KB Gunungkidul Drs Muh Ilyas MSi didampingi Kepala UPT Puskesmas Playen II Priyanto Madyo Satmoko SKM MKes Sabtu lalu, sebenarnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mengikuti KB cukup tinggi. Dari 130 ribu Pasangan Usia Subur (PUS) di kabupaten ini yang mengikuti program KB ada 85 persennya. Namun demikian ada sekitar 13 ribu PUS yang mestinya masuk program KB tetapi belum tersentuh, sehingga perlu ada gerakan berupa layanan KB secara gratis untuk membangkitkan kesadaran mereka. Diakui ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya tingkat kesadaran masyarakat, di antaranya kurang adanya motivasi dari kader dan menyangkut mahalnya biaya KB, terutama pelayanan KB swasta."Untuk itu kami bersama BKKBN Propinsi DIY menggelar pelayanan KB gratis," kata Muh Ilyas.
Pelayanan KB gratis tersebut melibatkan tim kesehatan dari RS Dr Sardjito, Dinas Kesehatan dan KB Gunungkidul serta dari bidan dan perawat Puskesmas Playen II. Selain dari wilayah Puskesmas Playen II, peserta KB gratis juga ada yang dari Puskesmas Playen I, dan dari Semin, Ngawen dan Nglipar terutama yang menggunakan kontrasepsi MOP.
Ditambahkan oleh Priyanto Madya Satmaka SKM Mkes, khusus di wilayah Puskesmas Playen II kesadaran kaum pria untuk meningkatkan partisipasinya dalam Program KB Nasional mulai tumbuh kendati jumlah akseptor pria masih relatif rendah. Di antara peserta pelayanan KB gratis, terdapat 12 pria yang mengikuti Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi.
Peserta MOP, Yanto (47 tahun) dan Sumardiyono (39 tahun), mengemukakan dirinya berkeputusan melakukan MOP karena istrinya relatif gagal sebagai akseptor. Karena itu keduanya memutuskan untuk ber -KB menggantikan peran istrinya sebagai akseptor