"lumpia... lumpia...."
"lumpia... hahahaha...."
sorak dan derai tawamu riuh terdengar
di kereta yang hendak membawaku ke blitar
penjual lumpia tak lelah berjalan
penjual lumpia tak jemu menawarkan
walau di gerbong-gerbong manusia berserakan
walau lumpiamu tak asli jalan pandanaran*)
"lumpia... lumpia...."
"lumpia... hahahaha...."
sorak dan derai tawamu kini memudar
lamat-lamat hilang, kini tak terdengar
keretaku akan segera berjalan melaju
kota blitar akan segera kutuju
penjual lumpia, di manakah dirimu?
mungkinkah banyak lumpiamu yang laku?
tiba-tiba penjual lumpia muncul di depanku
tampaknya ia dari gerbong di depanku
namun kini tak ada lagi sorak-tawamu
yang kudengar justru gerutu
: "jiancuk, orak ono sing tuku!"
keterangan:
*) jalan pandanaran: jalan di semarang yang dipadati oleh penjual oleh-oleh khas semarang, termasuk lumpia