PEMENUHAN AIR BAKU DI GUNUNG KIDUL MENJADI PRIORITAS

Pemerintah
melalui Departemen Pekerjaan Umum (PU) memprioritaskan penyediaan air baku
sungai bawah tanah di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
pada tahun 2008. Direktur
Irigasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen PU Mohamad Hasan
mengatakan hal tersebut pada saat menerima DPRD DIY, Selasa (14/8).




”Air baku menjadi kebutuhan dasar
hidup manusia, karena itu Pemerintah mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan
termasuk untuk masyarakat Gunung Kidul,” jelas Hasan.




Masyarakat Kabupaten Gunung Kidul
kerap mengalami kesulitan air pada musim kemarau. Berdasarkan hasil penelitian
pada 1980-an, diketahui sebenarnya terdapat pengumpulan jumlah air yang cukup,
tetapi terletak jauh di bawah tanah. Sehingga dibutuhkan pompa dalam jumlah yang
banyak untuk mengangkut air dari bawah tanah.




Sistem pemompaan dari sungai bawah
tanah Bribin sudah dilakukan sejak tahun 1992 hingga 1996. Pembangunan Bendungan
Sungai Bawah Tanah dan Turbin pemompa air Pedesaan Bribin sudah dibangun,
sehingga akan diperoleh harga air yang terjangkau oleh masyarakat pengguna.
Namun, pekerjaan yang ditargetkan
selesai tahun 2005, tidak selesai tepat pada waktunya akibat banjir dan gempa
bumi serta tingginya debit aliran sungai.




Pemerintah Provinsi DIY bekerja sama
dengan Departemen PU dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) melaksanakan
pekerjaan Water Resources Management of Underground River in Karts Area in
Gunung Kidul, DIY. Proyek tersebut juga merupakan hasil bekerjasama dengan
Institute for Water Resources Manajemen.
Hydraulic and Rural Engineering (IWK)
melaksanakan proyek pekerjaan Water Resources Management of an Underground
River in Karts Area di Gunung Kidul, DIY.





Sementara
itu, Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) DIY Bayudono
mengatakan, untuk menyelesaikan pekerjaan, dibutuhkan dana Rp 12 miliar di tahun
2008 untuk pembangunan bendungan, turbin mikrohidro dan perpipaan distribusi
agar masyarakat dapat menikmati kebutuhan air.
Menanggapi hal itu, Hasan meminta
pemda untuk tetap melaksanakan program tersebut hingga akhir 2007 dan pembayaran
dilakukan tahun 2008.




Menindaklanjuti Program Integrated Water
Resources Management (IWRM), tahun depan akan dilaksanakan kegiatan dengan pola
yang hampir sama dengan yang dilaksanakan di Bribin yaitu di Sumber Air Sungai
Bawah Tanah Air Seropan, Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul.
(ind)


selengkapnya:http://www.pu.go.id/index.asp?link=Humas/news2003/ppw140807ind.htm

karena air merupakan sumber kehidupan pak semoga semua itu
dapat terialisasi secepatnya sehingga masalah air bisa terselesaikan
sehingga diharapkan kehidupan masyarakat G.kidul lebih meningkat

berarti bisa untuk pengairan pertanian juga itu pak kalau perlu
PLTA sehingga ketersediaan energi listrik bisa terpenuhi.

wasalam,