Gunungkidul-Rencana Pemkab Gunungkiul melakukan pendataan keluarga
miskin ( Gakin ) melalui kader desa dikritik dewan.
Wakil ketua komisi D DPRD Gunungkidul Imam
Taufik meminta kejelasan model pelatihan pada 7000 kader desa seperti yang
dikatakan oleh Bappeda sebelumnya. Sebab, pelatihan sangat berpengaruh pada
hasil pendataan yang akan dilakukan. Imam menyebutkan sampai saat ini konsep
yang digodok Bappeda tersebut juga belum sampai dikomisi D yang membidangi
kesejahteraan rakyat.
"Memang program pendapatan ini sangat
kita tunggu, namun kami juga perlu mengetahui model yang akan diterapkan
untuk melaith sekitar 7000 kader desa tersebut,"jelasnya.
Dia menambahkan, dengan melibatkan kader desa
ini diakuinya merupakan upaya melibatkan masyarakat setempat untuk melakukan
pendataan. HAnya saja, jika tidak diimbangi dengan pelatihan untun transfer
pengetahuan tentang carapendataan yang diprogramkan, maka hasilnya juga
kurang maksimal. Padahal, dengan konsep ini asda dukungan moral dari semua
kalangan sehingga permasalahan data GAkin di Gunungkidul ini bisa benar-benar
valid. "Saya kira Bappeda bisa memberikan konsep detail pelatihan pada
kami, sehingga sebelum ini benar-benar dijalankan, kita bisa memberikan masukan
untuk model pelatihannya,"ujarnya.
Sementara Kasubid pendataan Bappeda
Gunungkidul Putro Eko Wahyono mengatakan, sebelum pendataan ini dimulai,
pihaknya juga merencanakan wrokshop terlebih dahulu. Langkah ini diharapkan
menjadi ajang meminta maswukan untuk konsep pendataan GAkin yang akan segera
dilakukan Bappeda. Keterlibatan kader desa, menurutnya, juga akan didahului
dengan training atau diklat singkat mengenai indikator Gakin yang akan
digunakan sebagai bahan rujukan. Sehingga, keungkinan kesalahan data bisa
diminimalkan.
"Pasti beberapa stake holder akan kita
undang dalam workshop ini, sehingga langkah kita bisa lebih terprogram serta
ada bingkai yang jelas untuk pendataan,"ucapnya.
Sejumlah LSM ynag bergerak dibidang
ketersediaan hak-hak daar masyarakat di Gunungkidul juga menyambut positif langkah
ini. Direktu eksekutif Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Aminudin Azis
menyatakan, pandataan Gakin di Gunungkidul memang merupakan sesuatu yang sangat
penting dilakukan mengigat saat ini data GAkin yang ada, masih dipertanyakan
validitasnya.
Mamun demikian, ia berharap, jangan sampai
data ini hanya sekedar menjadi bank data Pemkab saja, akan tetapi bisa
digunakan semua lembaga dinas lintas sektoral yang mempunyai program untuk
gakin.
" Emang rencana ini sangat ditunggu
masyarakat, permasalahannya adalah sejauh mana data ini akan digunakan, karena
sampai sekarang data gakin di Gunungkidul belum sama baik secara jumlah maupun
berdasarkan nama keluarga,"jelasnya. (suharjono).
sumber:http://www.gunungkidulkab.go.id/?mode=content&id=&hal=11