JAKARTA, RABU - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sukses meluncurkan roket jenis RX-320. Proses peluncuran telah dilakukan Senin (19/5) pukul 06.15 WIB dari Pameungpeuk, Jawa Barat.
Siaran pers LAPAN, Rabu (21/5), menyebutkan, roket dengan stabilisasi spin 2 rps seberat 0,5 ton tersebut membawa muatan untuk uji rekayasa dalam mendiagnosa perilaku aerodinamika, olah gerak, trayektori, dan kondisi lingkungan. RX-320 memiliki daya 52 ton-detik yang merupakan tingkat akhir Roket Pengorbit Satelit (RPS) dan mulai dikerjakan LAPAN tahun ini.
"Semua data selama penerbangan dapat diterima dengan baik oleh stasiun bumi, khususnya data telemetri, tracking and command (TT&C) di Pameungpeuk," tulis laporan tersebut.
Sementara itu, uji rekayasa muatan saat uji terbang Rabu (21/5) pagi merupakan pengembangan tahap pertama untuk membangun satelit nano yang rencananya akan menjadi muatan RPS pertama Indonesia. Situasi pendanaan yang ada menyebabkan LAPAN menurunkan kelas RPS-nya, bukan lagi untuk sistem mengorbit satelit kelas mikro (50 kg) dengan roket RX-520 seperti rencana semula, tetapi menjadi kelas nano (5 kg) dengan roket RX-420.
"Yang penting sasaran penguasaan teknologi pengorbitan telah tercapai," katanya. Untuk mengantisipasi operasi pengorbitan, Lapan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Deplu, KLH, dan Depkominfo dalam menyiapkan aspek legal terkait hukum keantariksaan nasional maupun internasional seperti space act, liability convention, dan Amdal.
Lapan juga bekerjasama dengan TUBerlin dan telah berhasil membuat satelit pengamatan bumi Lapan-TUBSat yang telah lebih dari setahun beroperasi dengan baik. Program satelit berikutnya akan difokuskan pada satelit ekuatorial yang memiliki waktu lewat di atas wilayah Indonesia lebih banyak yaitu tiga jam pada siang hari dengan tiga stasiun bumi.
"Ini lebih baik jika dibandingkan dengan Lapan-TUBSat yang berorbit polar (kutub) yang hanya memiliki waktu lewat satu jam saja," katanya.