Humor - Ini adalah transkrip chatting antara Aa (Aa_online), seorang ustadz yang berpoligami dengan Kang Oji (f_rachmanto).
Aa_online:Assalamualaikum ..
f_rachmanto: Waalaikum salaam?
f_rachmanto: Aa .. lama gak online nih? kemana aja?
Aa_online: Ah ? Aa mah disini aja, Kang Oji kumaha damang?
f_rachmanto: Baik A, kumaha bulan madu? :)
Aa_online: Ah, eta deui, eta deui? hehehe?
f_rachmanto: Sori A, habis kaget nih Aa nikah lagi
Aa_online: Aduh kenapa atuh mesti kaget segala. Kan berpoligami teh diijinkan Allah.
f_rachmanto: Diijinkan lho A, bukan diwajibkan.
Aa_online: Betul. Hukumnya sunnah.
f_rachmanto: Kenapa sih A, nikah lagi?
Aa_online: Aduuh ini lagi pertanyaanya , Kumaha nya ngajawabnya?
f_rachmanto: Apa ada yg kurang dari Teteh?
Aa_online: Wah, insya Allah bukan karena itu, Teteh itu wanita yang sangat luar biasa.
f_rachmanto: Jadi kenapa?
Aa_online:Begini, pernikahan Aa yang kedua ini latar belakangnya ya sama saja
dengan alasan orang lain menikah. Kang Oji dulu kenapa menikah?
f_rachmanto: Mmmm...Karena saya dan istri saling cinta, dan pengen hidup bareng membangun keluarga yang sakinah?
Aa_online: Begitu juga Aa dengan pernikahan kedua ini.
f_rachmanto: Tapi Aa kan bisa menyakiti hati Teteh. Apalagi anak-anak Aa. Anak mana sih yang rela Ayahnya nikah lagi.
Aa_online:Yah, saya juga katakan ini bukan keputusan mudah. Saya mohon maaf sama
Teteh dan anak-anak saya, jika keputusan ini tidak enak buat mereka.
Namun saya juga berharap ini bisa jadi hikmah bagi mereka untuk melatih
keikhlasan mereka. Dan alhamdulillah Teteh dan anak-anak dapat menerima
?
f_rachmanto: Maaf nih A, kok tega menyakiti hati orang yang kita cintai?
Aa_online: Sudah tentu saya tidak tega, tapi ?
f_rachmanto: Kalau tidak tega kenapa tetap dilaksanakan?
Aa_online: Begini, karena ada tujuan yang menurut Aa insya Allah baik. Dan Aa yakin keluarga Aa akan dapat ikhlas menerima keputusan Aa.
f_rachmanto: Maaf A, apakah ini untuk kepuasan seks?
Aa_online: Semua pernikahan bukan nya selalu ada aspek seks? Namun seks tentu bukan satu2 nya aspek dan bukan yang paling utama.
Aa_online:Salah satu hikmah pernikahan adalah untuk mencegah manusia dari
kerusakan akibat perilaku seks seperti binatang. Kang Oji bisa lihat
perilaku saudara-saudara kita dewasa ini yang lama-lama menganggap seks
diluar nikah bukan hal terlarang. Ini harus diluruskan?
f_rachmanto: Dengan poligami?
f_rachmanto: Bukan kah nanti jadi nya poligami iya, zina jalan terus ?
Aa_online:Yah kalo masalah zina mah, kalo moral orangnya sudah mengizinkan zina
ya bagaimana ya? Tapi ada pandangan juga nih. Barangkali masyarakat
kita sekarang juga yang mengkondisikan perzinahan.
f_rachmanto: Maksud Aa?
Aa_online:Yah, masyarakat sekarang kan semakin permisif terhadap hubungan
laki-laki dan perempuan, semakin menganggap lembaga keluarga tidak
penting, menganggap lembaga pernikahan tidak penting. Sementara namanya
dorongan hubungan seks adalah sesuatu yang alamiah dan pasti terjadi.
Paham maksud Aa?
f_rachmanto: Rada ngantuk sih A, tapi paham lah.
f_rachmanto: Ya jujur aja sih, kalau sekarang kita denger sepasang laki-laki perempuan tinggal bersama tanpa menikah dianggap semakin biasa.
Aa_online: Padahal dulu enggak
f_rachmanto: Ya , dulu nya itu tabu.
Aa_online: Demikian pula poligami
f_rachmanto Halahh? beloknya jago bener :)
Aa_online:Hehehe bukan begitu. Ini kenyataan. Coba kita perhatikan dalam sejarah.
Orang jaman dulu mempraktekkan poligami. Bahkan kalau tingkatannya raja
atau bangsawan, istrinya bisa ratusan ?
f_rachmanto: Dulu dianggap biasa, sekarang dianggap tabu.
Aa_online: Betul
f_rachmanto: Itukan dulu Aa
Aa_online: Betul, maksud Aa cuma ingin kasih gambaran bahwa pandangan masyarakat bisa berubah.
f_rachmanto: Tapi Aa, kenapa kita selalu melupakan konteks "adil" dalam ketentuan berpoligami.
f_rachmanto:Maksud saya, kalau istri pertama sampai merasa tidak ridha saja kan
sudah tidak adil. Saya pernah baca sih, ada beberapa istri yang dari
awal ikhlas suami nya menikah lagi, bahkan membantu mencarikan istri
baru. Tapi kan angkanya sangat sedikit. Artinya, poligami baru bisa
dilaksanakan dalam kondisi yang hampir mustahil.
Aa_online: Tapi mungkin
f_rachmanto: Ya ?
Aa_online: Apa tidak mungkin ada istri yang ikhlas suaminya menikah lagi karena sesuatu hal, katakan yang sifatnya darurat?
f_rachmanto: Ya mungkin saja, tapi kecil ?
Aa_online: Tetap saja mungkin.
Aa_online: Dan hukum agama dimaksudkan untuk memberi jalan keluar bagi hal yang mungkin tadi.
f_rachmanto: OK Aa, saya tidak pernah mempertanyakan legalitas berpoligami. Tertulis dalam teks dengan sangat jelas itu diperbolehkan.
f_rachmanto: Tapi bukankah sesuatu yang boleh belum tentu baik.
Aa_online: Misalnya ?
f_rachmanto:Misalnya saya membeli mobil mewah sementara saudara-saudara saya ada
yang putus sekolah karena kurang biaya, terjepit hutang, atau bahkan
kelaparan.
f_rachmanto: Beli mobil pake uang saya
sendiri, halal, ya boleh dong. Tapi tidak baik saya lakukan karena akan
menyakiti hati saudara-saudara saya ?
Aa_online: Membeli mobil tadi "tidak baik" ukuran nya apa? Dibandingkan dengan apa?
f_rachmanto: Dibanding dengan misalnya menyedekahkan uang saya tadi ?
Aa_online: Setuju. Nah, kalau dibanding dengan menggunakan uang tadi untuk berjudi di kasino?
f_rachmanto: Ya lebih baik beli mobil.
Aa_online: Sangat relatif ya?
f_rachmanto: Hmm ? ya.
Aa_online:Jadi itu semua akan sangat subyektif, dan sangat tergantung konteks.
Tidak bisa dihakimi secara hitam-putih begitu saja. Dari satu kasus
dengan kasus lain akan berbeda.
Aa_online: Poligami itu
seperti pintu darurat di sebuah pesawat. Boleh digunakan, kalau memang
keadaan mengharuskan. Tapi juga jangan digunakan kalau pesawatnya
baik-baik saja. Jadi harus tahu ilmunya.
f_rachmanto: Hehehe? Memang pernikahan Aa sama Teteh tidak baik2 saja ya?
Aa_online: Tuh kan? Kalo ini mah jadi ngegosip?
f_rachmanto: Iya sori Aa, becanda. Thanks penjelasannya.
f_rachmanto: Btw, ini lagi online di Daarut Tauhid ya A?
Aa_online: Lha koq Daarut Tauhid?
f_rachmanto: Lho? Ini Aa Gym kan?
Aa_online: Aduh Ji! Ini mah saya atuh, Aa Dadang, temen kerja kamu dulu?
f_rachmanto: Astaghfirullah? Kirain dari tadi teh Aa Gym?
Sumber: Ketawa.Com - URL Sumber: klik di sini
URL Arsip: http://arsip.info/07_01_23_052453.html