Forum Komunitas Online Gunungkidul |
|
| [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda | |
|
+10sacho_eka ASDD Prof. edybawas chandra daRinto badai-laut-selatan gimbik adjie redbiem 14 posters | Pengirim | Message |
---|
redbiem Koordinator
Lokasi : dunia maya Reputation : 2 Join date : 03.03.08
| Subyek: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Mon Mar 10, 2008 1:17 am | |
| Tanggal 8 Maret, 66 Tahun Lalu
Oleh Nina Herlina L.
"Wij sluiten nu.Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin!" (Kami akhiri sekarang. Selamat berpisah sampai waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!). Demikian NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij/Maskapai Radio Siaran Hindia Belanda) mengakhiri siarannya pada tanggal 8 Maret 1942.
Enam puluh enam tahun yang lalu, tepatnya 8 Maret 1942, penjajahan Belanda di Indonesia berakhir sudah. Rupanya "waktu yang lebih baik" dalam siaran terakhir NIROM itu tidak pernah ada karena sejak 8 Maret 1942 Indonesia diduduki Pemerintahan Militer Jepang hingga tahun 1945. Indonesia menjadi negara merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Masyarakat awam selalu mengatakan bahwa kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Benarkah demikian? Untuk ke sekian kalinya, harus ditegaskan bahwa "Tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun". Masyarakat memang tidak bisa disalahkan karena anggapan itu sudah tertulis dalam buku-buku pelajaran sejarah sejak Indonesia merdeka! Tidak bisa disalahkan juga ketika Bung Karno mengatakan, "Indonesia dijajah selama 350 tahun!" Sebab, ucapan ini hanya untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia saat perang kemerdekaan (1946-1949) menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Bung Karno menyatakan hal ini agaknya juga untuk meng-counter ucapan para penguasa Hindia Belanda. De Jong, misalnya, dengan arogan berkata, "Belanda sudah berkuasa 300 tahun dan masih akan berkuasa 300 tahun lagi!" Lalu Colijn yang dengan pongah berkoar, "Belanda tak akan tergoyahkan karena Belanda ini sekuat (Gunung) Mount Blanc di Alpen."
Tulisan ini akan menjelaskan bahwa anggapan yang sudah menjadi mitos itu, tidak benar. Mari kita lihat sejak kapan kita (Indonesia) dijajah dan kapan pula penjajahan itu berakhir.
Kedatangan penjajah
Pada 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka, sebuah emporium yang menghubungkan perdagangan dari India dan Cina. Dengan menguasai Malaka, Portugis berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala, dan fuli dari Sumatra dan Maluku. Pada 1512, D`Albuquerque mengirim sebuah armada ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Dalam perjalanan itu mereka singgah di Banten, Sundakalapa, dan Cirebon. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara, akhirnya tiba juga di Ternate.
Di Ternate, Portugis mendapat izin untuk membangun sebuah benteng. Portugis memantapkan kedudukannya di Maluku dan sempat meluaskan pendudukannya ke Timor. Dengan semboyan "gospel, glory, and gold" mereka juga sempat menyebarkan agama Katolik, terutama di Maluku. Waktu itu, Nusantara hanyalah merupakan salah satu mata rantai saja dalam dunia perdagangan milik Portugis yang menguasai separuh dunia ini (separuh lagi milik Spanyol) sejak dunia ini dibagi dua dalam Perjanjian Tordesillas tahun 1493. Portugis menguasai wilayah yang bukan Kristen dari 100 mil di sebelah barat Semenanjung Verde, terus ke timur melalui Goa di India, hingga kepulauan rempah-rempah Maluku. Sisanya (kecuali Eropa) dikuasai Spanyol.
Sejak dasawarsa terakhir abad ke-16, para pelaut Belanda berhasil menemukan jalan dagang ke Asia yang dirahasiakan Portugis sejak awal abad ke-16. Pada 1595, sebuah perusahaan dagang Belanda yang bernama Compagnie van Verre membiayai sebuah ekspedisi dagang ke Nusantara. Ekpedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman ini membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda di Nusantara.
Kunjungan pertama tidak berhasil karena sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga para pedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten. Ketiga kapal kembali ke negerinya dengan muatan penuh. Sementara itu, kapal lainnya meneruskan perjalanannya sampai ke Maluku untuk mencari cengkih dan pala.
Dengan semakin ramainya perdagangan di perairan Nusantara, persaingan dan konflik pun meningkat. Baik di antara sesama pedagang Belanda maupun dengan pedagang asing lainnya seperti Portugis dan Inggris. Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat ini, pada 1602 di Amsterdam dibentuklah suatu wadah yang merupakan perserikatan dari berbagai perusahaan dagang yang tersebar di enam kota di Belanda. Wadah itu diberi nama Verenigde Oost-Indische Compagnie (Serikat Perusahaan Hindia Timur) disingkat VOC.
Pemerintah Kerajaan Belanda (dalam hal ini Staaten General), memberi "izin dagang" (octrooi) pada VOC. VOC boleh menjalankan perang dan diplomasi di Asia, bahkan merebut wilayah-wilayah yang dianggap strategis bagi perdagangannya. VOC juga boleh memiliki angkatan perang sendiri dan mata uang sendiri. Dikatakan juga bahwa octrooi itu selalu bisa diperpanjang setiap 21 tahun. Sejak itu hanya armada-armada dagang VOC yang boleh berdagang di Asia (monopoli perdagangan).
Dengan kekuasaan yang besar ini, VOC akhirnya menjadi "negara dalam negara" dan dengan itu pula mulai dari masa Jan Pieterszoon Coen (1619-1623, 1627-1629) sampai masa Cornelis Speelman (1681-1684) menjadi Gubernur Jenderal VOC, kota-kota dagang di Nusantara yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah berhasil dikuasai VOC. Batavia (sekarang Jakarta) menjadi pusat kedudukan VOC sejak 1619, Ambon dikuasai tahun 1630. Beberapa kota pelabuhan di Pulau Jawa baru diserahkan Mataram kepada VOC antara tahun 1677-1705. Sementara di daerah pedalaman, raja-raja dan para bupati masih tetap berkuasa penuh. Peranan mereka hanya sebatas menjadi "tusschen personen" (perantara) penguasa VOC dan rakyat.
"Power tends to Corrupt." Demikian kata Lord Acton, sejarawan Inggris terkemuka. VOC memiliki kekuasaan yang besar dan lama, VOC pun mengalami apa yang dikatakan Lord Acton. Pada 1799, secara resmi VOC dibubarkan akibat korupsi yang parah mulai dari "cacing cau" hingga Gubernur Jenderalnya. Pemerintah Belanda lalu menyita semua aset VOC untuk membayar utang-utangnya, termasuk wilayah-wilayah yang dikuasainya di Indonesia, seperti kota-kota pelabuhan penting dan pantai utara Pulau Jawa.
Selama satu abad kemudian, Hindia Belanda berusaha melakukan konsolidasi kekuasaannya mulai dari Sabang-Merauke. Namun, tentu saja tidak mudah. Berbagai perang melawan kolonialisme muncul seperti Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1907), Perang di Jambi (1833-1907), Perang di Lampung (1834-1856), Perang di Lombok (1843-1894), Perang Puputan di Bali (1846-1908), Perang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (1852-1908), Perlawanan di Sumatra Utara (1872-1904), Perang di Tanah Batak (1878-1907), dan Perang Aceh (1873-1912).
Peperangan di seluruh Nusantara itu baru berakhir dengan berakhirnya Perang Aceh. Jadi baru setelah tahun 1912, Belanda benar-benar menjajah seluruh wilayah yang kemudian menjadi wilayah Republik Indonesia (kecuali Timor Timur). Jangan lupa pula bahwa antara 1811-1816, Pemerintah Hindia Belanda sempat diselingi oleh pemerintahan interregnum (pengantara) Inggris di bawah Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Saat-saat akhir
Pada 7 Desember 1941, Angkatan Udara Jepang di bawah pimpinan Laksamana Nagano melancarkan serangan mendadak ke pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour, Hawaii. Akibat serangan itu kekuatan angkatan laut AS di Timur Jauh lumpuh. AS pun menyatakan perang terhadap Jepang. Demikian pula Belanda sebagai salah satu sekutu AS menyatakan perang terhadap Jepang.
Pada 18 Desember 1941, pukul 06.30, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer melalui radio menyatakan perang terhadap Jepang. Pernyataan perang tersebut kemudian direspons oleh Jepang dengan menyatakan perang juga terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1942. Setelah armada Sekutu dapat dihancurkan dalam pertempuran di Laut Jawa maka dengan mudah pasukan Jepang mendarat di beberapa tempat di pantai utara Pulau Jawa.
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda memusatkan pertahanannya di sekitar pegunungan Bandung. Pada waktu itu kekuatan militer Hindia Belanda di Jawa berjumlah empat Divisi atau sekitar 40.000 prajurit termasuk pasukan Inggris, AS, dan Australia. Pasukan itu di bawah komando pasukan sekutu yang markas besarnya di Lembang dan Panglimanya ialah Letjen H. Ter Poorten dari Tentara Hindia Belanda (KNIL). Selanjutnya kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda dipindahkan dari Batavia (Jakarta) ke Kota Bandung.
Pasukan Jepang yang mendarat di Eretan Wetan adalah Detasemen Syoji. Pada saat itu satu detasemen pimpinannya berkekuatan 5.000 prajurit yang khusus ditugasi untuk merebut Kota Bandung. Satu batalion bergerak ke arah selatan melalui Anjatan, satu batalion ke arah barat melalui Pamanukan, dan sebagian pasukan melalui Sungai Cipunagara. Batalion Wakamatsu dapat merebut lapangan terbang Kalijati tanpa perlawanan berarti dari Angkatan Udara Inggris yang menjaga lapangan terbang itu.
Pada 5 Maret 1942, seluruh detasemen tentara Jepang yang ada di Kalijati disiapkan untuk menggempur pertahanan Belanda di Ciater dan selanjutnya menyerbu Bandung. Akibat serbuan itu tentara Belanda dari Ciater mundur ke Lembang yang dijadikan benteng terakhir pertahanan Belanda.
Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan Bandung Mayor Jenderal J. J. Pesman agar tidak mengadakan pertempuran di Bandung dan menyarankan mengadakan perundingan mengenai penyerahan pasukan yang berada di garis Utara-Selatan yang melalui Purwakarta dan Sumedang. Menurut Jenderal Ter Poorten, Bandung pada saat itu padat oleh penduduk sipil, wanita, dan anak-anak, dan apabila terjadi pertempuran maka banyak dari mereka yang akan jadi korban.
Pada 7 Maret 1942 sore hari, Lembang jatuh ke tangan tentara Jepang. Mayjen J. J. Pesman mengirim utusan ke Lembang untuk merundingkan masalah itu. Kolonel Syoji menjawab bahwa untuk perundingan itu harus dilakukan di Gedung Isola (sekarang gedung Rektorat UPI Bandung). Sementara itu, Jenderal Imamura yang telah dihubungi Kolonel Syoji segera memerintahkan kepada bawahannya agar mengadakan kontak dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer untuk mengadakan perundingan di Subang pada 8 Maret 1942 pagi. Akan tetapi, Letnan Jenderal Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal agar usul itu ditolak.
Jenderal Imamura mengeluarkan peringatan bahwa "Bila pada 8 Maret 1942 pukul 10.00 pagi para pembesar Belanda belum juga berangkat ke Kalijati maka Bandung akan dibom sampai hancur." Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, di atas Kota Bandung tampak pesawat-pesawat pembom Jepang dalam jumlah besar siap untuk melaksanakan tugasnya.
Melihat kenyataan itu, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda beserta para pembesar tentara Belanda lainnya berangkat ke Kalijati sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Pada mulanya Jenderal Ter Poorten hanya bersedia menyampaikan kapitulasi Bandung. Namun, karena Jenderal Imamura menolak usulan itu dan akan melaksanakan ultimatumnya. Akhirnya, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda menyerahkan seluruh wilayah Hindia Belanda kepada Jepang tanpa syarat. Keesokan harinya, 9 Maret 1942 pukul 08.00 dalam siaran radio Bandung, terdengar perintah Jenderal Ter Poorten kepada seluruh pasukannya untuk menghentikan segala peperangan dan melakukan kapitulasi tanpa syarat.
Itulah akhir kisah penjajahan Belanda. Setelah itu Jepang pun menduduki Indonesia hingga akhirnya merdeka 17 Agustus 1945. Jepang hanya berkuasa tiga tahun lima bulan delapan hari.
Analisis
Berdasarkan uraian di atas, kita bisa menghitung berapa lama sesungguhnya Indonesia dijajah Belanda. Kalau dihitung dari 1596 sampai 1942, jumlahnya 346 tahun. Namun, tahun 1596 itu Belanda baru datang sebagai pedagang. Itu pun gagal mendapat izin dagang. Tahun 1613-1645, Sultan Agung dari Mataram, adalah raja besar yang menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, dan Blambangan. Jadi, tidak bisa dikatakan Belanda sudah menjajah Pulau Jawa (yang menjadi bagian Indonesia kemudian).
Selama seratus tahun dari mulai terbentuknya Hindia Belanda pascakeruntuhan VOC (dengan dipotong masa penjajahan Inggris selama 5 tahun), Belanda harus berusaha keras menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara hingga terciptanya Pax Neerlandica. Namun, demikian hingga akhir abad ke-19, beberapa kerajaan di Bali, dan awal abad ke-20, beberapa kerajaan di Nusa Tenggara Timur, masih mengadakan perjanjian sebagai negara bebas (secara hukum internasional) dengan Belanda. Jangan pula dilupakan hingga sekarang Aceh menolak disamakan dengan Jawa karena hingga 1912 Aceh adalah kerajaan yang masih berdaulat. Orang Aceh hanya mau mengakui mereka dijajah 33 tahun saja.
Kesimpulannya, tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Yang benar adalah, Belanda memerlukan waktu 300 tahun untuk menguasai seluruh Nusantara. ***
Penulis, Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad/Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat/Ketua Pusat Kebudayaan Sunda Fakultas Sastra Unpad.
link: _http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=14579
hmmm ... masuk akal juga .. so bangsa Indonesia tidak boleh minder!!!! | |
| | | adjie Koordinator
Lokasi : Jakarta Reputation : 0 Join date : 29.02.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sat Mar 15, 2008 6:21 pm | |
| - redbiem wrote:
- Tanggal 8 Maret, 66 Tahun Lalu
Oleh Nina Herlina L.
"Wij sluiten nu.Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin!" (Kami akhiri sekarang. Selamat berpisah sampai waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!). Demikian NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij/Maskapai Radio Siaran Hindia Belanda) mengakhiri siarannya pada tanggal 8 Maret 1942.
Enam puluh enam tahun yang lalu, tepatnya 8 Maret 1942, penjajahan Belanda di Indonesia berakhir sudah. Rupanya "waktu yang lebih baik" dalam siaran terakhir NIROM itu tidak pernah ada karena sejak 8 Maret 1942 Indonesia diduduki Pemerintahan Militer Jepang hingga tahun 1945. Indonesia menjadi negara merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Masyarakat awam selalu mengatakan bahwa kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Benarkah demikian? Untuk ke sekian kalinya, harus ditegaskan bahwa "Tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun". Masyarakat memang tidak bisa disalahkan karena anggapan itu sudah tertulis dalam buku-buku pelajaran sejarah sejak Indonesia merdeka! Tidak bisa disalahkan juga ketika Bung Karno mengatakan, "Indonesia dijajah selama 350 tahun!" Sebab, ucapan ini hanya untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia saat perang kemerdekaan (1946-1949) menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Bung Karno menyatakan hal ini agaknya juga untuk meng-counter ucapan para penguasa Hindia Belanda. De Jong, misalnya, dengan arogan berkata, "Belanda sudah berkuasa 300 tahun dan masih akan berkuasa 300 tahun lagi!" Lalu Colijn yang dengan pongah berkoar, "Belanda tak akan tergoyahkan karena Belanda ini sekuat (Gunung) Mount Blanc di Alpen."
Tulisan ini akan menjelaskan bahwa anggapan yang sudah menjadi mitos itu, tidak benar. Mari kita lihat sejak kapan kita (Indonesia) dijajah dan kapan pula penjajahan itu berakhir.
Kedatangan penjajah
Pada 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka, sebuah emporium yang menghubungkan perdagangan dari India dan Cina. Dengan menguasai Malaka, Portugis berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala, dan fuli dari Sumatra dan Maluku. Pada 1512, D`Albuquerque mengirim sebuah armada ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Dalam perjalanan itu mereka singgah di Banten, Sundakalapa, dan Cirebon. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara, akhirnya tiba juga di Ternate.
Di Ternate, Portugis mendapat izin untuk membangun sebuah benteng. Portugis memantapkan kedudukannya di Maluku dan sempat meluaskan pendudukannya ke Timor. Dengan semboyan "gospel, glory, and gold" mereka juga sempat menyebarkan agama Katolik, terutama di Maluku. Waktu itu, Nusantara hanyalah merupakan salah satu mata rantai saja dalam dunia perdagangan milik Portugis yang menguasai separuh dunia ini (separuh lagi milik Spanyol) sejak dunia ini dibagi dua dalam Perjanjian Tordesillas tahun 1493. Portugis menguasai wilayah yang bukan Kristen dari 100 mil di sebelah barat Semenanjung Verde, terus ke timur melalui Goa di India, hingga kepulauan rempah-rempah Maluku. Sisanya (kecuali Eropa) dikuasai Spanyol.
Sejak dasawarsa terakhir abad ke-16, para pelaut Belanda berhasil menemukan jalan dagang ke Asia yang dirahasiakan Portugis sejak awal abad ke-16. Pada 1595, sebuah perusahaan dagang Belanda yang bernama Compagnie van Verre membiayai sebuah ekspedisi dagang ke Nusantara. Ekpedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman ini membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda di Nusantara.
Kunjungan pertama tidak berhasil karena sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga para pedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten. Ketiga kapal kembali ke negerinya dengan muatan penuh. Sementara itu, kapal lainnya meneruskan perjalanannya sampai ke Maluku untuk mencari cengkih dan pala.
Dengan semakin ramainya perdagangan di perairan Nusantara, persaingan dan konflik pun meningkat. Baik di antara sesama pedagang Belanda maupun dengan pedagang asing lainnya seperti Portugis dan Inggris. Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat ini, pada 1602 di Amsterdam dibentuklah suatu wadah yang merupakan perserikatan dari berbagai perusahaan dagang yang tersebar di enam kota di Belanda. Wadah itu diberi nama Verenigde Oost-Indische Compagnie (Serikat Perusahaan Hindia Timur) disingkat VOC.
Pemerintah Kerajaan Belanda (dalam hal ini Staaten General), memberi "izin dagang" (octrooi) pada VOC. VOC boleh menjalankan perang dan diplomasi di Asia, bahkan merebut wilayah-wilayah yang dianggap strategis bagi perdagangannya. VOC juga boleh memiliki angkatan perang sendiri dan mata uang sendiri. Dikatakan juga bahwa octrooi itu selalu bisa diperpanjang setiap 21 tahun. Sejak itu hanya armada-armada dagang VOC yang boleh berdagang di Asia (monopoli perdagangan).
Dengan kekuasaan yang besar ini, VOC akhirnya menjadi "negara dalam negara" dan dengan itu pula mulai dari masa Jan Pieterszoon Coen (1619-1623, 1627-1629) sampai masa Cornelis Speelman (1681-1684) menjadi Gubernur Jenderal VOC, kota-kota dagang di Nusantara yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah berhasil dikuasai VOC. Batavia (sekarang Jakarta) menjadi pusat kedudukan VOC sejak 1619, Ambon dikuasai tahun 1630. Beberapa kota pelabuhan di Pulau Jawa baru diserahkan Mataram kepada VOC antara tahun 1677-1705. Sementara di daerah pedalaman, raja-raja dan para bupati masih tetap berkuasa penuh. Peranan mereka hanya sebatas menjadi "tusschen personen" (perantara) penguasa VOC dan rakyat.
"Power tends to Corrupt." Demikian kata Lord Acton, sejarawan Inggris terkemuka. VOC memiliki kekuasaan yang besar dan lama, VOC pun mengalami apa yang dikatakan Lord Acton. Pada 1799, secara resmi VOC dibubarkan akibat korupsi yang parah mulai dari "cacing cau" hingga Gubernur Jenderalnya. Pemerintah Belanda lalu menyita semua aset VOC untuk membayar utang-utangnya, termasuk wilayah-wilayah yang dikuasainya di Indonesia, seperti kota-kota pelabuhan penting dan pantai utara Pulau Jawa.
Selama satu abad kemudian, Hindia Belanda berusaha melakukan konsolidasi kekuasaannya mulai dari Sabang-Merauke. Namun, tentu saja tidak mudah. Berbagai perang melawan kolonialisme muncul seperti Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1907), Perang di Jambi (1833-1907), Perang di Lampung (1834-1856), Perang di Lombok (1843-1894), Perang Puputan di Bali (1846-1908), Perang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (1852-1908), Perlawanan di Sumatra Utara (1872-1904), Perang di Tanah Batak (1878-1907), dan Perang Aceh (1873-1912).
Peperangan di seluruh Nusantara itu baru berakhir dengan berakhirnya Perang Aceh. Jadi baru setelah tahun 1912, Belanda benar-benar menjajah seluruh wilayah yang kemudian menjadi wilayah Republik Indonesia (kecuali Timor Timur). Jangan lupa pula bahwa antara 1811-1816, Pemerintah Hindia Belanda sempat diselingi oleh pemerintahan interregnum (pengantara) Inggris di bawah Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Saat-saat akhir
Pada 7 Desember 1941, Angkatan Udara Jepang di bawah pimpinan Laksamana Nagano melancarkan serangan mendadak ke pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour, Hawaii. Akibat serangan itu kekuatan angkatan laut AS di Timur Jauh lumpuh. AS pun menyatakan perang terhadap Jepang. Demikian pula Belanda sebagai salah satu sekutu AS menyatakan perang terhadap Jepang.
Pada 18 Desember 1941, pukul 06.30, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer melalui radio menyatakan perang terhadap Jepang. Pernyataan perang tersebut kemudian direspons oleh Jepang dengan menyatakan perang juga terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1942. Setelah armada Sekutu dapat dihancurkan dalam pertempuran di Laut Jawa maka dengan mudah pasukan Jepang mendarat di beberapa tempat di pantai utara Pulau Jawa.
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda memusatkan pertahanannya di sekitar pegunungan Bandung. Pada waktu itu kekuatan militer Hindia Belanda di Jawa berjumlah empat Divisi atau sekitar 40.000 prajurit termasuk pasukan Inggris, AS, dan Australia. Pasukan itu di bawah komando pasukan sekutu yang markas besarnya di Lembang dan Panglimanya ialah Letjen H. Ter Poorten dari Tentara Hindia Belanda (KNIL). Selanjutnya kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda dipindahkan dari Batavia (Jakarta) ke Kota Bandung.
Pasukan Jepang yang mendarat di Eretan Wetan adalah Detasemen Syoji. Pada saat itu satu detasemen pimpinannya berkekuatan 5.000 prajurit yang khusus ditugasi untuk merebut Kota Bandung. Satu batalion bergerak ke arah selatan melalui Anjatan, satu batalion ke arah barat melalui Pamanukan, dan sebagian pasukan melalui Sungai Cipunagara. Batalion Wakamatsu dapat merebut lapangan terbang Kalijati tanpa perlawanan berarti dari Angkatan Udara Inggris yang menjaga lapangan terbang itu.
Pada 5 Maret 1942, seluruh detasemen tentara Jepang yang ada di Kalijati disiapkan untuk menggempur pertahanan Belanda di Ciater dan selanjutnya menyerbu Bandung. Akibat serbuan itu tentara Belanda dari Ciater mundur ke Lembang yang dijadikan benteng terakhir pertahanan Belanda.
Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan Bandung Mayor Jenderal J. J. Pesman agar tidak mengadakan pertempuran di Bandung dan menyarankan mengadakan perundingan mengenai penyerahan pasukan yang berada di garis Utara-Selatan yang melalui Purwakarta dan Sumedang. Menurut Jenderal Ter Poorten, Bandung pada saat itu padat oleh penduduk sipil, wanita, dan anak-anak, dan apabila terjadi pertempuran maka banyak dari mereka yang akan jadi korban.
Pada 7 Maret 1942 sore hari, Lembang jatuh ke tangan tentara Jepang. Mayjen J. J. Pesman mengirim utusan ke Lembang untuk merundingkan masalah itu. Kolonel Syoji menjawab bahwa untuk perundingan itu harus dilakukan di Gedung Isola (sekarang gedung Rektorat UPI Bandung). Sementara itu, Jenderal Imamura yang telah dihubungi Kolonel Syoji segera memerintahkan kepada bawahannya agar mengadakan kontak dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer untuk mengadakan perundingan di Subang pada 8 Maret 1942 pagi. Akan tetapi, Letnan Jenderal Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal agar usul itu ditolak.
Jenderal Imamura mengeluarkan peringatan bahwa "Bila pada 8 Maret 1942 pukul 10.00 pagi para pembesar Belanda belum juga berangkat ke Kalijati maka Bandung akan dibom sampai hancur." Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, di atas Kota Bandung tampak pesawat-pesawat pembom Jepang dalam jumlah besar siap untuk melaksanakan tugasnya.
Melihat kenyataan itu, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda beserta para pembesar tentara Belanda lainnya berangkat ke Kalijati sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Pada mulanya Jenderal Ter Poorten hanya bersedia menyampaikan kapitulasi Bandung. Namun, karena Jenderal Imamura menolak usulan itu dan akan melaksanakan ultimatumnya. Akhirnya, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda menyerahkan seluruh wilayah Hindia Belanda kepada Jepang tanpa syarat. Keesokan harinya, 9 Maret 1942 pukul 08.00 dalam siaran radio Bandung, terdengar perintah Jenderal Ter Poorten kepada seluruh pasukannya untuk menghentikan segala peperangan dan melakukan kapitulasi tanpa syarat.
Itulah akhir kisah penjajahan Belanda. Setelah itu Jepang pun menduduki Indonesia hingga akhirnya merdeka 17 Agustus 1945. Jepang hanya berkuasa tiga tahun lima bulan delapan hari.
Analisis
Berdasarkan uraian di atas, kita bisa menghitung berapa lama sesungguhnya Indonesia dijajah Belanda. Kalau dihitung dari 1596 sampai 1942, jumlahnya 346 tahun. Namun, tahun 1596 itu Belanda baru datang sebagai pedagang. Itu pun gagal mendapat izin dagang. Tahun 1613-1645, Sultan Agung dari Mataram, adalah raja besar yang menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, dan Blambangan. Jadi, tidak bisa dikatakan Belanda sudah menjajah Pulau Jawa (yang menjadi bagian Indonesia kemudian).
Selama seratus tahun dari mulai terbentuknya Hindia Belanda pascakeruntuhan VOC (dengan dipotong masa penjajahan Inggris selama 5 tahun), Belanda harus berusaha keras menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara hingga terciptanya Pax Neerlandica. Namun, demikian hingga akhir abad ke-19, beberapa kerajaan di Bali, dan awal abad ke-20, beberapa kerajaan di Nusa Tenggara Timur, masih mengadakan perjanjian sebagai negara bebas (secara hukum internasional) dengan Belanda. Jangan pula dilupakan hingga sekarang Aceh menolak disamakan dengan Jawa karena hingga 1912 Aceh adalah kerajaan yang masih berdaulat. Orang Aceh hanya mau mengakui mereka dijajah 33 tahun saja.
Kesimpulannya, tidak benar kita dijajah Belanda selama 350 tahun. Yang benar adalah, Belanda memerlukan waktu 300 tahun untuk menguasai seluruh Nusantara. ***
Penulis, Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad/Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat/Ketua Pusat Kebudayaan Sunda Fakultas Sastra Unpad.
link: _http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=14579
hmmm ... masuk akal juga .. so bangsa Indonesia tidak boleh minder!!!! betul kang mas nek minder ketinggalan jaman | |
| | | gimbik Pengawas
Lokasi : Nori One Reputation : 6 Join date : 04.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Mon Mar 24, 2008 2:58 pm | |
| | |
| | | redbiem Koordinator
Lokasi : dunia maya Reputation : 2 Join date : 03.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Mar 25, 2008 7:21 am | |
| | |
| | | adjie Koordinator
Lokasi : Jakarta Reputation : 0 Join date : 29.02.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Mar 25, 2008 7:20 pm | |
| - redbiem wrote:
- puniko wes ra maen voli po bos??
wes ra kuat smas mas wes dientekne bojone tenagane wes lemes makane ra main poli mending main mbi bojone | |
| | | badai-laut-selatan KorLap
Lokasi : LORING ANGGA Reputation : 0 Join date : 22.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Wed Mar 26, 2008 9:36 pm | |
| lha wong sejarah dasare wae duruh kukuh, tapi bisa jadi seperti itu, tapi aku berpikir kata-kata Indonesia di jajah selama 350 tahun, maksudnya indonesia dijajah, memang sebelum di jajah indonesia sudah berdiri? hayo iya gak... kalau tahun di atas dihitung dari masuknya nya di malaka, memang dulu indonesia daerahnya mulai dari malaka? berarti kita menghitungnya dari daerah terakhir yang bisa dikuasai sejak menyatakan proklamasi. Kalau mengakui wilayah dari malaka apa dasarnya, dari sejarah sriwijaya? lha wong majapahit saja sudah berpengaruh sampai kamboja... fakta loh ini... JADI UNGKAPAN INDONESIA TELAH DI JAJAH pun ada slah penafsiran....... | |
| | | gimbik Pengawas
Lokasi : Nori One Reputation : 6 Join date : 04.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sun Mar 30, 2008 10:32 pm | |
| | |
| | | adjie Koordinator
Lokasi : Jakarta Reputation : 0 Join date : 29.02.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Apr 01, 2008 7:07 pm | |
| - badai-laut-selatan wrote:
- lha wong sejarah dasare wae duruh kukuh, tapi bisa jadi seperti itu, tapi aku berpikir kata-kata Indonesia di jajah selama 350 tahun, maksudnya indonesia dijajah, memang sebelum di jajah indonesia sudah berdiri? hayo iya gak...
kalau tahun di atas dihitung dari masuknya nya di malaka, memang dulu indonesia daerahnya mulai dari malaka? berarti kita menghitungnya dari daerah terakhir yang bisa dikuasai sejak menyatakan proklamasi. Kalau mengakui wilayah dari malaka apa dasarnya, dari sejarah sriwijaya? lha wong majapahit saja sudah berpengaruh sampai kamboja... fakta loh ini... JADI UNGKAPAN INDONESIA TELAH DI JAJAH pun ada slah penafsiran....... monggo dilanjut mas | |
| | | badai-laut-selatan KorLap
Lokasi : LORING ANGGA Reputation : 0 Join date : 22.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Wed Apr 02, 2008 8:52 pm | |
| hehehehe...wah aku ditanggap...tapi yo nganyelake...dulu waktu diajarin sejarah aku cuma manggut manggut saja...sekarang baru terasa.......itu aja masih sedikit yang aku tahu, ada satu lagi sejarah Gunungkidul yang terkenal dengan Dhaksinarga Bhumikarta yang menjadi kata kata dalam lambang Gunungkidul......hayo ada yang tahu? kalau tidak tahu coba baca blogsku di http://badailautselatan.multiply.com/journal/item/24/sejarah_Gunungkidul_versi_baru
karena capek aku nulis 2 kali.....syukur blogsku dibaca oleh orang pemda Gunungkidul.
silahkan menambahkan atau menyanggah, akan sangat berterimaksih jika sanggahan lewat multipy, nanti kalau sudah masuk aku masukin dech di forum ini.
(symbiosis mutual buka?) hehehehe | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sat Apr 05, 2008 2:31 pm | |
| |
| | | badai-laut-selatan KorLap
Lokasi : LORING ANGGA Reputation : 0 Join date : 22.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sun Apr 06, 2008 3:09 pm | |
| justru itu kita harus mulai semakin jeli menyaring informasi, ada beberapa informasu tentang GK yang masih kabur........ | |
| | | daRinto Donatur
Lokasi : Jakarta Reputation : 1 Join date : 08.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sun Apr 06, 2008 6:06 pm | |
| :!@#@!: :!@#@!: Setujuh adjah setujuh. | |
| | | gimbik Pengawas
Lokasi : Nori One Reputation : 6 Join date : 04.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Mon Apr 28, 2008 7:38 am | |
| lha iya itu mas jangan asal setuju aja kalo bisa lebih peka terhadap sekitar mas biar lebih enak dunk | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Mon Apr 28, 2008 2:36 pm | |
| - gimbik wrote:
- lha iya itu mas jangan asal setuju aja kalo bisa lebih peka terhadap sekitar mas biar lebih enak dunk
yup bener, dijajah 350 tahun kata temen saya yang guru sejarah ( buwarsiyah) adalah proses komulatif dari serangkaian penaklukan bangsa londho ( khas bantul e ) ke indonesia, nek mung ditulis 10 tahun opo 50 tahun mengko seng dijajah disik dewe meri, nek ditulis kabeh (jarene bu warsiyah) nggo ngeling2 nek bongso londho ki tau njajah neng kene 3,5 abad . dadine bukan dijajah 350 tahun terus menerus tapi komulatif dari sabang sampai merauke seng melu indonesia seng pernah dijajah paling dhisik ngendi trus seng keri dewe ngendi trus di itung ngono jarene mas |
| | | badai-laut-selatan KorLap
Lokasi : LORING ANGGA Reputation : 0 Join date : 22.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Wed Apr 30, 2008 3:14 pm | |
| itu kan proses kumulatif yang dilakukan oleh belanda, tapi sebelum itu kan indonesia belum beridiri, baik bangsa maupun negara pun berdiri resminya setelah menang perang dan proklamasi kan..... bagaimana ketika masa peralihan kekuasaan seperti kerajaan A menguasai kerajaan B, yang aku tangkap dalam konteks kalimat bangsa indonesia dijajah selama 3,5 abad adalah bukan karena 3,5 abad nya dijajah tapi tujuan penyebutan bangsa Indonesia agar suatu kesatuan daerah merasa sehidup sepenanggungan, sebab kalau dilihat dari waktu tentunya daerah 1 dengan yang lainnya berbeda dan tentunya akan keluar unsur-unsur kedaerahan. Dan sebutan proses kumulatif ini saya rasa bias, dan tentunya kita harus melihat kembali apa yang didoktrinkan ke masyarakat tentang sejarah pada masa lalu, contohnya seperti apa perjuangan pihak Yogyakarta dalam membangun negara ini pun hanya terkesan malu malu, bukan sebagai unsur sejarah yang apa adanya. Dan ilmu sejarah saya rasa hanya berkerangka masa awal kehidupan prasejarah yang langsung di judge bahwa manusia purba perpindahan dari daratan Yunan, China ....kemudian masa keemasan kerajaan dengan bangunan-bangunannya, masa peralihan agama antar kerajaan, perubahan status dari sekumpulan kerajaan yang terpecah belah menajadi suatu negara.Dan itu disama ratakan dari ujung daerah ke daerah lain. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Wed Apr 30, 2008 3:46 pm | |
| - badai-laut-selatan wrote:
- itu kan proses kumulatif yang dilakukan oleh belanda, tapi sebelum itu kan indonesia belum beridiri, baik bangsa maupun negara pun berdiri resminya setelah menang perang dan proklamasi kan.....
bagaimana ketika masa peralihan kekuasaan seperti kerajaan A menguasai kerajaan B, yang aku tangkap dalam konteks kalimat bangsa indonesia dijajah selama 3,5 abad adalah bukan karena 3,5 abad nya dijajah tapi tujuan penyebutan bangsa Indonesia agar suatu kesatuan daerah merasa sehidup sepenanggungan, sebab kalau dilihat dari waktu tentunya daerah 1 dengan yang lainnya berbeda dan tentunya akan keluar unsur-unsur kedaerahan. Dan sebutan proses kumulatif ini saya rasa bias, dan tentunya kita harus melihat kembali apa yang didoktrinkan ke masyarakat tentang sejarah pada masa lalu, contohnya seperti apa perjuangan pihak Yogyakarta dalam membangun negara ini pun hanya terkesan malu malu, bukan sebagai unsur sejarah yang apa adanya. Dan ilmu sejarah saya rasa hanya berkerangka masa awal kehidupan prasejarah yang langsung di judge bahwa manusia purba perpindahan dari daratan Yunan, China ....kemudian masa keemasan kerajaan dengan bangunan-bangunannya, masa peralihan agama antar kerajaan, perubahan status dari sekumpulan kerajaan yang terpecah belah menajadi suatu negara.Dan itu disama ratakan dari ujung daerah ke daerah lain. betul2 mas setudju aku |
| | | redbiem Koordinator
Lokasi : dunia maya Reputation : 2 Join date : 03.03.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Sun May 11, 2008 6:05 pm | |
| - badai-laut-selatan wrote:
- itu kan proses kumulatif yang dilakukan oleh belanda, tapi sebelum itu kan indonesia belum beridiri, baik bangsa maupun negara pun berdiri resminya setelah menang perang dan proklamasi kan.....
bagaimana ketika masa peralihan kekuasaan seperti kerajaan A menguasai kerajaan B, yang aku tangkap dalam konteks kalimat bangsa indonesia dijajah selama 3,5 abad adalah bukan karena 3,5 abad nya dijajah tapi tujuan penyebutan bangsa Indonesia agar suatu kesatuan daerah merasa sehidup sepenanggungan, sebab kalau dilihat dari waktu tentunya daerah 1 dengan yang lainnya berbeda dan tentunya akan keluar unsur-unsur kedaerahan. Leres bossss... kulo setuju.. tapi cuman sampe di atas je... nek sing di bawah niki kulo kurang mudeng.... - badai-laut-selatan wrote:
- Dan sebutan proses kumulatif ini saya rasa bias, dan tentunya kita harus melihat kembali apa yang didoktrinkan ke masyarakat tentang sejarah pada masa lalu, contohnya seperti apa perjuangan pihak Yogyakarta dalam membangun negara ini pun hanya terkesan malu malu, bukan sebagai unsur sejarah yang apa adanya.
Dan ilmu sejarah saya rasa hanya berkerangka masa awal kehidupan prasejarah yang langsung di judge bahwa manusia purba perpindahan dari daratan Yunan, China ....kemudian masa keemasan kerajaan dengan bangunan-bangunannya, masa peralihan agama antar kerajaan, perubahan status dari sekumpulan kerajaan yang terpecah belah menajadi suatu negara.Dan itu disama ratakan dari ujung daerah ke daerah lain. matur suwun bosss... | |
| | | chandra Warga
Lokasi : wonosari Reputation : 0 Join date : 15.01.09
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Thu Jan 15, 2009 11:14 pm | |
| Sebenarnya masalah lama penjajahan belanda hanyalah bentuk penyederhanaan saja..seharusnya begitu meninggalkan bangku SD/SMP maka kita harus lebih mendalami lagi semua fakta yang terkait dan kita terima selama kita sekolah di SD/SMP..
Dan Faktanya adalah Belanda benar tidak menjajah "Indonesia" selama 350 tahun, terus berapa lama??..menurut saya bukan berapa lama yang menjadi permasalahan, tapi lebih pada definisi penjajahan itu sendiri. Sukarno mengatakan bahwa yang kita capai lewat Proklamasi Tahun 1945 adalah Kemerdekaan dalam pengertian politik, sedangkan ekonomi kita belum..oleh karena itu Sukarno menyatakan bahwa Revolusi Belum Selesai..
Kemudian, jika kita mempelajari sejarah kita dengan lebih teliti, maka kita akan kita temui fakta bahwa sebenarnya yang terjadi selama 350 tahun tersebut adalah kondisi dimana Belanda menguasai sumber-sumber ekonomi kita..untuk menguasai sumber-sumber ekonomi itu belanda mengguna berbagai cara sesuai dengan kebutuhan (misalnya dengan cara perang, dengan cara membeli Hak atas tanah-kasus Bengkulu misalnya, menerapkan Tanam Paksa dan lainnya)..Intinya adalah Belanda menjadikan Kita sebagai Sapi Perah untuk kemakmuran mereka di Eropa.
Pertanyaannya adalah apakah saat ini kita bukan lagi Sapi Perah bagi negara-negara maju?..pernahkah kita mengkaji lebih teliti tentang misalnya prosentase Kepemilikan Saham Perusahaan yang mengolah Hasil Alam Kita?..Pernahkah kita mau tahu seberapa banyak barang-barang yang kita pakai dan kita gunakan yang berasal/produk dari Perusahaan Luar Negeri ?..Jika saja kita dapat mengetahui kedua pertanyaan tersebut maka kita akan bisa mendapatkan gambaran lebih jernih tentang Posisi kemandirian bangsa ini..
Lalu, Sudah Merdeka kah Kita?? | |
| | | edybawas KorLap
Lokasi : Cuwelo~Semanu~Jakarta Reputation : 2 Join date : 29.08.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Thu Jan 15, 2009 11:29 pm | |
| kalau menurut nyonge... sekarang aja kita aja masih di jajah.... ndak usah ngetung-ngetung tahun berapa lama kita di jajah tapi "Apakah sekarang kita sudah MERDEKA....?" di pikir kanti wening....!!! | |
| | | Prof. Koordinator
Lokasi : pekanbaru Reputation : 3 Join date : 07.12.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Feb 10, 2009 8:28 pm | |
| Penjajahan pada dasarnya tidak bisa dihapus dari muka bumi....meski sekarang penjajahan dilakuakan dengan cara halus.... | |
| | | ASDD Presidium
Lokasi : 7°49'LU 110°22'BT Reputation : 72 Join date : 20.02.09
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Wed Feb 25, 2009 11:43 pm | |
| sek pertama menjajah kan VOC, belanda mengambil alih kan tahun 1800..... trus sek di omongke indonesia kie sek endi, wilayah NKRi saiki po sek endi, soale kan tahun 1600 rung ono jeneng indonesia. | |
| | | sacho_eka Pengawas
Lokasi : tangerang- banten Reputation : 36 Join date : 03.11.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Thu Nov 17, 2011 10:25 pm | |
| - ASDD wrote:
- sek pertama menjajah kan VOC, belanda mengambil alih kan tahun 1800.....
trus sek di omongke indonesia kie sek endi, wilayah NKRi saiki po sek endi, soale kan tahun 1600 rung ono jeneng indonesia. cen yo ra nggenah .. jaman semono indonesia ki bentuk e kerajaan2.. sing penting ujung2e indonesia kalah...! malh ono sing takon jarene merdekane ki hadiah.. opo iyo tho?? | |
| | | Mochamad Nurahyani Camat
Lokasi : http://toko-muslim.web.id Reputation : 9 Join date : 01.10.08
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Fri Nov 18, 2011 6:35 am | |
| sak ngertiku yo asline kie indonesia tidak dijajah 100%, hanya perdagangannya saja dikuasai belanda, bahkan sampai sekarang pun masih seperti itu. Bedanya kalau dulu hanya belanda yang menguasai kalau sekarang bahkan qatar, saudi, amerika dll telah menguasai perdagangan diindoneseia. jadi sampai saat ini pun secara defacto kita BELUM MERDEKA........ | |
| | | alventa Pengawas
Lokasi : http://instaforex.com/ Reputation : 5 Join date : 24.06.11
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Jan 17, 2012 9:44 am | |
| Info menarik, ...biar pada tahu....... | |
| | | tanpo bondo Warga
Lokasi : cikarang Reputation : 0 Join date : 11.01.12
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Jan 17, 2012 1:45 pm | |
| kacek sitik wae yo gak popo | |
| | | Agus_Gogon Pengawas
Lokasi : karangetan rongkop GK pondok gede Reputation : 109 Join date : 17.09.10
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda Tue Jan 17, 2012 5:20 pm | |
| | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda | |
| |
| | | | [Pelurusan Sejarah] Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|