Sebulan Peringatan Bulan Maria
PALIYAN – Selama satu bulan penuh pada Mei 2008 kemarin Goa Maria Tritis yang terletak di dusun Bulu, desa Giring kecamatan Paliyan Gunungkidul dikunjungi sekitar 25 umat katolik untuk memperingati bulan maria.
Sebagai acara penutupan bulan penghormatan umat katholik terhadap bunda Maria, Sabtu (31/5) lalu, diselenggaran misa kebaktian yang diikuti sekitar 1000 umat yang dibagi menjadi dua kali perayaan ekaresti misa.
“Agenda penutupan bulan maria di Goa Tritis dilakukan dua kali misa ekaresti agar semua umat yang datang dari luar kota bisa mengikuti,” kata Theresia Kusumaningsih seksi liturgi dewan Paroki Geriaj Santo Petrus Kanisuis Wonosari kepada Harian Jogja, kemarin.
Menurut Kusumaningsing untuk misa penutupan bulan maria dipimpin Romo Ign. Slamet Riyono Pr dari Paroki Nanggulan Kulonprogo dengan pesan misa mengajak umat katholik secara khusus melibatkan satu dengan yang lain sehingga tercipta suatu sikap silidatitas yang nyata ditengah hidup bermasyarakat. “Secara khusus kami mengajak umat untuk mendoakan agar kongres keuskupan Agung Semarang yang sebentar lagi akan diselenggarakan pertama kalinya berjalan dengan lancar,” tandas Khusumaningsih.
Misa yang dipandu SMA Dominikus Wonosari sebagai paduan suara dan tata laksana misa sejumlah umat dari berbagai kota, Bandung Jawa Barat, Kelaurga Mahasiswa Katolik se Surabaya, KMK Fisipol UGM Yogyakarta, lingkungan Paroki Pangkalan Adisutjipto, Paroki Bintaran, remaja dan anak muda dari siswa SD Kanisuis dan SMP Kanisus Wonosari.
Terpisah, Elisabet Ria Novienti salah satu staf pengajar SMP Kanisuis Wonosari mengaku secara khusus mengajak siswanya untuk mengikuti ekaresti di Goa Maria Tritis. ”Selain menjadi kegiatan sekolah, anak-anak mengaku senang bisa beribadah yang berhadapan langsung dengan alam seeprti ini,”kata guru yang disapa bu Ria ditemui Harian Jogja.
Maria Yunita ketua rombongan Keluarga Mahasiswa Katolik se Surabaya mengaku tertarik dengan keasrian Goa Maria Tritis di Paroki Wonosari ini. “Saya baru sekali ini mengikuti ziarah di goa maria yang benar-benar ditengah alam yang sangat indah ini. Rasanya makin didekatkan dengan keagungan alam ciptaan Tuhan,” Maria Yunita.
Sekedar diketahui, Goa Maria Tritis ini terletak di padukuhan Bulu, desa Giring kecamatan Paliyan Gunungkidul sekitar 17 kilometer arah selatan dari pusat ibukota Kabupaten, Wonosari atau sekitar 7 kilometer ke arah utara dari pantai Baron.
Karena Goa Tritis asri ini setiap bulan Mei dan Oktober menyedot perhatian umat Katolik dari luar kota seperti Malang, Surabaya, Jakarta bahkan Jateng. Sebelum resmi dikelola Paroki Wonosari sebagai tempat ibadah, goa sepi dan dikenal angker ini sempat menjadi tempat pertapaan atau tempat semedi yang pernah dipercayai sebagi tempat turunnya wahyu keraton mataram.
Pada Tahun 1974 goa ini ditemukan seorang siswi SD Sanjaya Giring yang dilaporkan kepada Romo (pastor) Al.Hardjosudarmo SJ yang saat itu kebingungan mencari tempat untuk merayakan hari natal. Oleh biarawan ordo Sarikat Jesus dan umat katolik setempat akhirnya goa digunakan untuk tempat ibadah sehingga kesan angker dan menakutkan lambat laun luntur dan terus dikunjungi umat untuk beribadah di bulan mei dan Oktober.
Muali Romo Paroki Zahnweh SJ (1977) hingga Romo Paroki L Sutarno SJ (1991) terus berupaya melakukan pembangunan akses jalan menuju mulut goa dengan melibatkan warag setempat. Kini jalur jalan salib yang bisa digunkana untuk mengenang kesengsaraan yesus menjelang kematian juga dibuat asri melalui medan jalan melintasi gunung dan perbukitan.
Goa yang juga menajdi taman lourdesnya Paroki Wonosari ini nampak masih asri dengan tetesan air dari langit-langit goa yang mengandung air kapur dan memunculkan stalaktit dan stalagmit yang memberi daya tarik tersendiri.